Kasus yang tercatat akibat perbaikan sistem deteksi dan pelaporan terhadap kasus tuberculosis menjadi kasus tertinggi sepanjang tahun 2024. Pemerintah telah diwanti-wanti untuk meningkatkan deteksi dan memastikan penderita TBC dapat terobati hingga tuntas sehingga kasusnya tidak semakin membesar. Tuberkulosis atau yang biasanya dikenal sebagai TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan TBC dapat terjadi saat seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, bersin maupun berbicara.
Beberapa gejala yang terlihat dari pengidap TBC adalah batuk berkepanjangan, nyeri dada, mudah lelah, berkeringat di malam hari serta badan demam dan meriang dalam waktu yang lama. Pada anak, gejalanya sedikit berbeda. Ada benjolan di bagian leher, berat badan turun, dan tidak nafsu makan. Apabila seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera waspada dan melakukan pemeriksaan serta berobat.
Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya berlangsung selama 6-8 bulan. Diobati dengan 4 antibiotik standar, termasuk rifampisin dan isoniazid. Ada beberapa kasus bakteri yang tidak merespons obat sehingga pengobatan dapat berlangsung cukup lama. Pencegahan tuberkulosis dapat dilakukan dengan cara melakukan vaksin BCG (Basillus Calmette-Guerin). Vaksin ini telah diterapkan sebagai bagian dari program imunisasi anak nasional dan telah terbukti memiliki efek perlindungan terhadap meningitis dan TBC pada anak-anak.
Sumber :
1. https://www.biofarma.co.id/id/announcement/detail/tuberkulosis-tbc-gejala-penyebab-dan-pengobatan
2. https://www.bbc.com/indonesia/articles/c3g081vlxlpo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H