Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membawa dampak yang mempengaruhi cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Informasi saat ini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja yang sebelumnya terbatas pada ruang dan waktu. Namun, kemudahan ini justru membawa dampak negatif akibat adanya informasi yang tidak tersaring dengan benar. Beberapa tantangan tersendiri terhadap perkembangan teknologi yang begitu cepat, seperti potensi terpapar konten negatif, kecanduan perangkat digital, dan kesulitan membedakan antara informasi yang benar dan salah. Media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari individu. Banyak anak-anak menggunakan media sosial dan menghabiskan begitu banyak waktu didepan layar digital. Perkembangan pesat media digital berdampak besar pada kehidupan anak-anak yang lahir setelah tahun 2010, yang dikenal sebagai generasi Alpha.
Generasi Alpha adalah generasi yang tumbuh dalam lingkungan yang terhubung secara digital, dimana teknologi menjadi bagian yang sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka sejak usia dini. Generasi ini cenderung terasing secara sosial, bersifat individualistik, ingin hal-hal yang instan, dan kurang menghargai proses. Mereka memiliki sikap dan perilaku yang unik dalam hal konsumsi media. Pemahaman penggunaan media sosial dan etika serta perilaku dalam menggunakan media sosial sangat diperlukan oleh generasi Alpha. Oleh karena itu, keterampilan literasi digital menjadi kebutuhan dasar yang harus dimiliki berbagai generasi, terutama Generasi Alpha.
Literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki generasi Alpha. Literasi digital merupakan pemahaman serta kecakapan individu dalam memanfaatkan tekonologi digital secara efektif dan efisien serta bertanggung jawab. Tidak hanya memberikan kemampuan untuk mengakses dan menggunakan teknologi, literasi digital juga untuk memahami, mengevaluasi, dan berinteraksi secara kritis dengan dunia digital yang kompleks. Menurut laporan UNESCO, literasi digital dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman sosial dan budaya pada anak. Lahir dan tumbuh pada era digital menjadi tantangan tersendiri bagi generasi Alpha. Mereka dituntut beradaptasi dan mampu mengaplikasikan teknologi dengan baik dan benar. Sehingga mereka perlu dibekali oleh keterampilan digital.
Literasi digital membekali generasi Alpha dengan keterampilan yang sangat penting untuk bertahan dan berkembang. Dengan banyaknya informasi yang beredar, generasi Alpha akan terpapar dengan begitu banyak informasi dan harus mampu menyaring serta memilah informasi yang akurat. Literasi digital membantu mereka untuk berpikir kritis, mengidentifikasi hoaks, dan mengakses informasi yang akurat dan berguna. Generasi Alpha juga tumbuh pada lingkungan yang tehubung dengan digital, dimana interaksi sosial cenderung banyak dilakukan secara virtual. Literasi digital membantu mereka berkomunikasi dengan baik di platform digital dan memahami dampak perilaku mereka di media sosial terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Literasi digital juga memberikan alat dan keterampilan untuk berkreasi. Mereka dapat belajar untuk membuat konten digital yang dapat menjadi sumber penghasilan dan peluang karier di masa depan. Tak hanya itu, literasi digital juga mengajarkan generasi Alpha untuk melindungi data pribadi dan berperilaku aman di dunia maya. Anak-anak dan remaja masa kini sangat terhubung dengan dunia maya, sehingga penting bagi mereka untuk memahami risiko dan ancaman yang ada di internet, seperti penipuan, perundungan siber (cyberbullying), dan pencurian identitas. Oleh karena itu, literasi digital diperlukan untuk membekali Generasi Alpha terkait penggunaan dan kegunaan media digital agar tidak tersesat dalam dunia digital saat ini.
Mengonsumsi informasi dengan cerdas sangat penting bagi generasi Alpha agar mereka dapat membedakan keakuratan informasi dan menghindari dampak negatif dari informasi yang menyesatkan. Strategi dalam mengonsumsi informasi pada generasi Alpha perlu disesuaikan dengan kecenderungan mereka. Strategi yang dapat diterapkan, yaitu pendidikan literasi media yang mengajarkan generasi Alpha untuk mengenali sumber informasi yang terpercaya dan memahami cara kerja algoritma media sosial. Mereka perlu mengetahui perbedaan antara informasi yang benar dan salah, serta memahami bagaimana filter bubble dan echo chamber dapat mempengaruhi pandangan mereka. Pendidikan literasi media dapat diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan ini dapat diterapkan melalui aplikasi pembelajaran berbasis smartphone. Menurut penelitian, aplikasi pembelajaran berbasis smartphone dapat meningkatkan minat baca anak-anak karena keterlibatan visual dan interaktivitas dari aplikasi tersebut. Strategi lainnya, seperti mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan mendorong mereka untuk selalu menyeleksi setiap informasi yang mereka temui. Mengarahkan generasi Alpha untuk berkontribusi membuat konten yang positif dan kreatif dapat membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab mereka terhadap dunia digital.
Keterampilan literasi digital sangat krusial untuk perkembangan generasi Alpha. Sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, mereka perlu dibekali dengan keterampilan literasi digital untuk menghindari penyebaran berita hoaks, memahami dampak media sosial, dan  mengelola identitas digital mereka dengan baik. Literasi digital juga membantu mereka memanfaatkan media digital secara positif dalam berbagai aspek kehidupan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang akan berguna dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan keterampilan literasi digital, generasi Alpha dapat menjadi penggguna media sosial yang cerdas, beretika, dan bertanggung jawab.
Sumber :
https://journal.moestopo.ac.id/index.php/abdimoestopo/article/download/3893/1600
https://edu.pubmedia.id/index.php/jtp/article/download/496/604/1699
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H