Mohon tunggu...
Nabilah Ayu
Nabilah Ayu Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Saya Nabilah Ayu, seorang penulis yang memiliki minat besar dalam bidang sosial. Dengan latar belakang seorang content creator, saya suka berbagi wawasan dan pemikiran saya melalui tulisan. Saya percaya bahwa pengetahuan harus dibagikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Di Kompasiana, saya berharap dapat terhubung dengan pembaca yang memiliki minat serupa dan berkontribusi pada diskusi yang bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bye-bye Tantrum! Tips Sukses Mendidik Anak Agar Patuh dan Mandiri

13 Juni 2024   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2024   14:05 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi murid sedang menerima pelajaran dari gurunya (Sumber gambar: freepik.com/Freepik) 

Parents mendidik anak bukanlah hal yang mudah ya, tentu kita mendambakan anak yang patuh dan mandiri. Namun, proses mendidik anak tidak selalu mudah. Seiring bertambahnya usia, anak bisa menjadi lebih sulit diarahkan dan diatur. Di fase ini orang tua sering dihadapkan pada dilema: mengikuti keinginan anak atau tetap tegas? Fase ini dinamakan tantrum. 

Dalam menghadapi tantangan ini, Happy Kamper hadir untuk membantu Parents menemukan berbagai macam aktivitas anak dengan cepat dan mudah. Dengan akses yang mudah terhadap informasi tentang kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, aplikasi ini dapat membantu menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan mendidik anak-anak secara seimbang.

Apa Itu Fase Tantrum?

Ilustrasi anak sedang tantrum (Sumber: Ners.unair) 
Ilustrasi anak sedang tantrum (Sumber: Ners.unair) 

Tahukah Parents? Anak yang mengamuk dan susah diarahkan dikenal dengan sebutan tantrum. Tantrum umumnya dialami oleh anak berusia 1,5 tahun hingga 4 tahun. Kondisi tantrum anak ditandai dengan emosi anak yang sulit dipahami dan sulit diekspresikan oleh kata-kata sehingga anak hanya menangis dan marah. 

Tantrum sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu tantrum manipulatif serta tantrum frustasi. Tantrum manipulatif ditandai dengan anak yang menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi, sehingga tantrum ini merupakan alat agar keinginan anak dapat dipenuhi. 

Tantrum frustasi ditandai dengan perasaan emosional anak yang tidak bisa mengekspresikan keinginannya seperti saat sedang kelaparan, kelelahan, mengantuk serta merasakan gagal dalam suatu hal, sehingga tantrum merupakan alat untuk meluapkan emosional anak.

Lalu bagaimana ya Parents cara mengatasi anak tantrum? Apakah harus dituruti atau dibiarkan saja? Yuk simak caranya berikut ini!

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Ilustrasi anak sedang memakai sepatu sendiri (Sumber gambar: freepik.com/Freepik)
Ilustrasi anak sedang memakai sepatu sendiri (Sumber gambar: freepik.com/Freepik)

1. Tenangkan Emosi Anak

Tantrum merupakan saat di mana emosi anak sedang mencapai puncak namun tidak dapat dikendalikan, sehingga anak menunjukan perlakuan yang agresif seperti memukul, membanting, dan melempar barang. Jika hal tersebut terjadi maka yang perlu dilakukan adalah menenangkan emosi anak dengan memberi tahu bahwa perbuatan merusak barang itu tidak baik, dan berikan solusi untuk anak meluapkan emosinya dengan menangis atau berteriak tanpa merusak barang.

2. Bantu Anak Mencari Solusi

Tantrum bisa diawali dengan hal yang sederhana, seperti anak kesulitan memakai sepatu, ingin makan tanpa disuapi, serta mengantuk. Parents harus peka dengan penyebab tantrum anak, jika penyebab tantrum ini sederhana maka tawarkan solusi sebelum anak tantrum. Jika anak ingin memakai sepatu namun gagal, maka Parents dapat menawarkan solusi dengan cara mencontohkan cara memakai sepatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun