Mohon tunggu...
Nabila Azizahra Ramadhani
Nabila Azizahra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

MC / VO Talent

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Generasi Z dan Politik: Dampak FOMO Dalam Pemilu 2024

1 Oktober 2024   18:25 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:25 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Sobat Gen Z! Generasi Z atau individu yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an, adalah generasi yang tumbuh dengan perkembangan teknologi digital dan media sosial. Perkembangan teknologi digital yang sedang terjadi kerap kali mempengaruhi cara mereka berpikir dan berinteraksi dengan dunia, mereka cenderung menginginkan hal-hal yang cepat dan instan. Selain perkembangan teknologi digital, adanya media sosial juga membuat Generasi Z sering kali dianggap terlalu peduli terhadap berbagai isu, termasuk isu-isu politik seperti pemilu di Indonesia. Pemilu merupakan momen penting dalam demokrasi Indonesia, yang di mana suara setiap warga negara memiliki dampak yang signifikan terhadap arah kebijakan publik dan masa depan masyarakat. Keterlibatan Generasi Z dalam pemilu menjadi hal penting untuk memastikan bahwa perspektif dan kepentingan mereka terwakili.

sumber: Perludem
sumber: Perludem

Pemilu 2024 seharusnya menjadi salah satu momen penting bagi Generasi Z untuk turut berpartisipasi aktif dalam menyuarakan aspirasi dan pilihan mereka. Namun, maraknya fenomena psikologis yang kita kenal dengan nama FOMO (Fear of Missing Out) malah mempengaruhi cara Generasi Z terlibat dalam proses politik di Indonesia. FOMO merupakan perasaan cemas yang muncul ketika seseorang mengkhawatirkan dirinya akan kehilangan kesempatan, pengalaman, atau informasi yang mungkin bermanfaat atau menarik dan harus mereka ketahui.

Generasi Z mungkin akan merasa tertinggal jika mereka tidak berpartisipasi aktif dalam pemilu, banyak Generasi Z yang tertarik dengan isu-isu politik dan ingin terlibat dalam kampanye atau gerakan sosial dalam pemilu 2024. Ketidak terlibatannya Generasi Z dalam aktivitas ini mungkin bisa menyebabkan perasaan ketinggalan dalam diri mereka. Namun, dengan tingginya penggunaan media sosial di kalangan Generasi Z, mereka dapat lebih mudah untuk mengakses berbagai informasi dan kampanye politik yang sedang ramai diperbincangkan. Dengan mereka sering melihat teman atau influencer yang mereka sukai aktif dalam diskusi politik pun bisa menyebabkan FOMO bagi mereka yang awalnya tidak peduli akan kondisi politik di Indonesia. Jika banyak orang di sekitar mereka, seperti teman atau kelompok sosial yang terlibat aktif dalam pemilu, Generasi Z pasti merasa mendapatkan dorongan untuk ikut terlibat agar tidak ketinggalan percakapan atau kegiatan bersama. FOMO dalam konteks pemilu dapat menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun negatifnya.

Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif FOMO dalam Pemilu 2024 :

Dampak Positif

1. Tingginya Partisipasi Generasi Z

FOMO dapat mendorong lebih banyak Generasi Z ikut serta dan berperan aktif dalam memperbincangkan pemilu, karena mereka mungkin merasa tidak ingin ketinggalan momen penting yang dapat berpengaruh untuk kebijakan publik dan masa depan mereka nantinya.

2. Generasi Z Lebih Sadar Politik

Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan ketertarikan Generasi Z terhadap isu-isu politik mengenai atau bahkan yang dibuat oleh para kandidat pemilu 2024, yang pasti dapat menambah pengetahuan dan wawasan mereka mengenai kondisi politik Indonesia sekarang.

3. Terbentuknya Mobilisasi Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun