Mohon tunggu...
NABILA DINDA
NABILA DINDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa yang tertarik dengan membaca terlebih membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manajemen Kurikulum dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

25 Oktober 2023   10:55 Diperbarui: 25 Oktober 2023   15:52 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Nabila Dinda Ruwanda, Shandy Septyani Manalu, Lukman Nulhakim

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sistem pendidikan Indonesia masih dapat dibilang tertinggal dari pada negara-negara lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari kualitas sumber daya manusianya yang rendah. Terbukti dari data bahwa skor PISA pada 2022 belum meningkat dari skor PISA pada 2018 dimana skor PISA Indonesia pada saat itu untuk keterampilan matematika, sains, dan membaca masih berada di bawah 400 atau berada pada peringkat ke 74 dari 79 negara yang berpasrtisipasi. Kualitas sumber daya manusia yang rendah itu bermula dari adanya problematika dalam sistem pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu kualitas pembelajaran yang kurang. 

Kualitas pembelajaran yang kurang baik dapat disebabkan karena kurangnya persiapan dalam sebelum melakukan pembelajaran dan evaluasi pada setiap akhir pembelajarannya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, perlu adanya persiapan yang harus dipersiapkan serta disusun sedemikian rupa agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Era globalisasi sekarang ini membuat segala aspek kehidupan mengalami perkembangan. Agar dapat bertahan hidup, sebagai individu tentunya tidak dapat tinggal diam. Individu tersebut mencoba untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang diperlukan pada era sekarang, yaitu kompetensi 4C atau Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication). Cara untuk menguasai kompetensi tersebut salah satunya yaitu dengan menempuh sebuah pembelajaran. Pendidikan saat ini dituntut untuk dapat memfasilitasi pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi tersebut. Untuk mewujudkan pembelajaran inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era sekarang ini, diperlukan sesuatu yang dapat menyusun hal-hal yang cocok untuk mendukung terciptanya pembelajaran yang efektif. Suatu pembelajaran pada dasarnya bukan tidak lain dilaksanakan tanpa adanya suatu persiapan ataupun perencanaan. Perencanaan dalam pendidikan maupun pembelajaran ini begitu penting untuk dipersiapkan sebab dengan memiliki rencana yang matang dan tidak disusun dengan tergesa-gesa, suatu pembelajaran nantinya bukan hanya dapat terlaksana dengan efektif dan efisien, melainkan juga dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.

Dalam tercapainya tujuan pendidikan maka diperlukan suatu program pengelolaan atau sesuatu yang dapat menyusun hal-hal mengenai pembelajaran atau singkatnya dapat kita sebut suatu program pengelolaan yang terkandung dalam manajemen kurikulum. Melalui manajemen kurikulum inilah nantinya akan terdapat tahapan-tahapan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan evaluasi di dalam pendidikan tak terkecuali dalam pembelajaran yang pada akhirnya, hal tersebut dapat dijadikan sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan maupun pembelajaran di Indonesia.

Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan gabungan dua kata, yaitu kata manajemen dan kata kurikulum. Dalam artiannya, kata manajemen sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu to manage yang berarti mengatur dan kata kurikulum sendiri yang berasal dari Bahasa Latin, yaitu curiculate yang berarti bahan Pelajaran. Dari dua pengertian kata tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian manajemen kurikulum secara singkat yaitu manajemen kurikulum merupakan suatu hal yang sifatnya mengatur bahan Pelajaran. Adapun pengertian manajemen kurikulum menurut Sinahyo (2023:14) yang menyatakan bahwa manajemen kurikulum merupakan segenap proses usaha bersama untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Syaefudin, dkk (2021:3) juga mengartikan manajemen kurikulum sebagai suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Selain dua pendapat tersebut, terdapat juga pendapat dari Nani, dkk (2022:26) yang menyatakan bahwa manajemen kurikulum merupakan suatu cara dalam merancangkan kurikulum, mengimplementasikan, dan mengevaluasi. Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen kurikulum merupakan pengelolaan pembelajaran dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang disusun atau diatur dengan sangat kompleks agar dapat tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal.

Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Seperti pembahasan pada pengertian manajemen kurikulum sebelumnya, manajemen kurikulum sendiri memiliki beberapa ruang lingkup yang perlu perhatian khusus karena ruang lingkup tersebut sangat penting untuk keberhasilan manajemen kurikulum dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Ruang lingkup tersebut terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.

  • Perencanaan Kurikulum  : Pada intinya, perencanaan kurikulum ini tentang bagaimana pembelaran dirancang sesuai dengan data yang telah diperoleh, seperti pembelajaran dirancang menyesuaikan dengan masalah-masalah yang ada di kehidupan peserta didik sehari-hari, kebutuhan peserta didik akan pengetahuan yang nantinya dapat dijadikan solusi atas permaslaahan yang terjadi, atau bisa disebut sebagai kondisi sosiokultural atau kondisi sosial yang terjadi di Masyarakat dimana dalam proses mencari tahu tentang masalah yang ada serta mencari solusinya pasti tidak terlepas dari adanya interaksi dengan seksama, contohnya yaitu berinteraksi dengan teman, guru, maupun Masyarakat sekitar. Jadi, pada perencanaan hal pertama yang harus diperhatikan, yaitu kondisi sosiokultural. Hal kedua yang juga harus diperhatikan yaitu kondisi ketersediaan fasilitas, contohnya yaitu ruang kelas, buku-buku pembelajaran, laboratorium dan sarana prasarana lainnya. Dalam merencanakan kurikulum perlunya tidak mengabaikan kondisi ini sehingga tidak terjadi generation gap antara perencanaan pembelajaran yang sudah dirancang dengan proses pelaksanaannya.
  • Pengorganisasian kurikulum : Setelah merencanakan, ruang lingkup berikutnya yaitu mengorganisasikan. Hal-hal yang telah direncanakan dalam perencanaan diorganisasikan kembali yaitu dengan tidak menambahkan atau menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai,  dan menambahkan sesuatu yang diperlukan sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Dalam mengorganisasikan ini perlu untuk memperhatikan kembali tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, jadi pemahaman materi yang nantinya akan diberikan harus sesuai tingkat pemahamannya dengan apa yang hendak dipahami peserta didik. Selain itu, bahan yang diorganisir harus berurutan, yaitu urutan pertama tentang  isi bahan Pelajaran dan urutan keduanya tentang urutan pengalaman belajar, materi juga harus memiliki keterhubungan antara materi satu dengan lainnya, antar mata Pelajaran juga harus diorganisir secara adil, yaitu tidak adanya pengistimewaan diantara salah satu mata Pelajaran yang ada yang terakhir, yaitu harus adanya keterpaduan bagaimana pengetahuan dan pengalaman belajarnya nanti dapat berintegrasi dalan memecahkan permasalahan kehidupan mendatang.
  • Pelaksanaan kurikulum : Pelaksanaan kurikulum merupakan proses pembelajaran yang sebelumnya telah direncanakan sebaik-baiknya dan sudah siap untuk dioprasikan. Dalam pelaksanaannya, kurikulum terdiri atas dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Pada tingkatan pertama, yaitu tingkat sekolah, kepala sekolah bertugas sebagai pemimpin, sedangkan pada tingkatan kedua, yaitu tingkat kelas  yang dipimpin oleh guru.
  • Evaluasi kurikulum : Evaluasi kurikulum bertujuan untuk mengetahui hasil yang didapat dari perencanaan kurikulum, pengorganisasian kurikulum, dan pelaksanaan kurikulum. Jika hasil yang didapat masih belum sesuai dengan hasil yang diharapkan perlu adanya suatu perbaikan ataupun pengoptimalan kembali agar pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif dan menghasilkan hasil belajar yang ingin dicapai.

Prinsip – Prinsip Manajemen Kurikulum

Esensi manajemen kurikulum ini sangat penting pengadaannya di dalam bidang pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupun mutu pembelajaran, serta membantu dalam tercapainya tujuan pendidikan, baik itu tujuan nasional pendidikan maupun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada tiap sekolah. Tentunya penyusunan manajemen kurikulum ini, tidak serta merta disusun tanpa memperhatikan kaidah atau prinsip-prinsip yang berlaku. Prinsip-prinsip manajemen kurikulum ini, meliputi prinsip :

  • Berorientasi pada visi, misi, dan tujuan pendikan. Dalam hal ini, manajemen kurikulum yang disusun dan akan diimplementasikan harus sesuai atau berorientasi pada visi misi dan tujuan pendidikan.
  • Prinsip produktivitas. Dalam hal ini, sekiranya manajemen kurikulum pada pengimplementasiannya harus dapat memaksimalkan hasil yang ingin dicapai atau tingkat produktivitasnya.
  • Prinsip demokratis. Dalam hal ini, manajemen kurikulum harus ter-arah kepada kepentingan dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh seluruh peserta didik, tanpa mengistimewakan atau membedakan perlakuan salah seorang atau beberapa peserta didik.
  • Prinsip kooperatif. Dalam hal ini, manajemen kurikulum pada pengaplikasiannya harus dapat menjalankan perannya demi tercapainya tujuan pendidikan.
  • Prinsip efektivitas dan efisiensi. Dalam hal ini, manajemen kurikulum pada pengaplikasiannya harus senantiasa berfokus terhadap efektivitas dan efiensi yang dapat dicapai. (Mulyasa dalam Yuhasnil dan Silvia Anggreni, 2022:220).

Strategi – Strategi Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

Seperti halnya dengan seorang guru yang ketika proses pembelajaran berlangsung, sebelumnya terlebih dahulu menentukan model, metode, taktik, dan strategi pembelajaran yang sekiranya dinilai cocok dan tepat untuk diaplikasikan pada proses pembelajaran agar  memberikan hasil seperti yang telah diharapkan dan tentunya memuaskan bagi kinerja guru. Begitu pula halnya dengan manajemen kurikulum, penyelenggara pendidikan baik itu yang berada di dalam pemerintahan atau kementerian serta penyelanggara pendidikan di lingkungan sekolah dapat menghadirkan strategi – strategi sebagai upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maupun mutu pembelajaran. Strategi – strategi yang dapat dihadirkan diantaranya adalah :

  • Pengembangan kurikulum. Jadi, kurikulum yang hendak digunakan dalam pendidikan maupun pembelajaran harus dikembangan sebaik mungkin dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik, perkembangan zaman yang terjadi, termasuk sistem penyajian atau pelaksanaan pembelajaran itu sendiri.
  • Penyediaan alat-alat peraga ataupun fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Contoh fasilitasnya yakni berupa penyediaan perpustakaan, alat-alat yang dapat digunakan dan dibutuhkan dalam pembelajaran, maupun labolatorium untuk kegiatan praktik, baik itu ruang labolatorium praktik IPA, labolatorium komputer, ruang musik, dan sebagainya.
  • Pemilihan dan pengadaan buku-buku perpustakaan yang mengandung bacaan bermanfaat seperti menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik, meningkatkan imajinasi serta pemikiran kreatif peserta didik. Pengadaan buku-buku tersebut pun harus disajikan sedemikian menarik, artinya buku yang dihadirkan tidak serta merta harus bacaan non-fiksi, melainkan dapat juga berupa buku fiksi seperti buku cerita yang tentunya hal ini akan menarik perhatian dan meningkatkan wawasan pengetahuan peserta didik.
  • Pelatihan bagi tenaga pendidik. Dalam hal ini, bukan hanya dari segi fasilitas maupun proses pembelajarannya saja yang harus efektif atau maksimal, melainkan dari sisi tenaga pendidiknya pun harus dikembangkan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki pendidik. Tenaga pendidik harus menguasai kompetensi-kompetensi yang sudah sepatutnya dimiliki oleh tiap guru, kompetensi tersebut yaitu ialah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi professional, dam kompetensi kepribadian. Selain itu, seorang tenaga pendidik juga harus memiliki keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam menysusun atau mengembangkan strategi pembelajaran dan sebagainya.

Hal ini selaras dengan pendapat Sayuti, Ahmad (2021:58) yang mengungkapkan bahwa strategi – strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya ialah dengan strategi pengembangan kurikulum, yang mencangkup; pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk peserta didik dan buku pedoman guru Sekolah Dasar dan sekolah-sekolah lanjutan; pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya di sekolah; penataran guru-guru dan dosen; serta pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah. Berdasarkan hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi – strategi dalam pengupayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran dapat dimunculkan baik dari segi peserta didiknya, tenaga pendidik atau guru, fasilitas berupa sarana dan prasarana, dan proses pembelajaran itu sendiri.

Kesimpulan

Manajemen kurikulum merupakan sebuah program pengelolaan pembelajaran yang ruang lingkupnya meliputi tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap implementasi, dan tahap evaluasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan maupun tujuan pembelajaran. Untuk menyusun manajemen kurikulum tidak semata-mata disusun tanpa adanya suatu prinsip didalamnya. Prinsip manajemen kurikulum ini sendiri terdiri atas prinsip berorientasi pada visi, misi, dan tujuan pendidikan, produktivitas, kooperatif, demokratis, serta prinsip efektivitas dan efesiensi. Agar tercapainya keefektivitas dan efesiensi dalam pengaplikasian dari manajemen kurikulum maka penyelenggara pendidikan dapat membuat strategi-strategi guna menunjang tercapainya hal tersebut. Strategi-strategi yang dapat dihadirkan yakni dapat berfokus pada segi aspek peserta didik, tenaga pendidik, proses pembelajaran, maupun fasilitas atau penyediaan sarana dan prasarana.

Selain hal tersebut, penyelenggara pendidikan baik itu penyelenggara yang berada di dalam kementerian atau lingkungan sekolah senantiasa harus bersama-sama gotong royong dalam membangun dan meningkatkan pendidikan serta pembelajaran kita secara terus-menerus agar pendidikan kita semakin maju dan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya serta kualitas sumber daya manusia (SDM) negara kita pun memiliki kualitas yang begitu baik. Dengan demikian, hal ini menjadi perhatian bagi penyelanggara pendidikan serta tidak dapat dianggap remeh sehingga penyelenggara pendidikan pun harus sungguh-sungguh dalam menyusun manajemen kurikulum dan mengembangkannya agar menjadi semakin baik.

Referensi

Hidayati, W., Syaefudin, M. P., & Muslimah, U. (2021). Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan (Konsep dan Strategi Pengembangan) (Vol. 1). Semesta Aksara.

Hidayati, W., Syaefudin, M. P., & Muslimah, U. (2021). Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan (Konsep dan Strategi Pengembangan) (Vol. 1). Semesta Aksara.

Sayuti, Ahmad. Strategi Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan. 2021. Jurnal Al Fatih. 1(1):58.

Subagyo, N. I. M. (2022). MANAJEMEN KURIKULUM FULL DAY SCHOOL UNTUK MEWUJUDKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MI MA’ARIF NU 1 KAJONGAN PURBALINGGA (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen).

Yuhasnil dan Silvia Anggreni. Manajamen Kurikulum Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. 2020. ALIGNMENT:Journal of Administration and Educational Management. 3(2):220

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun