Mohon tunggu...
Nabilah Yusuf
Nabilah Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bogo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Dalam Perang Dagang Dunia di Era Pandemi

11 Januari 2022   02:02 Diperbarui: 11 Januari 2022   02:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi memiliki dampak yang besar terhadap perubahan tatanan kehidupan manusia.
Tidak hanya merugikan di bidang kesehatan, dampak covid-19 ini turut memengaruhi
perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Berbicara tentang perekonomian tidak lepas dari perang dagang dunia. Indonesia salah satu
negara besar yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Banyak negara-negara di dunia yang
tidak siap dengan situasi pandemi ini dan mengakibatkan perekonomian mereka melemah sangat
pesat di sektor perdagangan yang mengharus kan negara-negara di dunia harus memutar otak agak
bisa survive di era pandemi ini.
banyak negara yang menerapkan lockdown yang memberikan konsekuensi pada
perekonomian yang langsung merosot sangat tajam. Adanya sistem lockdown yang diterapkan
oleh beberapa negara yang mempengaruhi waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pengiriman
barang, penerapan protokol kesehatan yang mengakibatkan bertambahnya biaya pengiriman
logistik, adanya larangan ekspor dan impor beberapa komoditas tertentu seperti pangan dan
kesehatan, gangguan yang terjadi pada supply dan demand, juga perubahan pada pusat rantai
pasokan global dari beberapa negara seperti, China, Jerman, dan Amerika Serikat.
Bahkan mengalami kontraksi minus sampai 3,2% dari sektor pertumbuhan ekonominya.
Serta Pertumbuhan perdagangan dunia yang biasanya mencapai dua digit, tahun lalu mengalami
kontraksi hingga minus 8,3 persen.
Dengan keadaan sekarang di masa sulit ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan
masyarakat tentang negara ini salah satu nya yaitu :
"Apakah yang telah dilakukan indonesia dalam perang dagang selama pandemi Covid-
19 ini ?"
Indonesia menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik multilateral dan regional,
di samping penguatan ekonomi nasional, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global di
tengah tekanan akibat COVID-19. Indonesia selama 2 tahun masuk nya pandemi ini telah banyak
melakukan survive-survive di sektor perdagangan agar perekonomian tetap stabil. Salah satu nya
dengan mengeluarkan kebijakan insentif berupa pemotongan pajak barang mewah untuk mobil 1500 cc ke bawah, dan insentif berupa pemotongan pajak bagi industri properti dengan modal di

bawah dua milyar. Pemotongan pajak ini dilakukan agar meningkatkan konsumsi.
Dari sektor non-migas indonesia mengalami kenaikan hingga 14,7 milyar dolar. "Ini
menunjukkan bahwa negara kita sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah dan barang
setengah jadi menjadi negara yang memproduksi barang industri dan barang industri berteknologi
tinggi," ujar Muhammad Lutfi (Menteri Perdagangan Republik Indonesia/Mendag RI). Indonesia
memiliki tiga produk yang menjadi unggulan non-migas, yaitu produk besi dan baja (iron and
steel), vehicle and parts, dan produk perhiasan (precious stone).
Indonesia juga telah bekerja sama dengan banyak negara di dunia yang dinamakan super
cycle economy agar bisa survive dalam perang dagang di era pandemi ini.karena perkiraan harga
komoditas seperti nikel,kelapa sawit, batu bara yang akan naik dan indonesia salah satu partisipan
penghasil terbesar komoditas tersebut.Negara-negara seperti Tiongkok,US,Jepang Dan singapura
penyumbang ekspor non-migas yang besar di Indonesia.
Selain itu, Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dan Lembaga/Instansi terkait akan
terus berupaya memperkuat koordinasi dan sinergi dalam memitigasi implikasi penyebaran
COVID-19 untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang
pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Masifnya Indonesia dalam pembangunan infrastruktur digital, penetrasi digitalisasi dan
pandemi Covid-19 mendorong pertumbuhan perdagangan digital Indonesia. Banyak masyarakat
yang sebelumnya tidak pernah berbelanja online kini mengandalkan platform perdagangan digital
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi ketika pemerintah memberlakukan (PSBB)
Pembatasan Sosial Berskala Besar dan menganjurkan praktik 4M (Mencuci tangan, Menjaga jarak,
Memakai masker, dan Menghindari kerumunan) kepada masyarakat.
Disisi lain kekurangan Indonesia punya ketergantungan ekonomi politik terhadap China.
Setelah CHAFTA, Indonesia menyerahkan pasarnya hanya ke China. Jika negara lain masuk
dengan tarif bea masuk, katanya, maka produk China bisa masuk dengan nol tarif. Selain itu tidak
memadainya kepemimpinan dalam kebijakan mengatasi dampak pandemi Covid-19. Menurutnya,
banyak pengeluaran sosial justru mengalami tumpang tindih. Hal tersebut, lanjutnya,
merefleksikan keadaan dimana kebijakan tidak terkoordinasi dengan baik. Dan tidak siapnyak Kepemimpinan dalam kebijakan mengatasi dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, banyak

pengeluaran sosial justru mengalami tumpang tindih. Hal tersebut, lanjutnya, merefleksikan
keadaan dimana kebijakan tidak terkoordinasi dengan baik.
Indonesia saat ini memang sedang bergantung pada situasi global. Indonesia secara
internasional memang dalam kondisi tertekan, namun memiliki pertumbuhan yang berkualitas.
perang dagang global yang begitu berpengaruh pada dinamika perekonomian Indonesia harus
disikapi dengan cepat. Jika negara mitra cenderung protektif, Indonesia pun tidak dapat keluar dari
apa yang telah dilakukan oleh negara lainnya.Berbagai langkah strategis terus diupayakan oleh
Kementerian Perdagangan RI, salah satunya adalah langkah proteksi dengan mengendalikan impor
secara selektif. Bahwa salah satu upaya melindungi industri untuk meningkatkan nilai tambah
adalah dengan proteksi (perlindungan) melalui NTMs (Non-Tariff Measures), yang diharapkan
memberikan pengaruh positif pada hubungan dagang antar negara.
Proteksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah upaya melindungi industri/perekonomian
dalam negeri dengan menggunakan berbagai instrument yang sesuai dengan prinsip WTO (World
Trade Organization). NTMs mempunyai instrument kebijakan yang menganut konsep netral dan
telah banyak digunakan oleh negara-negara dalam menghadapi krisis perekonomian global. dalam
percaturan ekonomi global, Indonesia perlu berpihak pada , pengembangan Industri/Manufaktur
dan implementasi NTMs yang optimal sebagai salah satu Escape Clause. Upaya proteksi pasar dan
industri dalam negeri tentunya tidak terlepas dari peran masyarakat dan lembaga penelitian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun