Dalam mengabdi di masyarakat, ada banyak yang dapat dilakukan. Karena saya merupakan salah satu individu yang berkecimpung di dunia kefarmasian, sebagai seorang Farmasis atau Apoteker saya tidak mutlak harus berbagi obat-obatan secara gratis. Logikanya, untuk menghasilakan suatu produk obat dana yang dibutuhkan yaitu kurang lebih sekitar 2 miliyar.Â
Dana sebesar itu kecil kemungkinan untuk dikeluarkan oleh seorang individu saja, dibutuhkan kerjasama dengan industri besar. Jadi, rasanya kecil kemungkinan untuk berbagi obat secara cuma-cuma kepada masyarakat luas. Oleh karenanya, jika tidak bisa berbagi secara materi dapat pula berbagi dengan ilmu yang dimiliki. Berbekal ilmu kefarmasian yang dimiliki, kita bisa memberi edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan obat-obatan dan sebagainya.
Tanggung jawab seperti itulah yang dapat kita lakukan sebagai seorang kaum intelektual khususnya bagi seorang Farmasis atau Apoteker yang menggunakan akal dan pikiran terhadap berbagai gejala-gelaja di masyarakat sehingga menimbulkan suatu bentuk pengabdian. Dengan rasa tanggung jawab yang terlaksana dengan baik, kepercayaan masyarakat kepada seorang Farmasis atau Apoteker juga akan meningkat. Masyarakat akan merasa membutuhkan Farmasis atau Apoteker dalam dunia kesehatan.
Sedikit Mengenai Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Ketika berbicara mengenai kefarmasian tidak lengkap rasanya jika tidak membahas tentang perguruan tinggi pencetak generasi-generasi emas kefarmasian. Salah satu pencetak generasi-generasi emas tersebut adalah Universitas Hasanuddin.Â
Di Universitas Hasanunddin terdapat suatu fakultas sebagai penghasil tenaga kefarmasian yang andal dalam bidangnya fakultas tersebut adalah Fakultas Farmasi. Fakultas Farmasi resmi berdiri pada tahun 2007.Â
Sebelumnya, Farmasi merupakan salah satu departemen di Fakultas MIPA. Namun, dengan berbagai alasan Farmasi memisahkan diri dari Fakultas MIPA dan mendirikan fakultas sendiri yang disebut Fakultas Farmasi. Salah satu alasan mengapa Farmasi memisahkan diri dari MIPA adalah karena Farmasi merupakan ilmu terapan sedangkan Biologi, Kimia, Fisika, dan Matematika merupakan ilmu murni. Meskipun sekilas sama namun kedua ilmu tersebut memiliki perbedaan yang sangat jauh. Itulah salah satu alasan berdirinya Fakultas Farmasi.
Wajah Organisasi Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH)
Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin atau biasa disingkat KEMAFAR-UH merupakan organisasi mahasiswa intra-universitas yang berkedudukan di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Tujuan organisasi tersebut adalah untuk membentuk mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertakwa, berwawasan, mandiri, dan berjiwa sosial. KEMAFAR-UH pada awal berdirinya pada 17 Agustus 1963 bernama Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) di bawah naungan Fakultas MIPA.Â
Ketua pertama organisasi ini adalah Muksin Darise. Kemudian, pada bulan Juli 1998 Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) menarik diri dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas MIPA (BEM MIPA) dengan berbagai alasan. Sejak saat itu, segala bentuk pengkaderan dan sebagainya diurus dan dilaksanakan sendiri oleh HMF.Â
Pada tahun 2007, bertepatan dengan pemisahan jurusan Farmasi dan berdirinya Fakultas Farmasi di Universitas Hasanuddin, saat itu pula terbentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di bawah naungan Fakultas Farmasi. Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) kemudian berubah menjadi Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH).