Mohon tunggu...
Nabila Alya Putri
Nabila Alya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Petualang yang tak kenal lelah dengan rasa ingin tahu yang besar. Saya suka menjelajahi tempat-tempat baru, mencoba berbagai hal, dan bertemu orang-orang yang inspiratif. Mari berbagi cerita dan pengalaman di sepanjang perjalanan!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Warisan Lebih dari Sekedar Harta: Menyelami Kisah Keluarga dalam "How to Make Millions Before Grandma Dies"

15 September 2024   17:25 Diperbarui: 15 September 2024   17:26 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster How to Make Millions Before Grandma Dies. (Dok. GDH 559/How to Make Millions Before Grandma Dies)

Film "How to Make Millions Before Grandma Dies" adalah sebuah drama keluarga asal Thailand yang dirilis pada tahun 2024. Film ini menawarkan pandangan mendalam tentang keluarga, cinta, dan nilai-nilai yang seringkali diabaikan dalam kehidupan modern.

Cerita dimulai dengan berita mengejutkan mengenai nenek (amah) yang menderita kanker stadium empat, dengan dokter memperkirakan bahwa dia hanya memiliki waktu satu tahun lagi untuk hidup. Dalam usaha untuk menjaga amah dari stres, keluarga memutuskan untuk tidak memberi tahu amah tentang kondisinya. Namun, keputusan ini memicu perubahan dramatis dalam perilaku anggota keluarga, terutama cucu-cucu amah.

Beberapa anggota keluarga, yang biasanya tidak peduli atau bahkan mengabaikan amah, mulai menunjukkan kepedulian yang mendalam, bukan semata-mata karena cinta tetapi juga karena motivasi untuk mewarisi harta yang akan ditinggalkan amah. Salah satu cucu, M, berhenti dari pekerjaannya sebagai gamer dan mulai merawat amah dengan harapan bisa mendapatkan warisan rumah yang bernilai. M berusaha keras untuk menarik perhatian amah dan menjadi cucu yang paling disayanginya.

Seiring berjalannya waktu, kondisi amah semakin memburuk. Akhirnya, amah memutuskan untuk mewariskan rumahnya kepada anaknya yang bernama Soei. Keputusan ini menimbulkan ketidaksetujuan dari anggota keluarga yang lain, terutama M dan anak pertama amah. Mereka merasa kecewa karena Soei dianggap sebagai anak yang tidak bertanggung jawab, tidak bekerja, dan memiliki banyak utang. M, yang merasa terkhianati, meninggalkan amah sendirian di saat-saat sulitnya.

Setelah rumah amah dijual oleh Soei, amah dikirim ke panti jompo. M merasa bersalah dan sedih melihat keadaan ini, sehingga ia memutuskan untuk merawat amah kembali di rumahnya. Momen ini menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Saat hari Imlek tiba dan keadaan amah semakin memburuk, anak pertama amah, Soei, meskipun awalnya enggan untuk menemui amah karena kekecewaannya, akhirnya datang setelah mendengar tentang kondisi buruk amah dan dorongan dari M.

Pada malam kematian amah, ketika dia hanya bisa terbaring di kasur, M berusaha menemani amah dengan penuh kasih. Ketika amah meninggal, tidak ada satupun kerabat yang hadir kecuali anak-anak amah. Sementara M sedang berdoa, telepon rumah berbunyi dan M menerima kabar dari bank. Ternyata, amah telah meninggalkan sejumlah uang yang cukup besar untuk M. Uang tersebut merupakan hasil tabungan amah selama bertahun-tahun, yang disimpan dengan penuh cinta dan harapan untuk M.

Film ini mengangkat tema tentang cinta dan tanggung jawab dalam keluarga, serta bagaimana motivasi pribadi dapat mempengaruhi tindakan seseorang. "How to Make Millions Before Grandma Dies" bukan hanya sebuah kisah tentang warisan materi, tetapi juga tentang warisan emosional dan nilai-nilai keluarga yang sering kali lebih berharga daripada harta benda. Dengan sinematografi yang menyentuh dan akting yang kuat, film ini berhasil menyajikan cerita yang penuh emosi dan refleksi, meninggalkan penonton dengan perasaan mendalam tentang pentingnya hubungan keluarga dan bagaimana kita menghargai orang-orang terkasih kita di saat-saat terakhir mereka.

Seperti halnya setiap film, karya ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang membentuk keseluruhan pengalaman menontonnya. Kelebihannya yaitu film ini berhasil menggambarkan perubahan karakter secara mendalam. Transformasi anggota keluarga dari yang tidak peduli menjadi penuh perhatian, serta dinamika antara M dan anggota keluarga lainnya, ditampilkan dengan cukup kompleks dan realistis. Ini memungkinkan penonton untuk merasakan konflik internal dan eksternal setiap karakter. Sedangkan untuk kekurangannya yaitu beberapa karakter, selain M dan amah, mungkin tidak mendapat pengembangan yang mendalam. Misalnya, karakter Soei dan anak pertama amah bisa terasa kurang terexplore secara mendalam, yang membuat motivasi dan tindakan mereka terasa kurang jelas. Secara keseluruhan, "How to Make Millions Before Grandma Dies" adalah film yang menghibur dan emosional, dengan kekuatan terletak pada penggambaran hubungan keluarga dan pesan moralnya. Meskipun ada beberapa kekurangan dalam hal klise cerita dan pengembangan karakter, kekuatan emosional dan tema yang diangkat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi film ini.

Meskipun ada banyak konflik dan kepentingan pribadi, film ini juga menunjukkan sisi positif dari tanggung jawab keluarga. M, yang awalnya termotivasi oleh keinginan untuk mewarisi harta, akhirnya menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab yang tulus terhadap amah, memberikan pandangan bahwa perubahan positif masih mungkin terjadi.

Salah satu pesan utama film ini adalah pentingnya kasih sayang dan empati dalam hubungan keluarga. Meskipun awalnya motivasi karakter mungkin tampak egois, film ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, kasih sayang yang tulus dapat berkembang dan mengubah pandangan seseorang.

Film ini mengajarkan bahwa warisan yang paling berharga sering kali bukanlah tentang benda atau uang, tetapi tentang nilai-nilai yang ditinggalkan oleh orang yang kita cintai. Dalam hal ini, uang yang diwariskan amah kepada M adalah simbol dari hubungan dan kasih sayang yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun