Mohon tunggu...
Nabila PermataSari
Nabila PermataSari Mohon Tunggu... Penulis - Nabila

Your Only Life Once

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sehangat Soto Mie, Sehangat Kesuksesannya

22 Mei 2019   17:29 Diperbarui: 23 Mei 2019   07:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Soto Mie khas Mang Ohim (Dokpri)

Ohim Ibrahim atau yang biasa dipanggil Mang Ohim. Pria paruh baya yang berasal dari Ciamis tersebut merupakan penjual soto mie yang kini sukses dan terkenal. Mang Ohim biasa ia dipanggil. Kesuksesan yang mang Ohim raih semata-mata tidak datang begitu saja melainkan dengan segala usaha dan kerja keras yang kuat. 

Mang Ohim menilai dirinya yang dulu jauh sekali dari nilai-nilai positif dan religi. Hidup di lingkungan Tanah Abang membuat Mang Ohim terpengaruh akan dunia tidak baik. 

Bergaul dengan para preman bahkan sudah menjadi hal yang biasa bagi Mang Ohim. Pernah suatu waktu Mang Ohim ingin terlepas dari dunia tidak baik tersebut namun apa daya keinginan tidak sesuai dengan realitas yang ada. Keinginannya untuk beruhah menjadi lebih baik lagi selalu terhalang dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

Hingga akhirnya Mang Ohim memutuskan untuk pergi dari hiruk pikuknya ibukota dan hijrah ke Kota Bogor. Mengawali kehidupan di Bogor juga tidak semudah yang dibayangkan. Pertama kali tiba di Bogor pada tahun 2003. Memboyong semua keluarga dari Ciamis dan mengadu nasib di kota perantauan. 

Tinggal di rumah kontrakan kecil tidak membuat Mang Ohim patah semangat. Saat itu terbesit dipikiran Mang Ohim untuk mendirikan sebuah usaha. Usaha tersebut adalah bakso atau soto mie. Akhirnya dengan berbagai faktor dan melihat kondisi cuaca di Bogor Mang Ohim pun memutuskan untuk mendirikan usaha soto mie.

Gambar : Soto Mie khas Mang Ohim (Dokpri)
Gambar : Soto Mie khas Mang Ohim (Dokpri)
Dua tahun berlalu semenjak usaha soto mie Mang Ohim berdiri. Selama dua tahun tersebut juga Mang Ohim tidak mendapat keuntungan sama sekali. 

Selama itu juga Mang Ohim tidak menyangka bahwa uang hasil usaha yang ia dirikan diambil oleh karyawannya sendiri. Sebanyak lima orang yang menjadi karyawan Mang Ohim semuanya mengkhianatinya. Bahkan salah satu karyawan tersebut juga membangun usaha yang sama seperti mang Ohim. 

Kejadian tersebut menjadi pukulan besar bagi Mang Ohim dan keluarga, namun Mang Ohim menyikapi hal tersebut dengan hati yang tenang. Mang Ohim menjadikan musibah tersebut sebagai ajang untuk intropeksi diri dan mawas diri. 

Kesuksesan yang Mang Ohim raih hingga titik ini tidak menjadikannya sosok yang keras kepala dan tinggi hati. Anak-anak Mang Ohim tidak diharuskan meneruskan usaha yang sudah Mang Ohim bangun dengan susah payah tersebut. 

Mang Ohim memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk meraih mimpi setinggi mungkin. Hal itu terbukti dengan berhasilnya anak-anak Mang Ohim menjadi bagian dari kepolisian di Jawa Barat dan juga bagian dari salah satu perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia. Satu prinsip yang ditanamkan oleh Mang Ohim bahwa kejujuran dan ketulusan akan membawa kita kepada keberkahan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun