Sumber gambar ilustrasi : Jabar Expres, https://jabarekspres.com/berita/2021/04/24/buat-pasutri-muslim-hati-hati-jangan-berhubungan-intim-di-siang-hari-pada-bulan-ramadan-dosanya-berat-dan-dendanya-besar/
Manusia adalah salah satu makhluk hidup Allah yang diberi akan rasa cinta, sehingga manusia menjadikan dirinya sebagai makhluk yang saling kasih-mengasihi. Hal ini merupakan suatu proses mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun apa yang terjadi pada zaman sekarang, sebagaian manusia mengatasnamakan cinta terhadap yang lain telah membuat kezhaliman.
Beberapa sumber mengatakan, ada beberapa pengertian tentang apa itu cinta. Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kata cinta sendiri dapat diartikan sebagai perasaaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang lain. Cinta secara istilah dimaknakan sebagai perasaan yang dialami oleh setiap makhluknya dan perasaan itu dapat menimbulkan kasih sayang bagi yang merasakannya. Cinta dalam pandangan islam sendiri diartikan sebagai limpahan kasih sayang Allah SWT kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia.
Dalam islam, makna cinta sendiri adalah hal yang paling utama. Cinta merupakan ungkapan yang keluar dari setiap insan dalam mengagumi hal sesuatu, seperti cinta kepada Rasul, Cinta kepada Allah SWT, dan cinta dengan lawan jenis. Menurut sumber, Persoalan dengan cinta dalam islam merupakan kodratnya semua makhluk hidup. Seperti saat kita memilih dalam berpasangan, dalam islam saat cinta tentu akan membuat menggelora tentu pasangan akan nyaman satu sama lain dan tumbuh rasa kasih dan sayang.
Cinta adalah sebuah perasaan emosional dalam diri manusia yang didalamnya terdapat sebuah ikatan tali kasih yang menyatukan dua insan dalam satu hati. Secara filosofis cinta adalah sebuah sifat baik yang didalamnya mencakup belas kasih, kasih sayang, dan perhatian. Cinta telah lahir jauh sebelum peradaban manusia muncul, dari Adam dan hawa, lalu Laila majnun, Romeo dan Juliet, dan berlanjut hingga sekarang. Cinta adalah sebuah perasaan yang rasional, jika seseorang memandang cinta sebagai sebuah hal yang irasional, tidak masuk akal, dan tanpa tujuan, maka cepat atau lambat semuanya akan hilang. Secara alamiah cinta merupakan Fitrah alami manusia, dan tanpa cinta hidup manusia akan hampa
Dalam Islam, perwujudan dari cinta kepada Allah adalah cinta kepada ciptaannya. Jika seseorang mencintai ciptaannya maka ia juga mencintai penciptanya. Dorongan inilah yang menjadi pemicu seorang manusia berbuat baik terhadap sesamanya. Dalam Al Qur'an juga telah dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia agar mereka saling mengenal dan mengasihi. Dalam perspektif lain, Cinta merupakan luapan kasih Allah kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia beserta isinya dengan segala kesempurnaannya. Islam juga menganggap cinta sebagai dasar persaudaraan di antara manusia dan perasaan yang mendasari hubungan mereka dengan makhluk hidup lain Sebagai mana dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Yang artinya : dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Cinta merupakan sebuah perasaan yang timbul yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, seperti energi yang memotivasi seseorang untuk berjuang di dalam kehidupan ini. Baik atau buruk, kehidupan seseorang dapat dilihat dari sejauh ia memahami sifat dari cinta sejati. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang karya Salim A. Fillah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang muslim memaknai cinta sejati, sehingga perlu diperhatikan hakikat dan pandangan cinta dalam Islam.
Cinta dalam Islam adalah aturan dan sistem dengan batas. Hal tersebut adalah pemberi arah untuk menambah pendidikan jiwa, pembersihan akhlak, serta untuk pencegahan atau perlindungan dari dosa. Cinta seorang mukmin muncul dari keikhlasan imannya kepada Allah SWT, bukan hanya dari pemenuhan nafsu dan keinginan setan. Apabila bercinta tanpa mengikuti suatu pandangan syariat, maka hal tersebut akan berbahaya. Selain cinta yang akan membawa emosi yang tidak terkendali, faktor eksternal berupa lingkungan juga bisa membuat cinta tak berujung dan tidak jelas ke mana akan perginya
Pengetahuan dan orientasi seseorang terhadap cinta akan mempengaruhi dirinya dalam hidupnya. Cinta bisa menjadi madu dan racun. Cinta bisa manis seperti madu bila dilandasi kepercayaan, sedangkan cinta dapat menyakitkan seperti racun jika dilandasi oleh nafsu. Cinta bukan karena Allah SWT. tidak bisa membuat seseorang melupakan diri sendiri, sebaliknya cinta kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya akan membawakan kebaikan. Oleh karena itu, penetapan arah dan tujuan cinta harus tepat, agar cinta melahirkan karya-karya luhur dan keharmonisan dalam hidup ini.