Pada bab ini diceritakan mengenai sosok Kontrolir Henri yang memiliki kisah cinta yang menyedihkan. Berlatar belakang pada akhir tahun-20 an dimasa Hindia-Belanda, Henri mendapatkan bunga-bunga misterius yang dikirimkan dari seseorang untuknya. Dalam bab ini memiliki pesan, bahwa kejahatan kepada seseorang juga akan berbalas balik menjadi karma.
- Tertangkapnya Si Bandit Kecil Pencuri Roti
Dalam bab ini menceritakan tentang adanya sosok anak kecil yang berumur 10 tahun yang suka mencuri roti. Dikisahkan dengan kebahagiaan semua orang tentang perkembangan kota, namun sosok anak kecil tersebut bercerita mengenai dirinya yang mampu untuk menerobos masuk ke bioskop. Kemajuan kota sesungguhnya dikenal dari kisah-kisah Si Bandit Kecil, karena Bandit Kecil dapat pergi kemanapun sesuka hatinya ketika anak-anak lainhanya duduk dengan manis di bangku sekolah. Si Bandit Kecil semakin dikenal di kota hingga tak ada hari dimana Bandit Kecil mencuri disalah satu toko roti yang ada di kota.
- Kisah dari Seorang Kawan
Dalam bab ini menggambarkan tentang keadaan pada masa orde baru. Dengan dituliskan kecurangan saudagar kapitalis dalam menjual beras, seperti menimbun beras, menjual beras lebih murah dari harga normal serta menjual kepada pedangang lebih tinggi dari harga standar.
- Dewi Amor
Dalam bab ini menggambarkan tentang seorang pria yang jatuh cinta kepada wanita yang bernama Laura. Namun, cintanya terus menerus di tolak oleh Laura karena Laura lebih mencintai pria lain. Pria tersebut sangat tulus mencintai Laura hingga pria yang menjadi pilihan Laura harus mengalami luka-luka akibat ulah pria yang mencintai Laura dengan tulus.
- Kandang Babi
Dalam bab ini menggambarkan ulah mahasiswa yang malas dan suka meminum arak yang tidur di gudang. Gudang tersebut dinamakan kandang babi. Mahasiswa tersebut membutuhkan uang yang sangat banyak hingga meminjam kepada temannya yang menjadi dosen. Namun, uang tersebut habis untuk berpesta, membayar hutang, dan membuka pintu gudang yang pernah ditutup akibat birokrasi. Hingga menjadi suatu permasalahan sosial.
Kumpulan cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 2000 dan terbit kembali pada tahun 2014 dengan judul yang sama yaitu "Corat Coret di Toilet". Cerpen ini mengusung tentang keadaan yang terjadi pada tahun 2000-an setelah terjadinya refomasi pada tahun 1998. Inti dari kumpulan cerpen tersebut mengenai sindiran dan kritikan terhadap pemerintahan sehingga kritikan dan sindiran tersebut menjadikan keunikan dalam cerpen ini karena dibalut dengan cerita yang realistis dan dekat pada kehidupan sehari hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H