Mohon tunggu...
Nabilah ApsariHayu
Nabilah ApsariHayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Kelompok Wanita Tani "Ngudi Barokah" Sebagai Agrobisnis di Kelurahan Combongan

13 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 13 Agustus 2023   10:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelurahan Combongan (Kamis, 3 Agustus 2023) - Optimalisasi Kelompok Wanita TaniNgudi Barokah” sebagai Agrobisnis di Kelurahan Combongan dalam Mencapai Praktik Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, kelurahan Combongan merupakan desa agraris yang berada di Kecamatan Sukoharjo. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa sebagai petani. Ditambah lagi, kelurahan Combongan memiliki area persawahan yang cukup luas dengan komoditas utama padi. Pengolahan hasil padi di Kel. Combongan terbilang cukup maju dengan menggunakan peralatan berteknologi lanjut. Pertanian ini juga memiliki fokus dan tujuan yang berkaitan dengan SDG (Sustainable Development Goals) dengan tujuan SDGs nomor 2 yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Tujuan ini sejalan dengan prioritas pembangunan Indonesia yang termaktub ke dalam prioritas ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja.Kendati demikian, pemberdayaan kelompok tani yang merujuk kepada wanita masih belum optimal. Kelompok wanita tani yang sebelumnya beroperasi vakum selama beberapa waktu. Padahal, Kelurahan Combongan menargetkan meraih piala kemenangan dalam lomba agraris pada tahun 2024. Demi menanggulangi permasalahan ini, pemerintah kelurahan bekerja sama dengan masyarakat membentuk sebuah kelompok wanita tani. Kelompok Wanita Tani (KWT) lahir dari kumpulan ibu-ibu istri petani atau masyarakat yang memiliki aktivitas di bidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha pertanian. Setelah vakum selama kurang lebih tiga tahun, kini KWT Kelurahan Combongan mulai merintis kembali dengan nama “Ngudi Barokah.” KWT Ngudi Barokah akan berfokus pada pemberdayaan wanita dalam pengelolaan pertanian serta sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan bagi anggota kelompok.

Melihat potensinya, Mahasiswa KKN Tim II Undip Tahun 2023 menetapkan untuk melaksanakan salah satu multiprogram yang berkaitan dengan KWT Ngudi Barokah. Langkah pertama yang dilaksanakan adalah dengan melakukan survei di KWT Kelurahan Combongan untuk menentukan sasaran program monodisiplin yang dapat dikaitkan dengan multidisiplin. KWT atau Kelompok Wanita Tani diangkat menjadi salah satu sasaran program kerja karena KWT masih dalam tahap persiapan lahan, struktur organisasi belum matang dan belum ada langkah yang tepat dalam pelaksanaannya. Pada tanggal 9 Juli, seluruh anggota tim KKN Kelurahan Combongan membantu warga membuka lahan produktif yang menjadi apotek hidup KWT. Untuk mempersiapkan program kerja dengan matang, mahasiswa mengikuti rapat perdana KWT untuk membahas keberlanjutan program multidisiplin yang terdiri atas serangkaian program monodisiplin bertahap.

Beberapa program kerja yang telah ditetapkan yaitu “Kandungan senyawa dalam kulit bawang untuk pestisida organik” oleh Alfu dari jurusan Kimia, “Pembuatan pestisida organik” dan “Pembuatan apotek hidup” oleh Danielle dari jurusan Agribisnis, “Alat penyiram tanaman otomatis skala kecil” oleh Kadang dari jurusan Teknologi Rekayasa Otomasi, “Penyuluhan Mengenai Pemasaran Hasil Tani” oleh Nabilah dari jurusan Administrasi Bisnis, dan “Penyuluhan manajemen keuangan” oleh Vania Sahda dari jurusan Akuntansi Perpajakan. Seluruh program ini akan disatukan menjadi buku profil KWT Ngudi Barokah yang disusun oleh Awang dari jurusan Sastra Indonesia dengan judul program kerja “Pembuatan Buku Profil Kelompok Wanita Tani “Ngudi Barokah” Kelurahan Combongan”. Untuk pelaksanaan setiap program kerja ini dilakukan dengan sosialisasi khususnya di dalam program pemaparan kandungan senyawa dalam kulit bawang, pemasaran hasil tani, dan juga mengenai manajemen keuangan. Sedangkan untuk program pembuatan pestisida organic, pembuatan apotek hidup, dan alat penyiram tanaman otomatis skala kecil ini dilakukan dengan cara praktik, diakhiri dengan penyerahan buku profil KWT yang diperlukan guna kelengkapan administrasi organisasi tersebut yang sedang merintis kembali organisasi KWT serta menyongsong perlombaan KWT yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

Dengan program “Optimalisasi Kelompok Wanita Tani “Ngudi Barokah” sebagai Agrobisnis di Kelurahan Combongan dalam Mencapai Praktik Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan”, diharapkan KWT Ngudi Barokah mampu beroperasi dengan aktif, baik dan juga secara profesional kedepannya dikarenakan prospek yang dimiliki KWT Ngudi Barokah cukup baik apabila dijalankan dengan baik secara bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun