Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ketahanan Energi-Universitas Pertahanan RI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama sebagai Landasan Berdiplomasi

31 Oktober 2019   22:05 Diperbarui: 31 Oktober 2019   22:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diplomasi merupakan suatu seni untuk mencapai kepentingan seseorang atau sebuah negara. Dengan medan perang diatas meja diskusi pada era globalisasi banyak faktor yang menunjang keberhasilan dalam berdiplomasi. Salah satunya melalui identitas, yaitu Agama. Seringkali banyak kebijakan politik berbenturan dengan ekonomi, lingkungan bahkan juga nilai-nilai agama.

Dengan melihat contoh kasus, agresi militer yang dilancarkan oleh Israel terhadap Palestina, seringkali negara-negara bungkam dan tidak peduli dengan penderitaan para korban. Hanya ssedikit negara yang merasakan kepedulian mereka terhadap konflik ini. Sebenarnya, dalam hati nurani para pembuat kebijakan hal ini melanggar hukum, baik dari segi kemanusiaan, prinsip-prinsip perang bahkan dari semua agamapun melarang tindakan kekerasan ini. Namun, adanya kepentingan nasional dari negara-negara, terutama negara Islam terhadap negara pensponsor tindakan ini, mereka bungkam.

Sehingga, dalam berdiplomasi seharusnya kita harus memiliki pendirian teguh dan agama sebagai landasannya. Sehingga seperti yang pernah Rasulullah alami, apapun rintangannya tetap berusaha untuk menyiarkan agama. Dengan era yang semakin canggih, cara berdiplomasi bukan hanya melalui dakwah seperti zaman dahulu, dengan memberikan citra yang baik terhadap dunia, sudah menjadi suatu bentuk diplomasi. Dengan mempromosikan nilai-nilai islami yang positif dapat dipastikan negara yang awam dengan ajaran islam merasa 'penasaran' dan mulai mengkaji islam dan mempelajarinya. 

Selain itu, para diplomat juga harus memiliki pegangan agama yang kuat ditengah arus pluralisme, sekulerisme, hedonisme dan liberalisme milik barat haruslah kita mentadabburi, membaca dan memaknai Al-Qur'an sebagai fondasi untuk selalu bertaqwa ketika acara diplomatik berlangsung. Bahkan kecakapan dalam berbicarapun harus diperhatikan untuk mengoalkan kepentingan negara dan mendapat support dari negara-negara lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun