Mohon tunggu...
Nabilah Alfiyani DSJ
Nabilah Alfiyani DSJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Seseorang yang menyukai bulan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tri Hita Karana, Filosofi Adat dalam Konteks Kehidupan Modern

14 April 2024   11:44 Diperbarui: 14 April 2024   11:52 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pexels.com/titah anamika)

Dalam ritme kehidupan modern yang bergerak cepat, di tengah arus teknologi yang pesat, ambisi yang tak kenal lelah, dan arus globalisasi yang melanda, terdapat sebuah falsafah hidup yang muncul dari kebudayaan Bali, Indonesia---Tri Hita Karana. Terakar dalam tradisi Masyarakat Hindu Bali, istilah "Tri Hita Karana" berasal dari bahasa Sanskerta yang dapat diterjemahkan sebagai "Tiga Sebab Kesejahteraan".

Filosofi ini pada dasarnya mengandung tiga prinsip utama yang menjadi sumber kebahagiaan manusia dan menuntun bagaimana mencapai keseimbangan dan keselarasan dalam hidup, yakni dengan menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan Sang Pencipta (Parhyangan). Menjaga hubungan harmonis dengan sesama manusia (Pawongan), dan menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan dan alam semesta (Palemahan).

Meskipun berakar dalam tradisi adat, filosofi ini tetap relevan dan memiliki makna yang mendalam dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern seperti yang kita alami saat ini.

Parhyangan (Harmoni Dengan Sang Pencipta)

Aspek Parhyangan tercermin dalam dimensi spiritualitas yang menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan sang Ilahi. Didalamnya melibatkan praktik-praktik seperti meditasi, doa, dan upacara yang memungkinkan seseorang untuk menjalin hubungan batin yang lebih mendalam dengan penciptanya.

Misalnya pada upacara pemujaan di pura. Setiap pura memiliki jadwal upacara rutin yang diadakan sesuai dengan kalender Hindu Bali, termasuk upacara purnama, tilem, dan odalan (hari jadi pura). Selain itu menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Masyarakat bali biasanya juga akan mengadakan prosesi Melasti, yaitu upacara pembersihan diri. Selama prosesi ini, masyarakat membawa persembahan ke pura-pura pantai atau sungai untuk membersihkan diri baik secara fisik dan spiritual, serta memohon berkat dari Tuhan sebagai ekspresi rasa syukur atas kehidupan yang diberikan.

Dalam konteks kehidupan modern yang sering kali dipenuhi dengan kesibukan, tekanan, dan target yang harus dicapai, sangat mudah bagi individu untuk terperangkap dalam aliran kehidupan yang terus bergerak maju tanpa henti. Namun, dalam sorotan Parhyangan, kita diajak untuk melambat, untuk berhenti sejenak menyelami ke dalam diri kita sendiri.

Dengan mengembangkan kesadaran diri, kita menjadi lebih peka terhadap pikiran, perasaan, dan eksistensi kita di dunia ini, sehingga kita mampu menemukan jati diri yang tersembunyi dan pada akhirnya juga membantu mengatasi hambatan-hambatan internal yang mungkin menghalangi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan kita. 

Pawongan (Harmoni Dengan Sesama Manusia)

Globalisasi, dengan semua kemudahan dan manfaatnya, telah membawa dampak yang signifikan terhadap struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat. Fenomena ini sering kali memunculkan dominasi individualisme yang mengakibatkan terfragmentasinya dinamika sosial. Latar belakang budaya, keyakinan, dan nilai yang beragam memperkuat perbedaan antar kelompok, yang pada akhirnya dapat menyebabkan polarisasi dan ketegangan yang mengancam keharmonisan serta stabilitas sosial.

Prinsip Pawongan mengingatkan kita akan pentingnya menjaga harmoni sosial di tengah-tengah dinamika masyarakat yang dipenuhi dengan beragam kepentingan individu. Dalam era di mana kompetisi dan dorongan untuk mencapai keuntungan pribadi mendominasi, seringkali kita cenderung melupakan pentingnya hubungan yang sehat dan saling mendukung dalam kehidupan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun