Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh paling penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Lahir pada 2 Mei 1889, beliau memmpunyai banyak pemikiran yang sampai sekarang masih sering kita dengar, apalagi di dunia pendidikan. Kalau kamu sering denger "Hari Pendidikan Nasional" setiap 2 Mei, itu adalah bentuk penghormatan untuk beliau. Tapi, kira-kira apa sih yang bikin pemikiran Ki Hajar Dewantara masih relevan banget di zaman sekarang?
Ki Hajar Dewantara tidak hanya memikirkan pendidikan sebagai cara untuk mengajari murid tentang matematika atau bahasa. Bagi beliau, pendidikan itu harusnya bisa membuat anak-anak menjadi pribadi yang baik, paham budaya, dan punya rasa cinta sama tanah air. Beliau juga percaya banget kalau pendidikan harus berbasis pada kebudayaan bangsa, dan nggak cuma nyontek dari luar.
Di zaman sekarang, meskipun sudah banyak teknologi dan budaya asing yang masuk, kita tetap butuh pendidikan yang menghargai budaya lokal dan karakter bangsa. Misalnya, banyak sekolah sekarang yang mulai mengajarkan tentang sejarah Indonesia, keragaman budaya, dan bahasa daerah. Meskipun teknologi sekarang sangat canggih, anak-anak tetap harus paham siapa mereka dan dari mana mereka berasal.
Ki Hajar Dewantara mempunya filosofi pendidikan yang sangat terkenal: "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". Â Kalau diterjemahin, artinya kira-kira "Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan." Nah, filosofi ini sekarang jadi pedoman banyak guru. Jadi, seorang guru gak cuma ngajarin pelajaran, tapi juga harus bisa jadi contoh yang baik, jadi motivator, dan tetap mendukung murid biar terus semangat belajar.
Di zaman sekarang, dengan segala teknologi dan informasi yang bisa diakses dengan mudah, tugas guru menjadi sangat penting. Mereka harus menjadi filter yang membantu murid supaya gak kebingungan dengan banyaknya informasi yang ada. Guru yang bisa mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dan positif, itu masih sesuai banget sama apa yang diajarkan Ki Hajar Dewantara.
Salah satu hal yang diperjuangkan Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang bisa diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang. Di zaman sekarang, meskipun sudah banyak kemajuan, masih ada tantangan besar dalam hal pemerataan pendidikan. Tapi, dengan adanya teknologi dan pendidikan daring (online), kita mulai melihat perubahan ke arah yang lebih baik. Sekarang, siswa di daerah terpencil pun bisa belajar dari rumah dengan bantuan internet.
Tapi tentu aja, masih ada kendala seperti akses internet yang belum merata di seluruh Indonesia. Meskipun begitu, semangat Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang inklusif dan merata tetap jadi prinsip yang harus terus diperjuangkan.
Di masa sekarang, pendidikan sering kali masih terfokus pada nilai ujian. Padahal, yang lebih penting itu bukan cuma seberapa tinggi nilai yang didapat, tapi juga bagaimana anak-anak itu mengembangkan keterampilan lain, seperti kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan bekerja sama. Ki Hajar Dewantara udah lama banget nyadar bahwa pendidikan itu harus membentuk anak-anak jadi orang yang punya karakter dan budi pekerti, bukan cuma orang yang pintar di bidang akademik.
Dengan perubahan zaman yang cepat, sekarang kita butuh pendidikan yang lebih holistik, yang gak cuma ngasih ilmu, tapi juga ngasih bekal hidup yang bisa dipake di dunia nyata.
Jadi, meskipun sudah lebih dari seratus tahun sejak Ki Hajar Dewantara memperkenalkan prinsip-prinsipnya, ide-idenya tetap relevan dan penting banget di dunia pendidikan Indonesia sekarang. Pendidikan yang berlandaskan pada karakter, budaya, dan kebebasan berpikir masih sangat perlu untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.