MASALAH SOSIAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN DALAM NASKAH DRAMA AIR MATA SENJA KARYA
Kehidupan sosial merupakan hal yang pasti terjadi di dalam suatu lingkungan. Setiap individu dengan pribadi dan perbedaannya masing-masing membuat terjadinya percampuran kultur dan interaksi sosial pun terjadi di kalangan sosial itu. Tidak jarang pula terjadi interaksi sosial dengan masyarakat lingkungan tersebut dengan masyarakat dari lingkungan lain. Hal itu pun lumrah terjadi dan lumrah pula menghasilkan yang biasa kita sebut masalah sosial. Masalah sosial adalah masalah yang tidak disadari secara langsung oleh masyarakat, namun tetap memiliki dampak. Masalah sosial seringkali diangkat menjadi topik yang relevan untuk dibahas dan dikembangkan melalui karya sastra dengan tujuan penginformasian ataupun penyelesaian secara tersirat dan artistik. Salah satunya dengan mengangkat masalah sosial ke dalam drama yang diawali dengan penulisan naskah sebelum pementasan drama dilakukan.
Hal ini juga sebagaimana dijadikan tema oleh seorang penulis kelahiran Teluk Dalam tanggal 12 Agustus 1993 yaitu Joni Hendri dalam karyanya yang berjudul “Air Mata Senja”.
Diceritakan bahwa Air Mata Senja ini merupakan naskah drama yang mengangkat masalah sosial yang umumnya terjadi antara dua lingkungan atau dua “kasta” yang berbeda. Diawali saat salah satu tokoh menyadari telah terjadi pencemaran lingkungan yang difokuskan pada sungai yang ada di naskah tersebut yaitu “Sungai Jantan”. Setelah itu tokoh-tokoh lain mulai menghiasi jalannya cerita dengan melakukan perlawanan, seperti keinginan untuk mengusir orang yang ingin mencemari sungai dengan limbah atau bahkan mengeksploitasi tanah di pinggiran sungai tanpa memikirkan keadaan krusial sungai yang sudah tercemar dan tidak menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu. Tentu hal-hal tersebut dapat memicu amarah para penduduk yang berada lingkungan sungai tersebut. Mereka juga masih mempercayai adanya penjaga sungai tersebut yang kemudian membantu para penduduk tersebut menyadarkan mereka yang merasa “kasta” mereka lebih tinggi dibandingkan siapapun termasuk penduduk lingkungan sungai tersebut.
Namun bagaimana masalah sosial yang berdampak pada lingkungan ini dideskripsikan oleh Hendri melalui naskah? Hendri sendiri membawakan masalah utama yaitu sungai yang tercemar dengan adanya penemuan oleh tokoh Orang Tua yang kemudian diakui oleh keempat manusia lainnya. Masalah sosial ini dikatakan juga secara hiperbola oleh tokoh orang tua yang dengan tegasnya mengatakan, “Air adalah dunia hidup kita!” Tidak hanya sekali atau dua kali, majas seringkali digunakan di naskah ini. Contoh ketika dibacakan bait “Senja menangis sayup-sayup di permukaan air” yang menggambarkan air bersih itu hanyalah impian semata yang ada di permukaan keinginan manusia. Keempat manusia juga seringkali berselisih, menggambarkan adanya perbedaan antar individu di satu lingkungan maupun lingkungan lainnya selain dari lingkungan itu.
Lalu masalah eksternal mulai menghampiri, ketika para pejabat eksklusif atau para kapitalis yang menggambarkan perbedaan kasta yang terjadi muncul. Sosok tersebut diperankan oleh tiga orang berkacamata untuk menjelaskan ketidakpedulian kaum mereka terhadap keasrian sungai serta berlaku sesuka hati seolah mereka kebal dari hukum yang berlaku hanya karena memiliki harta dan jabatan. Tokoh berkacamata ini berunding mati-matian untuk membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan tidak akan merugikan siapapun, bahkan untuk manusia lainnya di masa depan kita. Di tengah gempuran dari kedua belah pihak, ada tokoh pendukung yaitu Istri orang tua yang membuat drama ini mengandung sedikit unsur romansa yang tidak terlalu ditonjolkan namun tetap terlihat eksistensinya. Digambarkan sang Istri memiliki kesabaran yang cukup tipis dan tergolong memiliki banyak keinginan tanpa memikirkan realitanya, sementara si orang tua menegaskan bahwa mereka tidak bisa berlaku banyak dan gegabah terhadap apa yang terjadi, karena lawan mereka adalah kaum yang kasarnya memiliki kasta yang lebih tinggi, istrinya juga membantu untuk menyalakan ritual “tepung tawar” yang merupakan ritual adat asal Riau. Tidak hanya itu, Hendri menggambarkan adat dan juga legenda setempat dengan menghadirkan tokoh Tuan Kadi yang merupakan penjaga sungai jantan.
Gaya bahasa yang digunakan sangatlah penuh dengan kiasan, majas, dan kata-kata mutiara. Hendri dengan giatnya mengulang dan menegaskan bahwa masalah sosial yang diangkat ini sering menjadi permasalahan yang terabaikan, dengan penegasan baik menggunakan majas, ataupun syair dan bait puisi. Salah satunya Hendri memasukkan syair dari kutipan “Tunjuk Ajar Melayu” oleh Tennas Efendi tentang hilangnya eksistensi alam secara mengenaskan. Hendri juga cenderung menekankan karakter setiap tokoh yang sangat terlihat dari dialog dan monolognya. Orang tua adalah orang yang sangat peduli lingkungan, namun di saat yang bersamaan ia merasa “kecil” di lingkungan tersebut sehingga ia tidak melakukan apa-apa kecuali penyindiran halus. Istri dari orang tua merupakan orang yang penuh dengan ambisi untuk menyelamatkan alam dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, namun ia terlalu menggebu-gebu dan tergolong tidak memikirkan realita yang ada, ia juga mudah kesal dengan suaminya yang menghasilkan adanya sedikit bumbu romansa pada drama ini. Tuan Kadi dengan segala ketegasannya, sarkasme dan juga sinismenya yang dengan jelas mengutuk keberadaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini, bahkan ia menggunakan kalimat “Jangan sentuh tubuh-tubuh sungai, jangan perkosa kehidupan di dalamnya. Jangan!” yang menjelaskan keadaan dengan sangat sarkas namun tetap menggunakan majas yang mengandung kata-kata sensitif namun ditaruh di saat yang tepat. Tiga orang berkacamata juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada saat dimana salah satu dari mereka merasa bahwa eksploitasi ini merugikan pihak yang hidup dengan sungai sebagai penghasilan dan penghidupan mereka dalam berbagai aspek, namun tetap saja beberapa dari mereka menyetujui keras adanya eksploitasi lingkungan sungai, dibiarkannya limbah menggenang di sungai, dan keinginan mereka untuk “mencuci tangan” terhadap kejahatan yang telah mereka lakukan. Namun yang menjadi kesukaan saya pribadi di sini adalah karakter keempat manusia yang seringkali mendeskripsikan kejadian secara implisit maupun eksplisit dengan ekspresi, gerakan, dan juga pembacaan karya sastra. Tokoh manusia merupakan tokoh yang paling menjelaskan keadaan manusia sebagai makhluk sosial apabila ada beberapa hal yang terjadi dan dianggap mengganggu mereka, bahkan sampai di titik terjadinya penindasan.
Dari sisi Hendri sendiri, ia cenderung memberikan beberapa kritik secara implisit dan eksplisit. Seperti kritik sosial terhadap masyarakat yang kurang peduli akan sungai yang kotor dan tercemar, kritik terhadap suatu kelas sosial yang merasa lebih unggul dibanding lainnya sehingga menimbulkan perseteruan yang cukup sengit antara berbagai kelas sosial. Hebatnya Hendri, ia juga secara tidak langsung menyindir pihak yang tidak tegas dalam membuat hukum maupun peraturan bagi pelanggar perusak lingkungan.
Hal-hal yang bisa dipetik dari drama ini terutama dalam kehidupan sosial adalah menjaga keadilan, kebaikan lingkungan dan kebersamaan penghuninya. Ketika terjadi peristiwa yang sekiranya akan merugikan satu pihak, kita tetap harus bertindak sebelum terjadi perluasan dan persebaran peristiwa. Naskah ini membuat kita menyadari bahwa lingkungan adalah hal yang menopang hidup kita di dunia ini. Karena ketika alam sudah berbicara, maka disitulah manusia bisa mendapatkan balasannya dalam hitungan detik saja. Pentingnya menjaga lingkungan juga menjuruskan kita pada pentingnya menjaga sesama, kalau ada manusia yang ingin berpaling ke arah yang lebih buruk dan merugikan manusia lainnya maka sudah semestinya kita menasehatinya agar mereka sadar. Dengan adanya kehidupan sosial yang rukun, makmur, sejahtera, serta jauh dari masalah internal maupun eksternal maka akan berdampak baik kepada lingkungan dan alam sekitar yang kita tempati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H