Mohon tunggu...
Nabila Putri Balqis
Nabila Putri Balqis Mohon Tunggu... Lainnya - balqis

trying to write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Musim Penghujan Petani Banyuwangi

25 Agustus 2021   11:30 Diperbarui: 25 Agustus 2021   11:33 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seperti yang kita ketahui, musim di indonesia terbagi menjadi dua, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bagi para pelaku usaha tani, musim kemarau dianggap musim yang paling mengancam karena dapat menyebabkan kekeringan terhadap lahan pertanian sedangkan musim penghujan adalah sebaliknya. 

Hujan memang membawa berkah bagi para pelaku usah tani, pasalnya mereka tidak perlu repot mengupayakan berbagai cara untuk mengairi lahan pertanianya. 

Namun disini, hujan dapat pula menjadi ancaman bagi para pelaku usaha tani ketika debit yang dihasilkan terlalu banyak hingga membanjiri lahan pertanian mereka ataupun dengan terjadinya badai yang makin memperparah keadaanya.

Studi kasus pada Kecamatan Banyuwangi, Kelurahan Sobo, hujan deras yang melanda daerah tersebut pada bulan juni, menyebabkan petani mengalami kerugian karena sawahnya terendam banjir yang mengakibatkan mereka terpaksa memanen lebih awal untuk meminimalkan kerugian dan menghindari pembusukan akibat rendaman banjir tersebut.

Studi kasus lainnya terdapat pada Kecamatan Muncar desa Wringinputih, disana tanaman cabai para petani mengalami kerusakan akibat hujan yang deras yang melanda wilayah tersebut. 

Dan akibat dari hujan deras dengan debit air yang dihasilkan terlalu banyak tersebut, menyebabkan Sungai Tojo di desa wringinputih meluap. 

Hal ini berakibat fatal bagi para petani disana yakni berpotensi mengalami gagal panen karena tanamen mereka rusak tertutup lumpur bahkan tersapu aliran banjir. 

Banyak dari jenis tanaman petani disana yang mengalami kerusakan seperti, padi, semangka, cabai, jeruk, jagung, tomat, bawang merah dan para petani disana tentunya mengalami kerugian yang cukup besar

Akibat kondisi yang dialami petani disana, dari kementrian pertanian menyarankan petani di banyuwangi untuk melakuakan proteksi dirinya dengan Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP agar terhindar dari kerugian yang cukup besar karena AUTP merupakan asuransi yang digunakan untuk proteksi petani akibat perubahan iklim dan nantinya akan tetap memiliki modal ketika kembali ke musim tanam. 

Solusi lain yang dapat digunakan adalah dengan memprediksi waktu penanaman disesuaikan dengan iklim agar hal hal seperti diatas dapat diatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun