Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Hati-hati! Ini bahaya nya sering menakut-nakuti anak

7 Desember 2024   19:53 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://cermin-dunia.github.io/cabai/post/gambar-orang-tua-dan-anak-kartun/

Beberapa waktu lalu, viral seorang influencer bernama Erna Megawati yang lebih dikenal dengan Mega Kenichiro atau Mama Mega dikritik lantaran sering membuat konten menjahili anaknya yaitu Ritsuki dengan menakut-nakuti atau mengagetkan anak hingga menangis. Hal ini bermula dari cuitan seorang pengguna X yang mengkritik beberapa video Mama Mega yang menakut-nakuti Ritsuki hingga Ritsuki menangis. Cuitan tersebut langsung viral dan menjadi trending topik di media sosial. Banyak netizen yang mengkritik parenting Mama Mega tersebut dan mengkhawatirkan psikologis Ritsuki yang sering dijahili dan ditakut-takuti mamanya.

Banyak dari orang tua yang tidak menyadari bahwa menakut-nakuti anak akan berdampak negatif untuk kedepannya. Seringkali orang tua berdalih untuk mendisiplinkan anak atau hanya sekedar bercanda dengan anak. Padahal masih banyak cara yang lebih positif untuk mendisiplinkan anak dan membangun kedekatan dengan anak. Contoh paling sering kita dengar yaitu mengancam anak dengan jarum suntik. Seperti "Kalau kamu nakal mama bawa ke dokter lho biar disuntik!." Hal ini akan membuat anak mengganggap dokter dan disuntik itu merupakan sebuah hal yang menakutkan. Akibatnya banyak anak yang tidak mau diimunisasi karena takut.

Tindakan menakut-nakuti anak termasuk ke dalam bentuk kekerasan pada anak. Kekerasan merupakan setiap perbuatan terhadap  anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Bentuk kekerasan pada anak terbagi menjadi 3, yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan psikis/emosional. Salah satu bentuk kekerasan psikis yaitu menakut-nakuti dan mengancam anak. Selain bentuk-bentuk lain kekerasan psikis pada anak yaitu membentak, mengatakan anak bodoh, mengekang anak, berbohong pada anak, dsb.

Kekerasan yang dialami anak seringkali terjadi di lingkungan terdekat anak dan tidak jarang pelaku adalah orang terdekat atau orang yang dikenal anak. Kekerasan terhadap anak juga dapat dilakukan oleh sesama anak lainnya. Ada banyak alasan dikemukakan, namun sebagian terbesar bersumber dari ketidakmampuan pelaku dalam mengelola/mengendalikan emosi atau kemarahannya, serta ketidakpahaman terhadap dampak tindakan kekerasan tersebut terhadap kualitas perkembangan anak dalam jangka panjang.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak negatif bagi anak. Pertama anak akan merasakan takut, cemas, frustasi, bingung, marah, dsb. Kedua anak akan sulit mengembangkan rasa percaya diri dalam dirinya dan sulit berkonsentrasi. Ketiga anak akan sulit memercayai orang tua karena rasa trauma yang dihadapi anak akibat ulah orang tuanya. Keempat anak akan mudah depresi dan masih banyak lagi efek bahaya nya menakuti anak.

Adakah cara untuk mendisiplinkan anak tanpa harus menakut-nakuti anak? Yang harus orang tua lakukan adalah pertama menjadi contoh / teladan di rumah dalam berkata-kata dan bertindak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang tanpa menggunakan kekerasan, baik terhadap anak maupun terhadap pasangan dan anggota keluarga lainnya. Kedua bangun komunikasi terbuka dengan anak dan menjadi pendengar yang baik. Ketiga mau dan berupaya belajar cara berinteraksi dan membangun disiplin anak tanpa kekerasan. Keempat jadilah sahabat bagi anak. Terakhir berlatih mengelola emosi dalam mengasuh anak. Kemampuan mengelola emosi sangatlah penting bagi orang tua karena dapat membantu anak mengelola emosinya dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun