Mohon tunggu...
Nabila Athaya
Nabila Athaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Baru Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa baru program studi S1 Akuntansi Universitas Airlangga. Membaca berita terkini, menonton film, dan mendengarkan musik merupakan hobi saya sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Perundungan dalam Pendidikan: Apa yang Dapat Dipelajari dari Kasus Ivan Sugianto?

17 November 2024   18:30 Diperbarui: 17 November 2024   18:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kasus Ivan Sugianto, seorang pengusaha asal Surabaya, sangat menarik publik setelah videonya viral menuntut siswa berinisial EN untuk bersujud dan menggonggong seperti anjing di depan umum. Hal ini terjadi, setelah anaknya berinisial E bersekolah di SMA Cita Hati mendapat ejekan dari EN yang bersekolah di SMAK Gloria 2.

Dalam video tersebut, terlihat Ivan sangat arogan meminta EN untuk bersujud dan menggonggong didampingi orang tuanya. Aksi berlebihan itu dikarenakan Ivan tidak terima anaknya diejek seperti anjing jenis pudel.

Kronologi Peristiwa

  • Tanggal Kejadian : Pada 21 Oktober 2024, Bersama rekannya, Ivan Sugianto dating ke SMAK Gloria 2 dan memaksa siswa EN untuk meminta maaf dengan cara yang merendahkan.
  • Video Viral : Aksi tersebut direkam dan tersebar luas di media sosial, menyebabkan kemarahan Masyarakat. Ivan terlihat menuntut siswa EN untuk bersujud dan menggonggong seperti anjing dalam video tersebut.
  • Penangkapan : Ivan ditangkap di Bandara Juanda saat kembali dari Jakarta pada 14 November 2024. Setelah memeriksa sebelas saksi, polisi Surabaya menetapkannya sebagai tersangka.

Respon Publik dan Ahli

Dr. Septi Budi Sartika, pakar dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, mengatakan bahwa masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan tanpa mengambil jalur hukum. Ia mengusulkan agar orang tua bertindak lebih bijak dalam menangani situasi seperti ini dan menggunakan Tim Perlindungan dan Perundungan dan Kekerasan (TPPK) yang sudah ada di sekolah untuk menyelesaikan perselisihan.

Permohonan Maaf Ivan Sugianto

Ivan telah mengunggah permintaan maaf yang emosional di mana ia mengakui telah melakukan kesalahan dan berharap masyarakat dapat memaafkannya. Namun, kasus ini tetap berlanjut di meja hijau, menunjukkan konsekuensi dari tindakan persekusi dan perundungan dalam lingkungan pendidikan.

Pelajaran dari Kasus Ivan Sugianto

Kasus Ivan Sugianto menunjukkan masalah serius tentang kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah. Tindakan Ivan membuat trauma bagi siswa yang terlibat dan merugikan dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipelajari dari peristiwa ini :

  • Pentingnya Mengelola Emosi

Ketika anaknya diejek oleh temannya, Ivan Sugianto tidak dapat mengendalikan emosinya. Tindakan impulsifnya tersebut berujung pada intimidasi terhadap siswa lain, yang justru memperburuk situasi. Ini menunjukkan bahwa orang tua harus mengajarkan anak sedari dini untuk mengelola emosi dan menyelesaikan masalah secara konstruktif.

  • Penyelesaian Masalah Secara Kekeluargaan

Seperti yang disampaikan oleh Dr. Septi Budi Sartika, masalah ini seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus melibatkan hukum yang ekstrem. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi ketegangan, tetapi juga membantu membangun komunikasi yang lebih baik antara anak dan orang tua.

  • Dampak Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun