Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Â Surabaya terus menunjukkan kreativitas dan kontribusi mereka dalam bidang pengembangan teknologi dan arsitektur. Salah satu proyek inovatif yang berhasil diusung oleh tim dari dua jurusan, Arsitektur dan Teknik Industri, adalah "Desain Arsitektural Tempat Budidaya Maggot dengan Keunggulan Siklus Terintegrasi untuk Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Poktan Maju Makmur di Surabaya."
Proyek ini diinisiasi oleh Henry Satya Yuwana, selaku ketua tim, dan Abdullah Farel Bahtiar, keduanya berasal dari jurusan Arsitektur. Mereka berkolaborasi dengan Nabila Ayu Farras Luthfiyah dan Alya Virananda dari jurusan Teknik Industri. Inovasi yang mereka buat merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PI), yang bertujuan untuk memberikan solusi praktis dan efisien bagi kelompok tani (Poktan) Maju Makmur dalam budidaya maggot.
Tim ini mengembangkan sebuah desain arsitektural yang inovatif untuk tempat budidaya maggot, yang merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF). Desain ini tidak hanya memperhatikan aspek efisiensi ruang dan sirkulasi udara, tetapi juga menekankan pada integrasi siklus hidup maggot dengan sistem semi-otomatis.
Salah satu keunggulan utama dari desain ini adalah sistem semi-otomatis pada migrasi maggot dewasa melalui pipa untuk menjadi pupa. Sistem ini dirancang agar maggot yang telah mencapai tahap dewasa secara alami akan bermigrasi melalui pipa menuju tempat yang telah disiapkan untuk mereka berubah menjadi pupa. Tahap ini sangat penting dalam siklus hidup maggot, karena pupa akan menjadi lalat BSF yang kemudian dapat bertelur dan memulai siklus baru.
Selain desain yang inovatif, proyek ini juga fokus pada peningkatan produktivitas dan pendapatan Poktan Maju Makmur. Dengan siklus terintegrasi yang dirancang dalam sistem budidaya, tim ini berupaya memastikan bahwa proses budidaya maggot dapat berjalan dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan hasil produksi. Selain itu, penggunaan sistem semi-otomatis dalam pengelolaan pupa diharapkan dapat mengurangi biaya tenaga kerja dan meminimalkan risiko kegagalan dalam proses pembudidayaan.
Penerapan sistem semi-otomatis ini memberikan beberapa keuntungan jangka panjang bagi Poktan Maju Makmur. Pertama, sistem ini memungkinkan migrasi maggot dewasa yang lebih teratur dan terkontrol, sehingga memastikan kualitas pupa yang dihasilkan. Kedua, pada tahap awal migrasi memberikan efisiensi waktu dan tenaga, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas secara keseluruhan, baik maggot yang dapat digunakan untuk pakan ternak, maupun kasgot untuk pupuk tanaman.
Inovasi ini menunjukkan bahwa kolaborasi antarjurusan di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dapat menghasilkan solusi praktis dan efektif yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya desain baru ini, Poktan Maju Makmur di Surabaya dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka, serta mendukung keberlanjutan lingkungan melalui budidaya maggot yang efisien dan terintegrasi. Pemanfaatan lahan horizontal menjadi vertikal untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar secara bersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H