Mohon tunggu...
Nabila Beutari
Nabila Beutari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Gigi

Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ASI Eksklusif, Hadiah Terbaik Ibu Untuk Masa Depan Anak Bebas Stunting

7 Desember 2024   14:14 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Allah tidak akan menciptakan segala sesuatu kecuali itu bermanfaat untuk umatnya. ASI adalah salah satu nikmat tuhan yang diberikan kepada seluruh Ibu di Dunia ini, yang melalui ASI itu menjadi hadiah yang terbaik pula untuk Anaknya. Pemberian ASI eksklusif ternyata adalah salah satu upaya penting melawan stunting. Bagi para ibu, tindakan ini lebih dari sekadar nutrisi; tindakan ini merupakan perwujudan komitmen terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak mereka yang berdampak jauh melampaui masa bayi. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana kekurangan gizi dan stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat yang mendesak, pentingnya pemberian ASI eksklusif tidak dapat diremehkan. Stunting menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, dengan data pada tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,5%, turun dari 30,8% pada tahun 2018. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan angka ini menjadi 14% pada tahun 2024, yang mencerminkan komitmen untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak di seluruh negeri.

Stunting, ditandai dengan tinggi badan rendah untuk usianya karena kekurangan gizi kronis. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi menderita berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan fungsi kekebalan tubuh, yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Lebih jauh lagi, pertumbuhan yang terhambat dapat menyebabkan tantangan seumur hidup seperti berkurangnya pencapaian pendidikan dan berkurangnya produktivitas di masa dewasa. Stunting tidak hanya memengaruhi postur tubuh tetapi juga kemampuan kognitif dan kapasitas belajar, yang pada akhirnya menghambat pembangunan nasional serta memiliki implikasi yang mendalam tidak hanya untuk kesehatan individu tetapi juga untuk pembangunan sosial ekonomi negara. Anak-anak yang mengalami stunting tumbuh menjadi orang dewasa yang mungkin berpenghasilan lebih rendah dan kurang berkontribusi secara efektif terhadap perekonomian. Siklus kemiskinan ini terus berlanjut, sehingga penting bagi Indonesia untuk mengatasi stunting tidak hanya sebagai masalah kesehatan tetapi juga sebagai prioritas pembangunan. Upaya pemerintah untuk mengurangi stunting melalui berbagai intervensi menyoroti pengakuan bahwa peningkatan gizi dan hasil kesehatan bagi anak-anak sangat penting untuk memutus siklus ini.

Pemberian ASI eksklusif muncul sebagai salah satu strategi paling efektif untuk mencegah stunting. ASI kaya akan antibodi dan komponen bioaktif lainnya yang memperkuat sistem kekebalan bayi, mengurangi risiko infeksi yang dapat memperburuk kekurangan gizi. Pemberian ASI eksklusif mengacu pada praktik pemberian ASI saja kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan, tanpa memperkenalkan makanan atau cairan lain. Periode ini sangat penting bagi perkembangan anak, karena ASI secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. ASI mengandung keseimbangan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sempurna yang penting untuk pertumbuhan yang optimal. Komposisi ASI bahkan beradaptasi dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang tumbuh, memastikan bahwa mereka menerima semua nutrisi yang diperlukan selama fase perkembangan yang penting ini.

Manfaat pemberian ASI eksklusif jauh melampaui kebutuhan nutrisi langsung. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa bayi yang disusui lebih kecil kemungkinannya untuk terkena infeksi dan penyakit kronis di kemudian hari. ASI kaya akan antibodi dan senyawa penguat kekebalan tubuh yang membantu melindungi bayi dari penyakit seperti diare, infeksi pernapasan, dan bahkan kondisi yang lebih parah seperti obesitas dan diabetes tipe 2. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang disusui secara eksklusif memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk mengalami stunting dibandingkan dengan mereka yang tidak disusui. Efek perlindungan ini sangat penting dalam situasi di mana akses ke layanan kesehatan dan makanan bergizi mungkin terbatas.

Selain itu, pemberian ASI eksklusif tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga perkembangan kognitif. Kehadiran asam lemak esensial seperti DHA (asam docosahexaenoic) dalam ASI sangat penting untuk perkembangan otak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang disusui secara eksklusif cenderung memiliki hasil yang lebih baik dalam penilaian kognitif di kemudian hari, menunjukkan peningkatan keterampilan memecahkan masalah dan prestasi akademik. Keunggulan kognitif ini sangat penting di negara-negara berkembang yang peluang pendidikannya mungkin terbatas; oleh karena itu, berinvestasi dalam pemberian ASI dapat menghasilkan manfaat jangka panjang yang signifikan bagi individu dan masyarakat.

Ikatan emosional yang terbentuk selama menyusui juga memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Menyusui mendorong kedekatan fisik antara ibu dan anak, menumbuhkan rasa aman dan keterikatan. Ikatan ini diperkuat oleh pelepasan hormon seperti oksitosin selama menyusui, yang mendorong kasih sayang dan respons ibu. Hubungan emosional tersebut penting untuk perkembangan psikologis yang sehat dan dapat memengaruhi hubungan dan interaksi sosial anak di masa depan.

Namun, terlepas dari berbagai manfaatnya, banyak ibu di negara-negara berkembang menghadapi hambatan yang signifikan untuk memulai dan mempertahankan pemberian ASI eksklusif. Kesalahpahaman budaya tentang praktik menyusui, kurangnya dukungan dari keluarga atau pemberi kerja, dan kebijakan cuti hamil yang tidak memadai sering kali menghalangi kemampuan ibu untuk memberikan hadiah penting ini kepada anak-anak mereka. Untuk mengatasi tantangan ini, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung yang mempromosikan pemberian ASI sebagai norma, bukan pengecualian. Ini termasuk menerapkan kebijakan yang memperpanjang cuti hamil, menyediakan akomodasi di tempat kerja bagi ibu menyusui, dan menawarkan program dukungan masyarakat yang mendidik keluarga tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Sebagai kesimpulan, pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu hadiah paling berharga yang dapat diberikan seorang ibu kepada anaknya, hadiah yang tidak hanya menjanjikan nutrisi langsung tetapi juga masa depan yang lebih cerah, bebas dari hambatan pertumbuhan dan tantangan terkaitnya. Dengan memprioritaskan praktik ini dalam kerangka kesehatan masyarakat dan norma sosial, kita dapat memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang secara fisik, kognitif, dan emosional. Perjalanan menuju generasi yang lebih sehat dimulai dengan mengenali dampak besar dari pemberian ASI dan berkomitmen untuk mendukung ibu dalam peran vital mereka sebagai pengasuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun