Tari Angguk adalah tarian khas daerah Kulon Progo , provinsi daerah aistimewa Yogyakarta.  Tari Angguk ini sudah ada sejak tahun 1950. Artinya hanya selisih 5 tahun saja sejak kemerdekaan. Tarian ini terlahir sebagai tarian pergaulan para remaja pada kala itu. Yang mana memiliki makna sebagai pengharapan kepada tuhan yang Maha ESA akan  keselamatan yang dilimpahkan  kepada masyarakat. Disamping itu, Tari Angguk ini juga memiliki makna Pada mulanya, Tari Angguk sendiri hanya dibawakan oleh kaum laki -- laki saja, namun sejak tahun 1970-an, terdapat sebuah aturan baru yang mana Tari Angguk dapat dibawakan oleh penari Wanita. Diketahui tari angguk dengan penari Wanita pertama kali dipentaskan pada 17 agustus 1991 di Dusun Pripih, Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo.
        Maka sejak saat itu tari angguk dengan penari Wanita menjadi lebih popular dibanding dengan penari angguk yang ditarikan oleh pria. Dalam pembawaannya sendiri, tarian ini dibedakan menjadi dua, yaitu tari ambyakan yang dimainkan oleh banyak penari, seperti tari bakti, tari srokal, dan tari panutup dan yang kedua ialah tari angguk yang dibawakan dalam bentuk tari pasangan yaitu dengan cara berpasangan.
        Sama seperti tarian daerah lainnya tari angguk ini juga memiliki fungsi tak lain adalah sebagai sarana dalam mengungkapkan perasaan bagi masyarakat pertanian kulon progo yang mana mata pencahariannya yang mayoritas adalah sebagai petani. Fungsi lain dari tari angguk adalah dijadikan sebagai sarana dakwah keislaman dengan syair dalam iringan musiknya sendiri ialah syair dakwah dan shalawat.
       Â
Tari angguk diiringi dengan music meriah dan ceria, seperti diantaranya ialah jador, bedug, kendang, kencreng, rebana kecil, rebana besar, dll..
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H