Wow hampir setahun aku tidak menyentuh tools "tulis artikel" di halaman kompasiana ini. Bukan suatu hal yang asing, tetapi agak kagok untuk menulis kembali.Â
Aku tidak tahu apakah yang aku utarakan ini akan sah dijadikan sebagai alasan atau bukan. tapi ada satu hal yang membuatku 'merasa' terhenti untuk menulis, yaitu karena aku tidak dapat memegang laptop selama hampir satu tahun ini. Alasannya adalah karena laptop di rumah hanya satu, sedangkan adikku sangat butuh untuk kelangsungan kuliah online.Â
Hingga tiba suatu hari ada kejadian yang pada akhirnya aku dan adikku memiliki dua laptop untuk digunakan sendiri-sendiri. Meski laptop bekas, tapi aku mensyukurinya. Bahkan sebenarnya pada laptop ini ada beberapa keyboard tak berfungsi. Tetapi aku harus bisa mensyukurinya. Daripada tidak menulis sama sekali, ya kan?
Aku bukan seseorang yang penyabar. Emosi awalnya ketika beberapa keyboard ini tak berfungsi karena sungguh menghambat. Jadi mau tidak mau aku harus dituntut untuk bersyukur walaupun awalnya menggerutu. Belum sempat aku tanyakan kepada tukang yang bersangkutan.Â
Semoga permasalahan laptop ini dapat terselesaikan. Apakah ini hanya sebuah alasan? Mungkin bagi sebagian orang akan berpikir seperti itu. Tapi sebagian orang lagi yang pernah berada diposisi yang sama sepertiku saat ini, mereka akan memahami kondisiku. Apakah ini diperbolehkan menjadi alasan?
Aku bingung. Tetapi ketika aku berusaha untuk bersabar dan bersyukur pun sangat sulit.
Hei kompasiana.. kamu kira aku tidak rindu?
Aku sangat rindu menulis. Rindu menatap layar laptop sambil membiarkan jemariku menari di atas keyboard diiringi dengan pikiran terbelenggu oleh ribuan kata yang siap dipublikasi. Tulisanku mungkin sangat sederhana, apalagi hanya bermodal menggunakan diksi sehari-hari. Tidak bisa puitis, pun tidak bisa memilih bahasa yang agak intelektual ataulah apa itu namanya.
Tetapi aku bersyukur bisa mengenali apa yang aku minati hingga detik ini. Tetap menyukai kegiatan menulis. Menulis tentang apa saja yang aku rasakan hingga sesuatu yang membuatku tidak nyaman.
Tidak semua orang suka menulis. Ya aku sangat menyetujui itu. Teman-temanku lebih suka berbicara di depan umum daripada harus menulis. Itu tidak berlaku untukku karena seorang introvert tidak suka keramaian.