Tetapi, aku tidak peduli bila tagihan pembelajaran murid tidak dapat menyelesaikan buku tema, toh tentang corona ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran supaya mereka mengerti tentang arti, bahaya dan pencegahan corona. Namun kembali lagi dari awal, setiap pengajar memiliki caranya masing-masing.Â
Soal penelitian kuantitatif, aku tidak begitu dapat menilai mereka secara akurat. Bila aku dapat memberi nilai yang adil sesuai dengan versiku, lalu apa kabar dengan karakter murid yang memang tidak dapat diukur dengan angka? Itu perlu pertimbangan juga. Sehingga untuk masalah nilai anak-anak, aku masih dapat mengambil dari data selama kegiatannya di sekolah saat sebelum adanya pandemi covid-19. Prinsipku sederhana, pokoknya dalam situasi yang sangat tidak kondusif ini, aku tidak ingin memberatkan murid dan orang tua hanya karena masalah nilai.
Di akhir paragraf, aku ingin berpesan kepada seluruh pembaca khususnya para pengajar dan orang tua. Walau saat ini kita berada ditengah-tengah kondisi dan situasi yang sulit, tetaplah semangat dan tetap tingkatkan rasa kemanusiaan terhadap wabah covid-19 ini. Teruntuk para pengajar diluar sana, tetaplah semangat memberi arahan dengan metode yang mudah diterima murid. Teruntuk para orang tua, luangkanlah waktu untuk anak dan tetaplah semangat membimbing anak dalam masa pembelajarannya di rumah. Semoga badai covid-19 ini segera berlalu. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H