Hari pertama di SMK PGRI 3 Malang memberikan kesan yang sangat berharga. Lingkungan sekolah yang penuh semangat, siswa-siswa yang antusias, serta interaksi ramah dari guru-guru menciptakan suasana yang positif. Dalam arahan awal, guru pamong menjelaskan berbagai hal penting mengenai kurikulum, karakter siswa, dan tantangan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran. Asistensi Mengajar di SMK PGRI 3 Malang berhadapan dengan siswa yang memiliki latar belakang dan karakter beragam sehingga hal ini menjadi salah satu tantangan utama. Di SMK, siswa tidak hanya dihadapkan pada pelajaran akademik, tetapi juga pada persiapan untuk dunia kerja. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran harus relevan dan kontekstual seperti materi yang diajarkan harus dikaitkan dengan studi kasus yang berhubungan dengan dunia kerja. Hal ini membantu siswa untuk melihat relevansi langsung antara teori dan praktik yang akan ditemui siswa dalam dunia nyata. Di ruang kelas, setiap siswa memiliki cerita unik yang tercermin dalam cara siswa berinteraksi dan belajar. Ada yang menonjol dengan antusiasme dan keberanian, tetapi ada pula yang menyembunyikan diri dibalik kesunyian. Dalam proses pembelajaran setiap siswa membutuhkan pendekatan yang berbeda. Bagi siswa di SMK PGRI 3 Malang motivasi menjadi hal yang paling dibutuhkan, terutama bagi siswa yang merasa bahwa pendidikan tidak memiliki relevansi langsung dengan kehidupan siswa. Dalam hal ini, sebagai mahasiswa Asistensi Mengajar perlu memberikan penguatan emosional yang menjadi langkah penting untuk menanamkan kepercayaan diri seorang siswa.
Asistensi Mengajar di SMK PGRI 3 Malang mahasiswa terlibat dalam kegiatan seleksi siswa baru, sehingga hal ini menjadi pengalaman yang sangat menarik. Pengalaman ini menjadi pengalaman mahasiswa dalam bagaimana sekolah menilai potensi calon siswa baru. Mahasiswa Asistensi Mengajar membantu mengatur jalannya seleksi, memberikan arahan kepada calon siswa baru, dan membantu pengisian data bagi calon siswa baru. Interaksi dengan para calon siswa baru menjadi pengalaman yang menginspirasi, karena terlihat semangat calon siswa baru untuk melanjutkan pendidikan meskipun berbagai tantangan mungkin menghadang.
Tanggungjawab dalam menjalankan piket harian di sekolah menjadi bagian lain yang tidak kalah penting dari Asistensi Mengajar. Piket tidak hanya sekadar mengawasi kelas, tetapi juga sarana untuk memahami dinamika harian sekolah. Piket harian sekolah menjadi pengalaman bagaimana kedisiplinan menjadi elemen penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, keterlibatan dalam pengelolaan kedisiplinan siswa saat datang ke sekolah atau mengawasi ketertiban di sekitar sekolah memberikan pelajaran tentang pentingnya komunikasi yang baik dalam membangun hubungan yang positif antara siswa dan pendidik. Dengan berbagai tanggungjawab ini, pengalaman interaksi dengan siswa menjadi momen yang penuh emosi. Ada siswa yang datang dengan penuh semangat, tetapi ada pula yang memerlukan lebih banyak perhatian karena menghadapi berbagai kesulitan, baik secara akademik, maupun personal. Dalam situasi ini, peran seorang pendidik menjadi sangat berarti, tidak hanya untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk mendukung siswa secara emosional. Dukungan sederhana, seperti mendengarkan keluh kesah ssiwa atau memberikan motivasi kepada siswa yang merasa putus asa, memiliki dampak besar dalam membangun rasa percaya diri siswa.
Kegiatan diluar kelas juga memberikan warna tersendiri selama pelaksanaan Asistensi Mengajar seperti keterlibatan mengikuti ekstrakulikuler. Siswa yang mungkin tampak pendiam di ruang kelas sering kali menunjukkan bakat luar biasa di bidang olahraga, seni, atau keterampilan lain di luar akademik. Pengalaman ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki potensi unik yang hanya ditemukan dan dikembangkan melalui pendekatan yang tepat. Guru-guru di SMK PGRI 3 Malang memberikan teladan yang luar biasa dalam mengelola berbagai tantangan pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga mentor yang mendampingi siswa dalam mengatasi permasalahan, baik di dalam maupun dil uar kelas. Dari guru, terlihat bagaimana kesabaran, empati, dan dedikasi menjadi elemen penting dalam membangun hubungan yang bermakna dengan siswa.
Asistensi Mengajar di SMK PGRI 3 Malang memberikan mahasiwa kesempatan untuk dapat terlibat langsung dalam berbagai kegiatan. Keterlibatan langsung dalam kegiatan menjadi pengalaman mahasiwa bagaimana setiap elemen di sekolah bekerjasama untuk menciptakan lingkungan belajar dan produktif dan menyenangkan. Kolaborasi antara guru, staf, karyawan, dan warga sekolah menjadi contoh tentang pentingnya kerjasama dalam dunia pendidikan. Pengalaman Asistensi Mengajar memberikan pemahaman bahwa pendidikan adalah tentang membangun hubungan yang bermakna. Setiap interaksi dengan guru, siswa, ataupun warga sekolah memiliki dampak besar.
Asistensi Mengajar di SMK PGRI 3 Malang memberikan pelajaran berharga tentang arti penting pendidikan. Lebih sekadar mengajarkan teori, pendidikan adalah tentang memberikan inspirasi dan harapan kepada siswa. Setiap siswa memiliki potensi untuk berkembang, dan peran seorang guru adalah membantu siswa menemukan jalan menuju potensi tersebut. Dengan pengalaman Asistensi Mengajar terlihat jelas bahwa pendidikan adalah alat untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan seseorang. SMK PGRI 3 Malang menunjukkann bagaimana sekolah menjadi tempat bagi siswa untuk membangun mimpi dan harapan meskipun tantangan selalu menghadang. Namun dengan adanya dedikasi para guru dan tekad siswa menjadi bukti bahwa pendidikan memiliki kekuatan untuk mengubah hidup. Asistensi Mengajar menjadi pengingat bahwa setiap usaha dalam pendidikan sekecil apapun memiliki arti yang mendalam bagi masa depan generasi muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI