“berilah kekuatan sekuat baja, untuk menghadapi dunia ini,
untuk melayani dunia ini
berilah kesabaran seluas angkasa, untuk mengatasi siksaan ini,
untuk melupakan derita ini
berilah kemauan sekuat garuda, untuk melawan kekejaman ini,
untuk menolak penindasan ini
berilah perasaan selembut sutera, untuk menjaga peradaban ini,
untuk mempertahankan kemanusiaan ini”
― Subagio Sastrowardoyo
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Mereka mempunyai berbagai macam kepribadian,sifat,pendapat, dan cara memecahkan masalah mereka pun beraneka ragam. Sifat-sifat yang berbeda menimbulkan banyaknya keaneka ragaman cara pandang mereka mengenai sesuatu. Seperti seseorang yang memiliki sifat baik, Ia memecahkan masalahnya dengan sabar. Lain halnya dengan seseorang yang mempunyai sifat keras kepala, ia selalu memecahkan masalahnya dengan semau dirinya sendiri, dan tidak mau mendengarkan orang lain. Ada juga seseorang yang mempercayai agamanya sehingga Ia berpatokan terhadap kitab sucinya dan menyelesaikan masalahnya dengan menyerahkan semuanya kepada Tuhannya.
Humanisme berasal dari kata ‘human’ yang berarti manusia dan ‘isme’ yang berarti paham atau aliran. Jadi bisa kita simpulkan bahwa, humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Pandangan mereka bisanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.
Humanisme berpusatkan manusia dan tidak menerima hakikat Tuhan adikodrati di atas manusia, gerakan ini pada prinsipnya merupakan kecendrungan untuk “menggali potensi manusia dan alam secara mandiri” sejalan dengan nafas “kembali ke sumber” yang berarti pula sebagai “kelahiran kembali kebudayaan dan kesenian kuno”.
Menurut pandangan Islam, mulia atau rendahnya manusia tidak terletak pada wujudnya semata sebagai makhluk Tuhan, akan tetapi terletak juga bagaimana ia dapat menjadikan dirinya yang bermanfaat bagi sesame makhluk. Apabila manusia beriman kepada Tuhannya mereka akan mampu berbuat banyak dalam mengelola alam dan ia menjadi makhluk terbaik. Sebaliknya, apabila manusia ingkar dan berbuat kerusakan di muka bumi serta menghianati amanat yang luhur itu akan tercampak dalam kehinaan dan kenistaan.
Seiring berkembangnya zaman, banyak manusia-manusia yang berpikiran terlalu logis sehingga timbulnya kesesatan. Contohnya pada saat ini banyak sekali agama yang menyimpang seperti ISIS, mereka mengatasnamakan agama Islam sebagai tolak ukur mereka. Sedangkan dalam wujud nyatanya berbanding terbalik. Mereka merusak nama Islam di sebagian negara. Mereka menciptakan tujuan bagi diri sendiri.
Seperti yang kita ketahui, dunia ini semakin tua, dan mungkin sudah banyak manusia yang merusaknya. Tak hanya bumi yang dirusak oleh manusia, bahkan pada saat ini banyak manusia yang tidak memiliki kemanusiaan, ia tidak memikirkan apakah itu benar apakah itu salah, dimatanya semua yang ia lakukan untuk menyenangkan hati mereka. Saat ini, semakin banyak kriminalitas yang terjadi di muka bumi, dikarenakan ia yang tidak mempunyai kemanusiaan.
Bukan manusia itu bodoh, tetapi pada saat ini mereka sedang mempertanyakan hal-hal yang tidak perlu di tanyakan, hal-hal yang seharusnya jadi rahasia Tuhan, hal yang tak perlu di jawab. Biarkanlah itu menjadi rahasia Tuhan, kita sebagai manusia hanya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H