Mohon tunggu...
Nabila FahrianiPane
Nabila FahrianiPane Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Sumatera Utara

Mahasisi aktif yang memiliki minat besar dibidang bisnis, volunteer, hingga lingkungan hidup sehingga aktif mengikuti beberapa kegiatan pengabdian hingga membuat bisnis sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Kreatif PKK Desa Ndeskati bersama Tim PKM-PM: Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi Menjadi Warna Warisan Batik Aksara Karo

17 Juli 2024   11:25 Diperbarui: 17 Juli 2024   11:32 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Ndeskati, Kabupaten Karo - Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) Eco-empowered Universitas Sumatera Utara bersama mitra PKK Desa Ndeskati baru saja menggelar kegiatan inovatif yang bertujuan untuk mengubah limbah kulit kopi menjadi pewarna alami untuk batik aksara Karo. Kegiatan ini berlangsung secara bertahap dalam 3 bulan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat desa dan menonjolkan peran penting perempuan dalam pelestarian budaya serta pengelolaan lingkungan.

Kegiatan dimulai dengan proses ekstraksi limbah kulit kopi menjadi pewarna alami. Para peserta yang sebagian besar adalah anggota PKK antusias mempelajari setiap tahap dari pengumpulan, pengeringan, hingga ekstraksi warna. "Ini adalah pertama kalinya kami melihat limbah kulit kopi diubah menjadi sesuatu yang berharga. Prosesnya menarik dan hasilnya sangat memuaskan," ujar May, salah satu peserta pelatihan.

Setelah pewarna alami siap, pelatihan berlanjut dengan sesi pembuatan batik Aksara Karo. Para peserta diperkenalkan secara langsung mengenai sejarah dan makna Aksara Karo yang dibimbing langsung oleh salah satu anggota tim PKM, yaitu Muslih Arridho dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali warisan budaya Karo yang hampir meluntur. 

Pelatihan Aksara Karo - Dokumentasi Pribadi
Pelatihan Aksara Karo - Dokumentasi Pribadi

Ibu PKK Desa Ndeskati diajarkan bagaimana mengaplikasikan Aksara Karo menjadi sebuah kata indah yang dituliskan dalam media batik menggunakan pensil dan juga kertas desain. Proses melukis dengan lilin malam menjadi puncak kreativitas, dimana para mitra dengan penuh kehati-hatian mengukir motif Aksara Karo pada kain batik sebagai bentuk kehormatan sekaligus representasi warisan budaya Karo. 


Pemindahan Desain - Dokumentasi Pribadi
Pemindahan Desain - Dokumentasi Pribadi
Proses pewarnaan menjadi momen paling ditunggu-tunggu. Kain-kain batik dicelupkan ke dalam pewarna alami yang telah diekstraksi dari limbah kulit kopi menghasilkan warna yang unik dan ramah lingkungan, yaitu warna coklat muda. Proses ini diakhiri dengan fiksasi dan pengeringan untuk memastikan batik yang dihasilkan berkualitas tinggi dan tahan lama. "Kami sangat bangga dengan hasilnya. Batik ini tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai lingkungan dan budaya yang tinggi," kata Wadaria, ketua tim peserta.

Pewarnaan - Dokumentasi Pribadi
Pewarnaan - Dokumentasi Pribadi

Program ini tidak hanya menghasilkan produk batik berkualitas, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa, terutama para ibu rumah tangga. Mereka kini memiliki keterampilan baru yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan memperkuat ekonomi lokal. "Kami berharap keterampilan ini dapat kami tularkan ke komunitas lain, menjadikan Desa Ndeskati sebagai pusat pelatihan batik aksara Karo," tambah Wadaria.

Keberlanjutan program ini didukung dengan pembentukan koperasi "Batik Aksara Karo," yang akan mengelola produksi dan distribusi batik secara mandiri. Koperasi ini juga akan berperan sebagai pusat pelatihan bagi komunitas lain untuk memastikan pengetahuan dan keterampilan ini terus berkembang. Adanya komitmen kuat dari seluruh masyarakat dan dukungan berkelanjutan dari PKM-PM, Desa Ndeskati siap menjadi desa percontohan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Desa Ndeskati akan bersinar menjadi contoh inspiratif dimana tradisi dan inovasi berjalan beriringan yang membawa dampak positif yang luas bagi lingkungan dan budaya. Program ini telah membuka peluang baru, mengurangi limbah, memperkuat identitas budaya, dan menciptakan masa depan yang lebih hijau serta berdaya bagi seluruh masyarakat desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun