Mohon tunggu...
Nabila Galuh Nurul Azizah
Nabila Galuh Nurul Azizah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

i love my self better than you love me

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nikah Muda Harus Siap atas Risiko yang Ada

6 Desember 2020   14:53 Diperbarui: 6 Desember 2020   15:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernikahan merupakan ikatan yang suci menyatukan dua insan dalam lingkup dan ruang yang akan sama nantinya,ikatan yang suci bukan hal yang mudah untuk digapai banyak hal hal yang harus dipertimbangkan,banyak yang haarus dipersiapkan jika tidak siap mungkin ikatan yang suci itu akan ternodai.

Menurut Imam Maliki,pernikahan adalah sebuah akad yang menjadikan hubungan seksual seorang perempuan yang bukan mahram,budak dan majusi menjadi halal yang shignat.

Menurut psikologi,pernikahan merupakan tugas perkembangan seseorang yang memasuki tahap dewasa atau perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal,seperti yang diungkapkan santrock (2002) ialah tergabung menjadi keluarga menjadi keluarga melalui perkawinan.
Masa Muda  masa-masa terindah banyak mencoba dan belajar hal-hal baru,di usia yang baru matang seperti itu  pasti penasaran dalam segala hal entah itu positif maupun negatif,tidak sedikit remaja atau anak muda zaman sekarang salah bergaul atau biasa disebut pergaulan bebas sebagai contoh hamil diluar nikah yang berakhir harus bertanggung jawab dan menikah secara terpaksa,seperti yang dijelaskan sebelumnya pernikahan merupakan ikatan yang suci kalo begini caranya mungkin akan ternodai.

Bertanggung jawab atas kesalahan itu benar namun seharusnya lihat risiko kedepannya bagaimana,menikah diumur yang baru matang sama dengan nikah muda bahkan terlalu muda mungkin .Anak muda yang masih suka main-main,bebas tidak kekang setelah menikah harus menanggung beban, tanpa orang tua bahkan bukan beban sendiri melainkan suami-istri atau anaknya.

Apalagi menikah karena terpaksa apakah akan benar nantinya?umur yang harusnya sekolah malah mencari pekerjaan dan susah untuk mencari pekerjaan itu.

Tapi banyak juga yang berkata nikah muda agar terhindar dari zinah,itu memang benar adanya agama islam pun melarang berzina dan solusinya menikah namun dalam agama islam pun di anjurkan mencari pasangan yang benar apalagi untuk perempuan harus mencari imam yang bisa menuntun di dunia sampai ke akhirat nanti.

Memilih pasangan atau pendamping hidup yang baik bukan hal yang mudah apalagi untuk para perempuan harus melihat laki-laki dari berbagai sisi yang pertama harus dilihat adalah bagaimana dia memperlakukan ibunya (ini merupakan hal yang penting kenapa?karena dia akan melakukan wanita lain "istrinya"seperti itu juga) lalu,cara dia beribadah kepada sang maha pencipta dan tanggung jawab merupakan salah satu hal yang penting juga karena pada hakikatnya suami bertanggung jawab atas banyak hal,salah satunya nafkah lahir dan batin,dimulai dari hal seperti ini untuk memenuhi kewajiban lahir dan batin tidak terfokus pada besar kecilnya gaji melainkan usaha yang dia kerjakan,jika memang dia berusaha pasti dia akan memberikan yang terbaik.

Tidak sedikit juga, yang berkata bahwa mencari pasangan atau pendamping hidup dari kesabaran memperlakukan kita,karena ada pasangan yang jika marah sampai maen fisik atau bisa disebut kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan hal ini bukan hal yang baik kepada pasangan saja sudah begitu lalu bagaimana ke anak nanti, jangan sampai anak menjadi korban.

Beberapa hal diatas adalah bagaimana cara kita menentukan pasangan yang benar apakah saat umur masih muda sudah berpikir kesana?emosi yang masih belum stabil,mental yang belum siap bahkan dalam kondisi keuangan pun belum ada apa apanya.Jika,dalam memilih pun belum benar apalagi saat menjalani terlalu banyak resiko yang akan diambil.

Sebenarnya setiap pernikahan akan selalu beresiko entah itu nikah muda ataupun tua,namun nikah muda akan lebih banyak risiko dengan usia yang terbilang msih muda,yang msih ingin bermain bersama teman-teman,setelah menikah akan terbatasi karena menikah bukan lagi tentang diri sendiri ada suami-istri yang harus di jaga bahkan ada anak pula yang merupakan salah satu tanggung jawab atau kewajiban setelah menikah.

Lalu,apakah diumur yang masih muda siap untuk menjadi seorang suami atau istri bahkan orang tua sekaligus? Menjadi suami harus menanggung kemauan istri yang selalu minta ini itu dan di usia masih muda apakah akan terpenuhi memiliki pekerjaaan pun belum tentu dan untuk seorang istri apakah siap melayani seoreang suami,siap disuruh ini dan itu  meski kamu lelah,apa siap mengajak anak bermain sambil memasak.Cepat atau lambat kita akan menjadi orang tua apakah bisa?mendidik membesarkan yang sudah diketahui bahwa itu bukan suatu hal yang mudah dan tak jarang ibu muda mengalami babyblues ini rentan terjadi kepada anak muda yang belum siap menjadi ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun