Mohon tunggu...
nabilaa maharani
nabilaa maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya nabila maharani. saya adalah seorang mahasiswa semester 7, saya selalu ingin belajar hal-hal baru. saat senggang saya suka menonton film baik dari barat ataupun korea selatan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketergantungan Tinggi Pada Sektor Pariwisata: Tantangan Pertumbuhan ekonomi di Bali

25 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 25 Desember 2024   11:48 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali, yang sering disebut sebagai "Pulau Dewata," telah lama menjadi magnet pariwisata internasional. Dengan pantai-pantai yang memukau, warisan budaya yang kaya, dan keramahan penduduk lokal, sektor pariwisata menjadi motor utama perekonomian Bali. Namun, di balik gemerlapnya destinasi wisata, ketergantungan yang tinggi pada sektor ini menimbulkan sejumlah tantangan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Peran Pariwisata dalam Perekonomian Bali

Sektor pariwisata menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali. Industri ini menciptakan jutaan lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti di bidang perhotelan, restoran, transportasi, dan seni kerajinan. Selain itu, pariwisata mendorong investasi dalam infrastruktur seperti bandara, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya.

Namun, ketergantungan ini menjadi pedang bermata dua. Ketika sektor pariwisata tumbuh, perekonomian Bali ikut terkerek naik. Sebaliknya, ketika terjadi gangguan, seperti pandemi COVID-19 atau bencana alam, ekonomi Bali terpukul sangat keras.

Ketergantungan yang Tinggi: Risiko dan Dampaknya

  1. Vulnerabilitas terhadap Krisis Global Ketergantungan pada pariwisata menjadikan ekonomi Bali sangat rentan terhadap faktor eksternal, seperti penurunan jumlah wisatawan akibat pandemi, resesi global, atau ketidakstabilan geopolitik. Selama pandemi COVID-19, jumlah wisatawan menurun drastis, menyebabkan kontraksi ekonomi yang signifikan.

  2. Degradasi Lingkungan Tekanan terhadap lingkungan akibat pariwisata massal juga menjadi isu serius. Peningkatan jumlah wisatawan berkontribusi pada eksploitasi sumber daya alam, polusi, dan kerusakan ekosistem, yang pada akhirnya dapat merugikan daya tarik Bali sebagai destinasi wisata.

  3. Ketimpangan Ekonomi Meskipun pariwisata memberikan keuntungan besar, distribusi manfaatnya sering kali tidak merata. Banyak pekerja di sektor ini yang bergaji rendah, sementara keuntungan besar cenderung dinikmati oleh investor besar.

Upaya Diversifikasi Ekonomi

Untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata, beberapa langkah strategis perlu diambil, antara lain:

  1. Pengembangan Sektor Pertanian dan PerikananBali memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perikanan. Diversifikasi ekonomi melalui peningkatan nilai tambah produk lokal, seperti kopi, kakao, dan produk laut, dapat menjadi alternatif pendapatan.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun