Di sebuah desa terpencil, dikelilingi perbukitan hijau, hiduplah seorang gadis bernama Aisyah. Sejak kecil, Aisyah sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia selalu haus akan ilmu pengetahuan. Setiap hari, Aisyah menghabiskan waktu luangnya untuk membaca buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan desa.
"Nak, sudahlah belajarnya. Bantu Ibu di dapur," ujar ibunya suatu sore.
"Bentar lagi, Bu. Saya mau menyelesaikan soal matematika ini dulu," jawab Aisyah dengan penuh semangat.
Keinginan Aisyah untuk melanjutkan sekolah ke kota sangat besar. Namun, kondisi ekonomi keluarganya yang sulit menjadi penghalang. Ayahnya hanya seorang petani sederhana, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga.
"Nak, jangan terlalu memikirkan sekolah. Bantu Ayah di sawah saja," ujar ayahnya suatu hari.
Aisyah hanya bisa mengangguk sedih. Meskipun begitu, ia tidak pernah menyerah pada mimpinya. Ia selalu ingat hadits tentang "menuntut ilmu sampai negeri cina"artinya tuntutlah ilmu sejauh apapun itu jaraknya serumit apapun jalannya insyaallah allah akan memberikan jalan.Setiap malam, ia selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan jalan untuk bisa melanjutkan sekolah.
Suatu hari, seorang guru besar dari kota datang ke desa mereka untuk melakukan penelitian. Ia sangat terkesan dengan kecerdasan Aisyah. Setelah mendengar cerita tentang kesulitan yang dialami Aisyah, guru besar itu tergerak hatinya untuk membantu.
"Nak, saya akan membantumu untuk bisa melanjutkan sekolah,melihat bagaimana potensimu dalam pendidikan, sayang sekali jika kamu tidak melanjutkan pendidikan mu itu anak manis" ujar guru besar itu dan tersenyum.
Aisyah sangat terkejut dan bahagia mendengar kabar itu,tak lupa Aisyah mengucapkan banyak terimakasih kepada guru itu karena sudah membantunnya.Â
Aisyah pulang dengan perasaan senang dan mata berbinar-binar, ia masuk kedalam rumah dengan terburu-buru. "Buuu" Panggil Aisyah terus menerus. Ibu yang berada di dapur segera menghampiri Aisyah dengan terheran-heran tak biasanya anaknya itu memanggil-manggil dengan keras.Â
"Ada apa Nak?, kok sepertinya senang sekali? " ,tanya Ibu. "Aisyah mau disekolahkan sama guru naik hati bu, Aisyah mau dibiayai agar Aisyah bisa melanjutkan pendidikan" Ujar Aisyah antusias. Mendengar itu Ibu menangis memeluk anaknya, tak lupa mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberikan anaknya kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya padahal dirinya sudah hampir putus asa dan menyutuh Aisyah untuk tidak berharap karena ekonomi mereka yang sangat kurang.Â