Sementara dilihat dari aspek lingkungan ilmu pengetahuan, masyarakat zaman Skolastik telah mengenal universitas-universitas (sekolah), metode pelajaran dan perpustakaan. Pemikiran Skolastik menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah. Pada awalnya Skolastik muncul di biara-biara di Gallia Selatan, dimana tempat tersebut merupakan penyimpanan hasil-hasil karya filsuf Yunani Kuno dan para penulis Kristiani. Pada masa ini rencana pelajaran-pelajaran sekolah meliputi studi bebas (Artes liberalis), yang menunjuk pada kumpulan-kumpulan pengetahuan.
Studi bebas. ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Quadrivium dan kelompok Trivium. Kelompok pelajaran quadrivium terdiri dari empat ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kenyataan fisik meliputi ilmu hitung (Aritmatik), Astronomis, ilmu ukur (Geometri), dan musik. Sedangkan kelompok pelajaran Trivium terdiri dari tiga kesenian meliputi tata bahasa (Gramatika), seni pidato (Retorika) dan logika.
Tokoh yang terkenal pada zaman Skolastik adalah Thomas Aquinas (1225-1274). Disamping itu ada sarjana- sarjana yang terkenal dari masa Skolastik diantaranya adalah Anselmus (1033-1109) dan Petrus Abaelardus (1079-1142). Anselmus menjadi uskup di Canterbury dan mengembangkan pemikiran dari Augustinus, sementara Petrus Abaelardus mengembangkan cara berpikir (metode dialektika) melalui rasionalitas untuk menjelaskan keberadaan dan kebenarana Tuhan.
Seperti halnya St. Augustinus, Thomas Aquinas juga ahli di bidang teologi dan filsafat. Menurutnya, filsafat merupakan sarana untuk meneguhkan akan keberadaan dan kebenaran adanya Tuhan. Filsafat berdasar pemikiran manusia, sedangkan teologi memerlukan wahyu yang kebenarannya mengatasi pemikiran manusia.
 Oleh karena jiwa merupakan obyek penelitian ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran melalui pengamatan empiris. Sedangkan roh merupakan obyek pembahasan dari agama melalui keyakinan dan keimanan. Oleh karena itu kedua pengertian tersebut tidak perlu dipertentangkan karena keduanya mempelajari dua hal yang berbeda.
Setelah kita bahas dapat kita kesimpulkan bahwa Pada masa ini terbaginya menjadi dua masa yaitu masa  Parastik yang mana dipimpin oleh bapak-bapak gereja, pemerintah dikuasai oleh gereja. Alasan mereka menolak filsafat Yunani, karena dipandang sebagai hasil pemikiran manusia dan menganggap bahwa sudah ada wahyu Ilahi. Akan tetapi ada juga yang menerima filsafat Yunani karena filsafat dipandang sebagai sarana sebagai penunjang kepada Tuhan. Dan sala satu filsuf yaitu Agustinus yang mana menolak pandangan sejarah yang bersifat siklis. Dan di masa Skolastik yang mana sudah mulai sekolah -sekolah biara.
 Sala satu filsuf nya yaitu Thomas Aquinas  berpendapat bahwa filsafat merupakan sarana untuk meneguhkan akan keberadaan dan kebenaran adanya Tuhan. Filsafat berdasar pemikiran manusia, sedangkan teologi memerlukan wahyu yang kebenarannya mengatasi pemikiran manusia. Kebenaran teologi berasal dari kebenaran Ilahi di dalam kitab suci dan juga berpendapat mengenai manusia yang secara Esenssial terdiri dari tubuh dan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H