Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupan Setelah Berhijrah

16 Maret 2022   02:04 Diperbarui: 16 Maret 2022   02:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya sudah lama saya ingin menuangkan pengalaman ini. Pengalamannya mudah, tetapi menimbulkan banyak risiko yang tidak semua orang rasakan. Tepat 2 tahun lalu saya dengan mantap memutuskan suatu keputusan hidup yang sangat besar bagi saya. Bukan main-main. 

Alangkah malu dan heran mengapa saya baru mengimplementasikannya. Padahal, sebagai muslimah hal ini harusnya sudah dilakukan sejak dulu. Lantas, mengapa saya memutuskan untuk menunggu waktu yang tepat? Pikirku dan orang lain yang menyaksikannya. Kehidupan tentang menghijrahkan diri. Ah, saya akhirnya berani mengatakan saya berhijrah dengan pelan-pelan. Yap, ini pengalaman yang saya rasakan.

Pertama saya pernah memberontak suatu kalimat "jadilah orang yang baik". Saya rasa hal itu tidak tepat. Orang yang baik itu harus melakukan apa supaya dicap baik? Orang baik tidak boleh salah? 

Hm, baiklah akan saya lengkapi dengan makna hijrah agar dapat dipahami. Menurut KBBI, hijrah sendiri memiliki dua arti. 

Pertama, hijrah adalah perpindahan/migrasi Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Mekkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy. 

Kedua, arti hijrah sendiri yaitu berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya). 

Selain itu, ada beberapa makna hijrah seperti dikutip dari @nu_online bahwa Syekh Ibnu Ajibah dalam Iqazhul Himam menjelaskan tiga jenis hijrah sebagai proses spiritual. Pertama, hijrah dari zona maksiat ke zona taat. Kedua, hijrah dari zona lalai ke zona sadar. Ketiga, hijrah dari alam raga ke alam rohani. 

Jika kita mengambil makna hijrah yang kedua dari KBBI dan Syekh Ibnu Ajibah maka hijrah bukan semata urusan kekayaan, profesi, pakaian, penampilan atau hal-hal kasat mata lainnya, melainkan merupakan komitmen keluar dari kegelapan ego dan jebakan ragawi menuju cahaya rohani yakni Allah SWT. Hijrah yang dilakukan dengan baik, maka dampaknya pun akan baik pula. Banyak hal-hal baik pula yang datang. 

Hal itu terkadang membuat kita banyak mengingat bahwa kita harus rendah hati, menghargai, dan tidak meremehkan orang lain. Lalu bagaimana dengan hijrah yang saya lakukan? Kehidupan seperti apa yang saya lalui? Bagaimana dampaknya?

Selama berproses, ada hari-hari dimana saya berpikir bahwa manusia yang berhijrah itu tampak keren dan ada hari-hari dimana saya bertanya-tanya apa yang akan saya lakukan dengan sesuatu yang saya miliki saat itu. Pada hari-hari dimana saya pikir saya sangat keren setelah berhijrah, saya sangat mengingat saya membenci diri saya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun