Mohon tunggu...
Nabila Ardana
Nabila Ardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

bersenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Hidup Hedonisme, Pemicu Kekerasan dalam Rumah Tangga

12 Juni 2024   21:01 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:11 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang merusak integritas keluarga dan kesejahteraan individu. Salah satu faktor yang semakin mendapatkan perhatian adalah gaya hidup hedonisme. Hedonisme, yang berfokus pada pencarian kesenangan dan kepuasan materi, seringkali menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga, termasuk KDRT.

Gaya hidup hedonisme sering kali menekankan konsumsi berlebihan, status sosial, dan pencapaian materi sebagai ukuran kebahagiaan. Ketika salah satu atau kedua pasangan dalam sebuah pernikahan terjebak dalam pola pikir ini, tekanan untuk memenuhi standar hidup yang tinggi bisa meningkat. Pengeluaran berlebihan, utang yang menumpuk, dan ekspektasi yang tidak realistis sering kali menjadi sumber stres yang signifikan.

Tekanan finansial dan ketidakpuasan karena gaya hidup hedonistik dapat memicu perselisihan dan ketegangan dalam rumah tangga. Dalam situasi seperti ini, individu yang merasa tidak mampu memenuhi tuntutan atau merasa terjebak dalam situasi yang tidak memuaskan mungkin melampiaskan frustrasi mereka melalui kekerasan. Perasaan tidak cukup baik atau kegagalan dalam memenuhi standar sosial yang ditetapkan oleh gaya hidup hedonistik juga bisa memicu perilaku agresif.

Selain itu, gaya hidup hedonisme sering kali mempromosikan individualisme dan egoisme. Dalam konteks pernikahan, hal ini bisa mengurangi empati dan keinginan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Ketika pasangan lebih fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadi daripada kebahagiaan dan kesejahteraan bersama, konflik yang tidak terselesaikan bisa dengan cepat berkembang menjadi kekerasan fisik atau emosional.

Untuk mengatasi KDRT yang dipicu oleh gaya hidup hedonisme, penting untuk mendorong nilai-nilai seperti kebersamaan, empati, dan tanggung jawab bersama dalam keluarga. Pendidikan tentang manajemen keuangan yang sehat dan realistis juga bisa membantu pasangan menghindari tekanan finansial yang tidak perlu. Lebih jauh lagi, dukungan psikologis dan konseling pernikahan bisa menjadi alat penting untuk membantu pasangan mengatasi masalah yang mendasari dan memperkuat hubungan mereka.

Secara keseluruhan, meskipun gaya hidup hedonisme bukan satu-satunya penyebab KDRT, ia jelas merupakan faktor yang dapat memperburuk situasi. Dengan kesadaran dan upaya bersama, kita dapat bekerja untuk mencegah KDRT dan membangun keluarga yang lebih harmonis dan sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun