Tia Setiawati, Perempuan kelahiran 27 september 1985 di Jakarta adalah perempuan yang puitis. Ia mengambil kuliah S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Teknik Sipil. Wanita puitis ini sudah mencintai dunia tulis-menulis sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama, namun baru berani menerbitkan buku sendiri pada tahun 2012.Â
Ia mencintai tulisan tulisan yang indah, khususnya puisi. Di dalam semua novelnya terdapat puisi puisi yang indah, salah satu contoh nya di novel ini. Tak hanya menulis di dalam buku, Ibu yang sudah memiliki pasangan hidupnya ini menulis tulisan tulisan indahnya di media sosial seperti di Tumblr. Di sana lah ia menuangkan ide ide nya yang salah satunya adalah puisi. Puisi-puisi yang di buat oleh Tia Setiawati ini berkisah romantis pada umumnya. Tulisan-tulisan indah itu ditulis berdasaran kejadian kejadian yang menimpa dirinya. Wanita cerdas itu adalah salah satu wanita yang kerap diam bila terjadi suatu masalah, jadi Ia memilih untuk menulis dibandingkan menceritakan kepada orang orang.
Novel ini adalah novel yang berbeda dari novel novel yang lain, tampilan novel ini seperti buku harian seorang wanita yang dibumbui oleh sajak sajak indah. Dari kebanyakan novel yang ada, biasanya novel menceritakan dengan utuh apa yang terjadi pada saat itu. Tetapi novel ini berbeda. Novel ini unik. Karya tulis yang indah ini sangat cocok dibaca oleh para perempuan. Puisi puisi yang Ia tulisan sangat menyentuh hati para perempuan saat membacanya. Tak hanya puisi semata mata, tulisan tulisan indah itu memberi beberapa tips untuk para perempuan dan motivasi. Tak hanya perempuan, di novel itu juga menyajikan tips dan motivasi untuk para lelaki juga.Â
Tema yang di angkat oleh Tia Setiawati di novel ini adalah perjuangan seorang wanita dengan semua kisah cintanya, mulai dari senang, sedih, bahkan hingga hubungan yang lebih serius lagi. Seperti yang kita lihat di halaman satu terdapat sepenggal kalimat pembuka yang sangat menyentuh "Perempuan. [Terlalu mencintai yang bahkan sudah pergi. Namun, buta melihat kasih yang begitu besar, yang membuat seseorang selalu tertinggal]." Â Dari kata kata tersebut kita bisa menebak bahwa cinta dari perempuan tersebut sangatlah besar.
Tidak ada alur yang disajikan di novel ini, tetapi halaman per halaman nya masih terlihat nyambung atau bisa di sebut juga saling berhubungan, seperti di halaman sebelas dan tigabelas. Di halaman sebelas menyajikan tentang "meninggalkan yang seharusnya ditinggalkan" dan di halaman tigabelas menyajikan tentang "Kau akan dicintai", dari kedua halaman tersebut bisa kita ketahui bahwa setelah kita meninggalkan sesuatu yang harus di tinggalkan kita akan dicintai (lega).Â
Tidak ada latar tempat yang disajikan di novel ini. seperti yang telah saya telaah dari buku ini, bahwa buku ini tidak memiliki latar tempat. Menurut saya penyebabnya adalah karena buku ini bukanlah seperti buku novel yang seperti biasanya. Buku novel pada umumnya menceritakan tempat kejadian nya, sedangkan di buku ini tidak ada, bisa kita lihat di halaman 144 "Tolong... jangan lagi ada disana. Aku ingin lekas melaju dari hatimu. Bukan terdiam selamanya disana" dari cuplikan kata kata tersebut bisa kita ketahui sang penulis hanya menuliskan kata "disana" tidak spesifik.
Tidak ada latar waktu di buku ini. bisa kita lihat sebagai contoh "sekian lama aku berdiam, mencintaimu di hatiku yang terdalam. Kupikir, semua itu cukup. Cukup, cukup merasa senang, melihatmu tersenyum, lalu tertawa riang. Aku tau kau bahagia, kurasa kau tak butuh aku ada." (halaman 175). Dari kalimat tersebut sang penulis hanya menuliskan kata "sekian lama" tetapi tidak benar benar spesifik kapan kejadian itu terjadi, dan di halaman lainnya pun sama seperti itu. Jadi saya menyimpulkan bahwa tidak ada latar waktu di novel ini.
Latar suasana yang di sajikan di novel ini sangat beragam. Ada senang, sedih, pengharapan bahkan cemas. Bisa kita lihat di halaman 4 "perempuan hidup dengan cita cita, bahwa nanti akan ada putra-putri penerus mereka, yang akan dengan cerianya memanggil dengan sebutan "ibu", "mama", pun "bunda". Maka mereka berjuang untuk menjadi perempuan kuat dan hebat, sekuat dunia yang menaungi mimpi mereka" Â dari kutipan kalimat tersebut bisa kita ketahui bahwa suasana yang ada pada saat itu adalah penuh pengharapan.
"ada perempuan yang sedang merindu. Rindu yang terlalu. Namun, ada hal yang membuatnya bertahan. Dari mengumbar rindu, yang belum tentu terbalaskan" (halaman 9). Dari kutipan tersebut kita bisa mengetahui bahwa sang penulis sedang bersedih karena sedang meratapi rindunya yang tak terbalaskan.
Tokoh tokoh yang ada hanyalah tokoh 'aku'. Tokoh 'aku' di dalam novel ini berperan sebagai perempuan yang memiliki perasaan yang sangat hebat. Ia berperan mewakili perasaan perempuan kebanyakan. Seperti yang kita ketahui, perempuan adalah makhluk Tuhan yang berhati sensitif, mudah terbawa emosi dan ia makhluk yang rentan akan menangis.Â
Di dalam karya tulis ini ia mendeskripsikan perempuan sebagai makhluk yang sempurna, walaupun ia merasa tersakiti, merasa sedih, merasa kecewa, mereka tetap tersenyum dan mengumbar kegembiraannya akan cinta dan kasih sayang kepada kaum pria. Sosok 'aku' di dalam novel ini adalah sosok yang memotivasi para kaum wanita diluar sana.Â