Secara geografis, Malaysia memiliki posisi strategis yang diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Akan tetapi, letak strategis yang dimiliki oleh negara tersebut tersebut tidak selamanya mendatangkan keuntungan. Pasalnya, berbagai macam potensial bahaya seperti pembajakan, perampokan laut, penyelundupan barang illegal seperti narkoba ataupun persenjataan, juga mengintai. Parahnya, ancaman-ancaman tersebut memiliki pengaruh besar terhadap penyumbang kejahatan maritim Malaysia. Ancaman yang dihadapi oleh Malaysia dalam bidang maritim pun tidak hanya berlaku pada ancaman non-negara. Seiring berjalannya waktu, potensi ancaman konflik yang berasal dari negara mulai membayangi Malaysia. Salah satu faktor yang menjadi kontribusi terhadap munculnya  ancaman yang berasal dari negara adalah karena mulai timbulnya kekuatan-kekuatan baru, seperti China, India, Jepang, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut bangkit bersama dengan ambisi dan kepentingan ekonominya.
Posisi Malaysia yang strategis, membuat negara tersebut terlibat ke dalam beberapa konflik, salah satunya adalah konflik Pulau Spartly yang dipersengketakan oleh China, Filipina, Taiwan, Btrunei Darussalam, dan Malaysia. Meningkatnya berbagai macam isu ancaman maritim yang dialami oleh Malaysia, membuat negara tersebut kewalahan dalam menjaga sekuritasnya perairannya. Oleh karena itu, perlu bagi Malaysia untuk memformulasikan rencana strategis dan komprehensif untuk memastikan bahwa kedaulatan dan keamanan perairan negaranya terjamin dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu perdamaian nasional. Maka dari itu, Malaysia berusaha untuk meningkatkan keamanannya dengan menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat guna mengimbangi berbagai ancaman kekuatan yang muncul.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Malaysia terjalin pasca kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada tahun 1957. Setelah Perang Dingin dan peristiwa 11 September, hubungan Amerika Serikat dan Malaysia mencapai tingkat yang paling dalam. Penyebabnya adalah karena pergeseran Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat setelah adanya insiden terorisme tersebut.
Upaya Malaysia dalam mencari bantuan keamanan melalui membangun kerja sama dengan Amerika Serikat dapat dikenal sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan nasionalnya (national security). Dengan memperkuat kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat, Malaysia memiliki tujuan untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya kedua negara untuk meningkatkan kesadaran domain maritim, pengawasan perbatasan, dan kemampuan respons terhadap ancaman. Kolaborasi ini akan memberikan kontribusi untuk memastikan keselamatan dan keamanan jalur maritim, melindungi kepentingan vital nasional, dan mempromosikan stabilitas regional.
Malaysia adalah salah satu negara yang berfokus pada perlindungan kepentingan nasionalnya. Keterlibatan Malaysia di Spratly Sengketa pulau membahayakan keamanan maritim negara itu. Selain itu, Akan tetapi, Malaysia belum memiliki anggaran militer yang mencukupi untuk melakukan upgrade armada persenjataan baru maupun persenjataan using yang dapat menghambat misi dan menempatkan keamanan pada tahap kritis. Seiring waktu, Malaysia secara bertahap meningkatkan kekuatan angkatan lautnya dengan memperkenalkan kapal baru, seperti stealthy submarine dan kapal penjelajah.
Pada dasarnya bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat ke Malaysia berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, termasuk pendidikan keamanan, dan kontra-terorisme. Malaysia dapat meningkatkan pesawat RMAF (Royal Malaysian Air Force) dan menawarkan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk RMN (Royal Malaysian Navy) di bawah inisiatif MSI. Aset tersebut kemungkinan akan digunakan untuk pengawasan maritim dan operasi ISR (Intelligence, Surveillance and Reconnaissance) oleh RMAF dan RMN.
Dalam kerangka kerja sama antara pemerintah Malaysia dengan pemerintah Amerika Serikat, pihak Amerika Serikat terus berusaha untuk membantu pemerintah Malaysia dalam meningkatkan upaya keamanan maritim dan domain maritim atas perairan Malaysia. Hubungan kerja sama maritim Amerika Serikat-Malaysia semakin meningkat manakala kedua negara tersebut juga telah berkomitmen untuk menjalin diplomasi di bidang pertahanan, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, Malaysia harus mendapatkan keuntungan dari kerjasama bilateral yang ia jalin dengan salah satu kekuatan utama dunia, yaitu Amerika Serikat. Hal ini guna mendapatkan stabilitas keamanan maritim, mengurangi kesenjangan kemampuan, saling mendukung dalam meraih kepentingan, bantuan, serta peningkatan kerja sama penegakan hukum, dan mitra kolaboratif guna meningkatkan kemampuan maritim. Selain itu, sebagai negara nonblok, Malaysia dapat menjalin kerja sama atau perjanjian bilateral dengan negara manapun untuk berdiri sebagai negara netral.
Malaysia memperoleh berbagai keuntungan dalam kerja sama yang berfokus pada keamanan militer dan bagaimana negara tersebut akan melangsungkan kehidupannya pada jangka waktu yang akan mendatang. Hal ini meliputi strategi pncegahan untuk menghindari konflik dengan negara tetangga, stabilitas ekonomi dan politik yang lebih stabil, berbagi kepentingan bersama dalam pertempuran melawan terorisme dengan Amerika Serikat, mengejar pendidikan militer, dan merumuskan kebijakan luar negeri yang inklusif. Berbagai jalur diplomatik strategis, perjanjian pengaturan ekonomi, dan keamanan terkait jangkar asing Malaysia, memperkuat jaminan keamanan negara tersebut.
Keuntungan lain yang Malaysia dapatkan adalah Malaysia memperoleh dan memperkuat penerimaan kerja sama regional yang lebih besar, membangun kepercayaan, pengakuan internasional, kapasitas diri, meningkatkan keamanan ekonomi dan kesehatan, investasi perdagangan berkelanjutan, berbagi teknologi terbaru, serta peningkatan intelijen dan pertukaran informasi, dan nasihat hukum.
Upaya Malaysia untuk menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat pada dasarnya merupakan upaya balance of power negara tersebut untuk mengimbangi berbagai ancaman kekuatan yang muncul. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa negara tersebut berada pada posisi strategis di mana pada saat yang bersamaan, berbagai ancaman ikut berkembang seiring waktu. Kerja sama dalam bidang keamanan maritim yang diterapkan oleh negara tersebut dengan Amerika Serikat merupakan sebuah strategi berupa aliansi terkait dengan bagaimana bertahan pada dunia yang anarkis. Hal ini selaras dengan teori realisme yang mengambarkan keadaan dunia anarkis karena tidak adanya pemerintahan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H