Kota Semarang (9/8) -- Salah satu poin penerapan pola hidup new normal 5M adalah mengurangi mobilitas, dengan begitu masyarakat dihimbau untuk lebih sering berada di rumah sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah sampah domestik yang dihasilkan baik sampah organik maupun anorganik.Â
Sayangnya masih sedikit masyarakat yang mau dan mampu untuk memanfaatkan limbah rumah tangga padahal dengan begitu akan turut berkontribusi dalam meminimalisir jumlah produksi sampah organik yang terbuang dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir.Â
Berbekal limbah organik rumah tangga khususnya limbah nabati, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro bernama Nabila Nafi' Atina berinovasi dalam program kerja KKN berupa Sosialisasi Pembuatan Limbah Organik Rumah Tangga.
Limbah organik merupakan limbah yang memiliki sifat yang mudah diuraikan. Limbah ini dapat berupa limbah nabati seperti sayur dan buah maupun limbah hewani yang berupa daging, sisik, dan tulang.Â
Karakteristik mudah terurai pada limbah organik merupakan sebuah keuntungan tersendiri yakni apabila dilakukan penambahan agen dekomposer seperti bakteri maka akan mempercepat proses penguraian limbah serta kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman.Â
Selain mengurangi penumpukan sampah, pembuatan pupuk organik ini juga dapat menjadi kegiatan alternatif bagi masyarakat di RT 03 RW 03 Kelurahan Jangli, Kota Semarang.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik sangat mudah diperoleh dan tidak memakan biaya yang banyak sehingga mudah untuk dilaksanakan.Â
Bahan-bahan tersebut adalah limbah organik rumah tangga, sedikit air, dan EM4. Aktivator berupa EM4 (Effective Microorganisms - 4)Â berisi bakteri pengurai yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik juga mudah diperoleh di pasaran atau toko pertanian dan dijual dengan harga yang cukup terjangkau.Â
Pembuatan pupuk organik dengan aktivator EM4 terbilang sangat mudah yaitu dengan mengumpulkan sampah organik kedalam ember yang ditutup kemudian tuangkan EM4 sesuai dosis yang tertera pada botol lalu tambahkan air dan diaduk. Ember ditutup dan didiamkan selama sekitar 14 hari hingga tercium aroma tape dan pupuk siap untuk digunakan. Karena pupuk terbuat dari bahan dasar organik yang sangat minim bahan kimia, maka pupuk ini tidak menyebabkan pencemaran dan bersifat ramah lingkungan.