Mohon tunggu...
Nabila Putri Syasabil
Nabila Putri Syasabil Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Fatum Brutum Amorfati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Mengenal Jamu sebagai Obat Tradisional Keluarga Indonesia: Dari Sejarah hingga Khasiat

25 November 2020   20:13 Diperbarui: 29 November 2020   22:20 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis juga menyebabkan Indonesia mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. 

Tingginya curah hujan di Indonesia membuat sebuah keuntungan tersendiri yaitu keanekaragaman hayati yang beragam dibandingkan dengan negara beriklim subtropis lainnya seperti daerah beriklim sedang dan iklim kutub. Keanekaragaman hayati yang sangat tinggi ini dapat dilihat dari berbagai ekosistem yang ada di Indonesia.

Dalam buku Melestarikan Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai "mega diversity" jenis hayati dan merupakan "mega center" keanekaragaman hayati dunia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati setara dengan Brazil yang mempunyai daratan lebih dari lima kali besarnya. 

Indonesia yang jumlahnya sangat tinggi, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya (kompas.com, 1 September 2020).

Selain tingginya tingkat keragaman hayati tersebut, terdapat pula keunikan tersendiri yang ada pada tanaman di Indonesia, yaitu tanaman obat (biofarmaka). 

Beberapa contoh tanaman obat yang tumbuh di Indonesia antara lain kunyit, jahe, jahe merah, kencur, lengkuas, jinten hitam, dan kayu manis. Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja), Badan Litbangkes membuat data pengetahuan etnofarmakologi, ramuan obat tradisional, dan tumbuhan obat di Indonesia.

Dari hasil riset yang dilakukan Ristoja, terdapat 74 kelompok kegunaan ramuan, lalu terdapat juga 10 keluhan atau penyakit terbanyak yang ditemukan dalam riset Ristoja, yaitu demam, sakit perut, sakit kulit, luka terbuka, mencret, batuk, tumor/kanker, darah tinggi, kencing manis dan cidera tulang. Tumor atau kanker termasuk satu dari 10 besar penyakit yang ditangani dengan tanaman obat atau obat tradisional atau jamu.

Sebagai Warga Negara Indonesia, keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut harusnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Apalagi keunikan yang dimiliki tanaman di Indonesia seperti tanaman obat dapat menjadikan sebuah anugerah tersendiri, karena tanaman obat tersebut dapat dijadikan obat tradisional atau biasa disebut jamu. 

Jamu dipercaya memiliki khasiat tersendiri dan lebih mudah diperoleh mengingat banyaknya jenis tanaman obat yang dapat tumbuh subur di Indonesia.

Dari Masa Kerajaan

Jamu dipercaya secara turun-temurun memiliki khasiat dan dapat menyembuhkan penyakit. Penggunaan jamu secara turun-temurun tersebut selanjutnya menimbulkan pertanyaan, kapan sebenarnya jamu mulai dikonsumsi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun