Mohon tunggu...
Nabila Amalia Supyana
Nabila Amalia Supyana Mohon Tunggu... Lainnya - Freshgraduate of Social Worker

write is a part of journey

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Anak Jalanan di Kabupaten Ciamis

7 Februari 2023   09:05 Diperbarui: 7 Februari 2023   09:09 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak jalanan adalah fenomena masalah sosial yang masih terjadi di Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu faktor anak turun ke jalan. Menurut United Nations Children Fund (UNICEF) ada tiga kategori anak jalanan yaitu

1. Anak yang tinggal dijalanan (Children inhabiting streets) yaitu anak jalanan yang lari drai keluarga dan hidup sendiri di jalan.

2. Anak yang bekerja dijalanan (children working in the streets) yaitu anak jalanan yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dijalan tapi masih teratur untuk pulang ke rumah.

3. Anak dari keluarga jalanan (and the children of street families) yaitu anak-anak yang tinggal bersama orang tua di jalanan.

Beragam masalah sosial seringkali muncul di berbagai daerah, salah satunya adalah anak jalanan yang berada di Kabupaten Ciamis.  Berdasarkan Dokumen statistik Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tahun 2021 terdapat 3.605 anak jalanan Jawa Barat. Selain itu, Dinas Sosial Kabupaten Ciamis telah mencatat pada tahun 2019-2020 sebanyak 22 anak jalanan. Dalam Jurnal Eksploitasi Anak Jalanan di Kota Bandung dan Kabupaten Ciamis Jawa Barat, Awalnya Kabupaten Ciamis tidak pernah ada anak jalanan, Namun pada tahun 2016-an mulai nampai fenomena anak jalanan, baik anak punk, pengamen dan anak dengan kostum badut. Wilayah Ciamis hanya menjadi wilayah persinggahan dan tujuan anak jalanan adalah ke kota yang lebih besar seperti Kota Tasikmalaya (Dwi Yuliani & dkk, 2022).

Berdasarkan penelitian Eksploitasi Anak Jalanan di Kota Bandung dan Kabupaten Ciamis Jawa Barat tahun 2022, terdapat gambaran eksploitasi anak jalanan di Kabupaten Ciamis yaitu anak jalanan melakukan aktivitas mencari uang (ngamen, badut jalanan, meminta) dengan melakukan aktivitas keseharian di jalanan seperti tidur, makan, dan ganti pakaian. Hal yang mendorong mereka untuk turun kejalanan adalah karena keinginan sendiri dan dorongan teman, banyaknya anak jalanan di Ciamis adalah usia Sekolah Dasar. Anak jalanan di Kabupaten Ciamis berlokasi berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan anak jalanan transisis cenderung tidak lama hanya sebagai tempat persinggahan saja. Kemiskinan menjadi salah satu faktor pendorong anak-anak turun ke jalan dan adanya pengaruh dari lingkungan sosialnya.

Penanganan masalah anak jalanan diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga sosial maupun masyarakat. Bebagai upaya harus dilakukan terkait pentingnya pendidikan bagi anak jalanan. Pada sejatinya, setiap anak diperlukan arahan dan pengawasan dari orangdewasa untuk membimbingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun