Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Serotonin, Si Penjaga Suasana Hati

7 Maret 2022   16:59 Diperbarui: 7 Maret 2022   17:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hai sobat neuroscience!

Setelah kemarin kita membahas mengenai struktur neuron, pada kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana saraf itu bekerja. Seperti yang kita tahu, sistem saraf itu bekerja dengan sangat rumit dan cepat. 

Agar sistem saraf tetap dapat berkomunikasi dan membawa pesan antara satu neuron dengan neuron yang lain, maka diperlukan peran dari yang namanya neurotransmitter. 

Dalam bekerja, neurotransmitter juga memerlukan hormon-hormon yang dihasilkan otak dan neuron yang saling bekerja sama agar dapat menyampaikan sebuah pesan. 

Apa sih neurotransmitter itu? Bagaimana sistem saraf bekerja? Apa saja hormon-hormon yang berperan dalam proses penyampaian pesan dalam sistem saraf? Daripada penasaran, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Neurotransmitter merupakan senyawa organik endogenus atau senyawa kimia yang ada di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengantarkan sinyal atau mengirimkan pesan dari neuron ke neuron lainnya menuju berbagai jaringan tubuh, contohnya otot. 

Pengantaran sinyal dalam neuron bisa dilakukan dengan cara chemical signaling dan electrical signaling. Chemical signaling yaitu neurotransmitter berada dalam gelembung presynaptic dan akan dilepaskan dari terminal akson melalui eksositosis ke dalam celah sinaptik, dan melalui membran pada postsynaptic dari neuron terdekat serta direabsorpsi untuk di daur ulang. Sedangkan electrical signaling yaitu potensial aksi yang diikuti dengan pelepasan neurotransmitter pada sinapsis.

Pengiriman pesan melalui neurotransmitter membantu otak untuk menjalankan fungsinya dengan baik, meningkatkan dan menyeimbangkan sinyal di otak, serta membantu mengelola respons otomatis tubuh contohnya pernapasan dan detak jantung. Berdasarkan dari situs Hello Sehat, neurotransmitter pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria bernama Otto Loewi pada tahun 1921.

Dikutip dari jurnal Psychoneuroimmunology in Dermatology, ciri-ciri dari neurotransmitter di antaranya :

  • Berat molekulnya kecil dan panjangnya satu asam amino
  • Pelepasannya terjadi di terminal akson
  • Sintesisnya yaitu sitosol pada ujung sinaps
  • Tempat kerja neurotransmitter itu di membran subsinaps sel pasca sinaps
  • Kecepatan dan durasi kerjanya terjadi dengan cepat dan singkat
  • Efek dari neurotransmitter yaitu mengubah potensial sel dengan membuka saluran ion

Dalam pengiriman pesan, neurotransmitter dibantu oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh otak dan neuron. Hormon-hormon tersebut terdiri dari empat, yaitu serotonin, dopamin, asetilkolin, dan norepinefrin.

Serotonin ialah hormon yang dihasilkan di batang otak untuk mengatur suasana hati, nafsu makan, kecemasan, siklus tidur, dan mengontrol rasa sakit. Selain itu serotonin juga diproduksi dalam saluran pencernaan sebagai respon terhadap makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun