Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ketahanan Energi-Universitas Pertahanan RI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keberhasilan Ikhwanul Muslimin dalam Menyatukan Bangsa Mesir

31 Oktober 2019   17:30 Diperbarui: 31 Oktober 2019   17:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ketika mendengar kata Ihkwanul Muslimin, yang terbesit dalam otak kita adalah terorisme, gerakan radikal dan itu islam. Namun, jika kita melihat sejarahnya, tidak seperti apa yang kita fikirkan selama ini. Pada tahun 1928, Hasan Al-Banna mendirikan sebuah oragnisasi Al-Ikhwan Al-Muslimin yang memiliki kesamaan dengan gerakan Al-Fath. Karena didalamnya hanya terjebak pada persoalan politik. Dengan model gerakannya adalah melakukan kegiatan keagamaan yang tidak seperti biasanya, seperti di masjid-masjid. Namun ia melakukan ceramah keagamaan dikedai-kedai kopi sembari diskusi. Dengan pola ini, mendapatkan keterkejutan dari berbagai pihak, dengan respon positif justru Al-Banna diminta untuk mengajar lebi intensif.

Gerakan ini diawali di Ismailliyah, dan ketika Al-Banna kembali ke ibukota dengan membawa gerakan ini, dan hasilnya gerakan ini menjadi gerakan nasional Mesir pada tahun 1932. Sejak tahu  1936, Al-Banna mulai menginternasionalisasikan gerakannya dengan cara mengirim surat kepada Perdana Mentri, Raja bahkan penguasa dari dunia Arab lainnya (bukan hanya mengirim kepada pemerintahan sendiri, Mesir) dan dua tahun kemudia, gerakan ini juga menyerukan membubarkan partai politik yang diidentifikasi berbuat korup. Dengan mengalami perkembangan yang pesat, sepuluh tahun kemudian ia dapat berhasil membuat pers sendiri. 

Tujuan utama daripada gerakan ini adalah untuk pembentukan khilafah yang terdiri dari kesatuan negara-negara muslim yang merdeka dan berdaulat. Dan tujuan khilafan ini sendiri untuk menjamin keadilan sosial. Latar belakang pemikirannya dengan melihat Dunia Muslim, khususnya Mesir berada dalam kungkungan kolonialisme barat, dan ia menginginkan kemerdekaan bagi dunia muslim pada saat itu. 

Sehingga, Ikhwanul Muslimin dapat menyatukan bangsa Mesir dengan melakukan revolusi terhadap penjajah yang menyebabkan kesengsaraan bagi measyarakat Mesir sendiri. Dan metode nya cenderung konservatif yaitu menarik diri dari segala bentuk westernisasi dan memusatkan perhatiannya pada pemeliharaan dan perlindungan warisan muslim, baik secara kultural dan intelektual. Sehingga  mereka tetap menjaga tradisi umat muslim dan tidak serta merta terbawa oleh gaya hidup penjajah. Dengan menumbuhkan rasa solidaritas, kesamaan identitas dan keberhasilan Al-Banna dengan metode dakwahnya yang out of the box menghasilkan sesuatu yang patut diacungkan jempol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun