Mohon tunggu...
Nabila Aurellia
Nabila Aurellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang mahasiswa perguruan tinggi di bandung,Hobby saya membaca,menulis artikel dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jutaan Rupiah Raib Akibat Lelang Online, Korban Depresi Seketika!

16 Februari 2024   00:13 Diperbarui: 16 Februari 2024   00:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital saat ini, kegiatan lelang online melalui platform sosial media sepertiInstagram telah menjadi salah satu metode populer untuk mendapatkan barang denganharga yang dianggap lebih miring. Namun, dibalik kemudahan yang ditawarkan,terdapat sisi gelap yang mulai meresahkan banyak pengguna, terutama terkait denganmaraknya kasus penipuan. Salah satu korban yang berinisial SM telah mengalamikerugian yang tidak sedikit akibat penipuan lelang online.

Pada tanggal 25 Januari 2024 di Bandung, SM tertarik untuk mengikuti sebuah lelangonline yang diadakan oleh sebuah akun Instagram yang tampak profesional danmeyakinkan. Lelang tersebut menawarkan sebuah ponsel pintar dengan harga yangsangat kompetitif, yang membuat SM tanpa ragu untuk mengambil kesempatan tersebut.Dengan harapan dapat memenangkan lelang dan mendapatkan ponsel impian, SMmengikuti semua prosedur yang diminta oleh penyelenggara lelang, termasukmentransfer uang sejumlah 4 juta rupiah sebagai tanda jadi.

"Awalnya, saya sangat antusias dengan tawaran lelang tersebut, terlebih harga yangditawarkan sangat menarik," ungkap SM. "Namun setelah transfer, komunikasi terputus.Saya sadar saya telah menjadi korban penipuan. Saya bahkan sempat depresi."

Namun, setelah transfer dilakukan, komunikasi mulai terasa hambar. Akun yangsebelumnya responsif tiba-tiba menjadi sangat sulit untuk dihubungi. SM mulai merasaada yang tidak beres dan mencoba untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai akuntersebut. Sayangnya, segala upaya yang dilakukan hanya mengantarkan padakesimpulan pahit bahwa ia telah menjadi korban penipuan.

Kejadian yang menimpa SM bukanlah kasus yang terisolasi. Banyak pengguna laintelah melaporkan pengalaman serupa, di mana mereka tertipu oleh akun-akun lelangpalsu yang beroperasi di media sosial. Modus operandi yang digunakan oleh parapenipu ini cukup bervariasi, mulai dari membuat tawaran yang terlalu bagus untukditolak, hingga memanfaatkan testimoni palsu untuk meyakinkan calon korban.

Para ahli keamanan siber menekankan pentingnya masyarakat untuk lebih waspada dankritis dalam mengikuti lelang online. Beberapa tips yang bisa diikuti antara lain adalahmelakukan pengecekan latar belakang penjual atau akun lelang, tidak mudah tergiurdengan tawaran harga yang tidak masuk akal, dan selalu meminta bukti transaksi yangsah. Selain itu, sangat disarankan untuk menggunakan platform lelang online yang telahterverifikasi dan memiliki rekam jejak yang baik.

Menurut data yang dihimpun, kasus seperti yang dialami SM bukanlah peristiwa isolasi.Ratusan pengguna media sosial telah melaporkan pengalaman serupa, di mana merekatertipu oleh akun-akun lelang online palsu.Dr. Rina Kartika, seorang pakar keamanan siber, mengatakan, "Modus operandi penipuonline semakin canggih. Mereka menggunakan berbagai cara untuk meyakinkan calonkorban, termasuk dengan membuat tawaran yang sangat menggiurkan danmenggunakan testimoni palsu."

Pakar keamanan siber lainnya, Bapak Aji Santoso, menambahkan, "Penting bagimasyarakat untuk melakukan pengecekan latar belakang penjual atau akun lelang.Jangan mudah tergiur dengan harga murah, dan selalu gunakan platform yangterpercaya."

Setelah kejadian, SM mencoba untuk mencari keadilan melalui jalur hukum. Namun,proses ini tidaklah mudah. Kesulitan dalam melacak pelaku yang menggunakanidentitas palsu dan keberadaan fisik yang tidak jelas membuat penegakan hukummenjadi tantangan tersendiri. Meskipun demikian, SM tetap berupaya untukmembagikan pengalamannya sebagai pelajaran bagi banyak orang agar lebihberhati-hati dalam bertransaksi online.

Dalam menghadapi situasi ini, SM mencoba mencari keadilan melalui jalur hukum,namun menghadapi berbagai kendala. "Pelaku menggunakan identitas palsu dan sulitdilacak. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam penegakan hukum," jelas Ibu RitaSuharto, seorang pengacara yang menangani kasus penipuan online.

Kepolisian setempat juga mengakui kesulitan yang sama. Komisaris Polisi DediKurniawan, dari Direktorat Kriminal Khusus, mengatakan, "Kami terus berupayameningkatkan kemampuan kami dalam melacak pelaku penipuan online, namunmasyarakat juga harus aktif melindungi diri dengan lebih berhati-hati dalambertransaksi online."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun