Sebelum kita mempelajari bagaimana cara menyusun dan mengevaluasi program perkembangan sosio-emosional anak usia dini, yang pertama kita harus mengetahui dulu apa sih yang dimaksud dengan perkembangan sosio-emosional. Nah jadi perkembangan sosio-emosional merupakan sebuah proses tumbuh kembang seseorang  untuk mencapai kematangan dengan mengarah pada suatu perasaan dan pikiran tertentu karena adanya dorongan ingin tahu terhadap sekitarnya terkait dalam konteks sosial dalam mengontrol dan mengekspresikan emosi.
Perkembangan sosio-emosional ini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya yaitu faktor genetik, faktor lingkungan, jenis kelamin, dsb. Dalam perkembangan anak tidak ada yang namanya istilah anak egois, melainkan anak bersifat egosentris. Artinya, anak hanya dapat memandang dirinya sendiri dan belum memahami jika orang lain dapat berbeda dengan dirinya. Seiring bertambahnya usia, perkembangannya berubah ke arah individual lalu menjadi interaktif komunal.
Sebagai guru PAUD, hendaknya bisa menyusun program pembelajaran untuk mengembangkan sosio-emosional nya agar lebih optimal. Perlu diperhatikan oleh para guru bahwa dalam menyusun dan mengevaluasi program perkembangan sosio-emosional harus mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak atau disingkat menjadi STPPA. STPPA dijadikan sebagai acuan atau pedoman karena dalam STPPA berisikan tahapan-tahapan perkembangan sosio-emosional sesuai dengan usia anak. STPPA dikeluarkan oleh Kemendikbud dan Kemenag.
Dalam TK, guru biasanya lebih berpegang pada STPPA Kemendikbud. Sedangkan dalam RA, guru lebih berpegang pada STPPA Kemenag. Dari kedua STPPA tersebut tidak terdapat perbedaan khusus. Hanya saja pada STPPA versi Kemenag terdapat ayat-ayat Alquran. Salah satu contoh dari tahapan perkembangan sosio-emosional dari STPPA yaitu mengenai tema rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain kategori 3-4 tahun.
Indikator tercapainya pada tahapan ini yaitu bersabar menunggu giliran. Program yang dapat dikembangkan yaitu guru bisa mengadakan kegiatan bermain dengan bola, tetapi jumlahnya sengaja disediakan secara terbatas. Disini menjadi tugas guru untuk menjelaskan, mengarahkan, dan membimbing agar anak mau mengantre dan sabar menunggu gilirannya untuk bermain bola.
Jika ada anak yang tidak mau mengantre atau tidak sabar menunggu giliran maka guru harus mengingatkan dan memotivasi siswa untuk tetap sabar dan mau mengantre. Jika terdapat mainan lain maka guru bisa memberikan mainan tersebut sembari siswa menunggu temannya selesai bermain.
Setelah selesai menyusun program perkembangan sosio-emosional, maka diperlukan adanya evaluasi. Ini penting dilakukan supaya kita dapat mengetahui sejauh mana anak mencapai indikator tahapan perkembangan sosio-emosional. Bentuk assesmen atau penilaian dalam evaluasi bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan observasi, wawancara, mencatat setiap hasil perkembangan, dsb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H