Mohon tunggu...
Nabila Febriancy
Nabila Febriancy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan dan Pengendalian African Swine Fever (ASF)

10 Juni 2024   19:46 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:01 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

African Swine Fever (ASF) adalah penyakit virus yang sangat menular dan fatal pada babi peliharaan dan babi hutan. Penyakit ini disebabkan oleh virus DNA dari famili Asphaviridae, genus Asfivirus. ASF mempunyai dampak ekonomi yang signifikan karena tingginya angka kematian pada babi yang terinfeksi dan tidak adanya vaksin atau pengobatan yang efektif. Artikel ini menjelaskan klasifikasi patogen, ketahanannya terhadap agen fisik dan kimia, serta langkah-langkah pencegahan dan pengendalian ASF

Klasifikasi Patogen ASF disebabkan oleh African Swine Fever Virus (ASFV), satu-satunya anggota keluarga Asphaviridae. Virus-virus ini di-genotip melalui analisis sekuens, dan virulensi isolat ASFV sangat bervariasi. Virus ini dapat bertahan dalam jangka waktu lama di dalam darah, feses, dan jaringan tubuh, terutama pada produk daging babi mentah atau setengah matang yang terinfeksi. ASFV juga dapat diperbanyak secara vektor melalui kutu lunak dari genus Ornithodorus

Ketahanan terhadap pengaruh fisik dan kimia ASFV sangat tahan terhadap suhu rendah dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras. Virus dinonaktifkan pada suhu 56°C selama 70 menit atau 60°C selama 20 menit. Selain itu, ASFV dapat diuji menggunakan berbagai bahan kimia, antara lain eter, kloroform, natrium hidroksida 8/1000 (30 menit), hipoklorit pada klorin 0,03-0,5% (30 menit), dan formalin 3/1000 (30 menit) Ini rentan terhadap bahan kimia dan disinfektan (menit), orto-fenilfenol 3% (30 menit), dan senyawa iodium Efektivitas desinfeksi tergantung pada nilai pH, waktu penyimpanan, dan kandungan organik        

Pencegahan dan Pengendalian Pencegahan dan pengendalian ASF memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. Langkah-langkah pentingnya adalah:

  • Kebijakan impor yang ketat: Negara harus menerapkan kebijakan impor yang ketat untuk hewan dan produk hewan untuk mencegah masuknya ASF
  • Program Pengawasan: Program pemantauan berkelanjutan sangat penting untuk deteksi dini ASF Termasuk memantau wilayah tertular dan sekitarnya
  • Penyembelihan dan Pembuangan: Penyembelihan semua babi yang terinfeksi secara tepat waktu dan pembuangan bangkai serta kotoran babi dengan benar sangat penting untuk mencegah penyebaran virus
  • Pembersihan dan Disinfeksi: Pembersihan dan disinfeksi menyeluruh terhadap fasilitas dan peralatan peternakan yang digunakan sangat penting untuk menghilangkan virus dari lingkungan
  • Identifikasi zona infeksi: Pengendalian pergerakan babi dan produk daging babi untuk mengidentifikasi zona infeksi akan membantu mencegah penyebaran virus
  • Investigasi Epidemiologi: Investigasi epidemiologi terperinci diperlukan untuk melacak sumber infeksi dan mencegah penyebaran lebih lanjut
  • Keamanan Hayati yang Baik: Operasi babi dan rantai pasok harus menerapkan keamanan hayati yang baik untuk mencegah masuknya ASF ke dalam populasi babi
  • Pembuangan sisa makanan: Pembuangan sisa makanan dari pesawat atau kapal negara yang terinfeksi harus dilakukan dengan benar untuk mencegah penyebaran virus

Kesimpulan ASF adalah penyakit babi yang sangat menular dan fatal sehingga memerlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang ketat. Meskipun belum ada vaksin atau pengobatan yang efektif, kebijakan impor yang ketat, program pengawasan, penyembelihan dan pembuangan yang benar, serta praktik pembersihan dan disinfeksi yang menyeluruh dapat membantu mencegah penyebaran virus. Selain itu, penetapan zona infeksi, investigasi epidemiologi, dan praktik biosekuriti yang baik sangat penting untuk memerangi ASF. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan penyebaran ASF dan mengurangi dampak ekonominya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun