Mohon tunggu...
Najma Nabila Savitri
Najma Nabila Savitri Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta, 20 Juli 1995. Bernama benar Najma Nabila Savitri dengan nama panggilan Bella. Sekolah, sekolah, dan sekolah menjadi kegiatan sehari-hari. Sangat menggemari dan menekuni musik dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Harus (Kembali) Menulis!

21 Agustus 2013   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada beberapa Kompasianers yang pernah membaca tulisan saya sebelumnya atau mungkin lebih banyak yang belum.

Saya sekonyong-konyong (asik) terheran sendiri ketika tadi iseng buka account Kompasiana saya. Ternyata saya sudah lama sekali tidak mem-posting tulisan di Kompasiana.

Cukup lama saya bergabung di kanal blog ini tetapi baru 6 tulisan yang saya tulis. Dan jarak waktu setiap tulisan cukup lama. Saya memposting tulisan pertama saya di Kompasiana pada tahun 2009, waktu itu saya masih kelas 8 (2 SMP). Cukup intens sampai 3 tulisan berikutnya di tahun yang sama. Lalu mulai ‘longgar’ sampai 2010 pada saat ramai-ramainya sidang pansus Century. Dan lamaaa setelah itu, yaitu akhir tahun 2012 ketika saya sudah kelas 12 (3 SMA). Dan sekarang ... Saya baru terdaftar sebagai salah satu mahasiswi di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Gak terasa lama juga ya ternyata. Time flies!

Cerita sedikit, namanya juga dulu masih ‘bocah’, waktu masih SMP nulis tulisan ini kaget sendiri yang baca 689 orang. Tiap hari diamati, sudah berapa orang yang baca, sudah nambah apa belum. Kaget-kaget senang gitu. Norak banget lah pokoknya.

Heran kenapa susah sekali menarik diri saya untuk menulis sampai tuntas dan mem-posting di Kompasiana atau di blog saya sendiri. Malu deh, nulis tinggal ngetik aja lama. Padahal banyak sekari pemikiran-pemikiran yang ingin saya bagi. Tetapi saya sering merasa kesulitan untuk menuangkannya dalam sebuah tulisan yang layak. Maksudnya, menyusun dan menuangkan pemikiran saya dalam kata-kata secara baik agar pemikiran saya dapat sampai kepada pembaca.

Harusnya di usia saya yang masih cukup muda saya bisa dengan mudah memutar otak, memaksimalkan kemampuan berfikir saya, karena saya belum merasakan beban hidup yang berarti jika dibandingkan dengan orang-orang dewasa (baca: tua. Hehe) yang sudah dipusingkan dengan urusan kehidupan yang pelik, kayaknya.

Iya gak, Oom, Tante? Yang pelik mana suaranyaaa? Yang pusing mana suaranyaaa? Yang cicilan macem-macem belum lunas mana suaranyaaa? Yang masih jomblo mana suaranyaa?

Sebetulnya yang mendorong saya untuk kembali menulis bukan sebuah peristiwa besar dan penting, tetapi hanya sebuah peristiwa sepele. Yaitu ketika saya yang mahasiswa baru diberi tugas oleh universitas untuk menulis sebuah esai dengan panjang hanya 1-3 halaman dengan isi masalah yang sedang happening di negeri ini beserta solusinya, sesuai dengan jurusan saya.

Saya merasa sangat tolol ketika saya susah sekali menentukan topik yang ingin saya angkat. Butuh 1 jam lebih untuk saya menentukan topik setelah bolak-balik menggantinya. Masalah tidak berhenti sampai situ, setelah beres menentukan topik, saya dibingungkan dengan masalah penyusunan kata untuk mendeskripsikan masalah yang ingin saya bahas.

Butuh waktu sangat lama bagi saya untuk menuliskan dengan jelas sasaran saya dalam mengangkat masalah tersebut sebagai topik esai saya. Perlahan-lahan saya mencoba untuk menuliskannya secara lebih layak.

Baru keesokan harinya saya dapat memikirkan solusinya. Saya heran kenapa begitu pusing bagi saya untuk memaparkan masalah tersebut sampai saya butuh istirahat sejenak dalam mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut.

Ternyata mencari solusi itu susah. Memang ya, complain itu gampang. Gampang banget, ngomel panjang lebar seharian tuh gak susah sama sekali, paling pegel dikit. Saya bisa menuliskan bagian masalah sampai 2 halaman. Tapi untuk menuliskan 2 paragraf solusi saja butuh waktu yang sangat panjang.

Nih. Catatan untuk orang yang doyan banget complain terus-terusan, marah-marah gak jelas, ngomel sana-sini, demo sampai bikin macet. Coba deh, misalnya dari 10 jam yang Anda pakai untuk marah tanpa henti, 1 jam Anda sisihkan untuk mencari dan memberi solusi dari 9 jam kemarahan Anda juga tanpa henti. Kalau bisa, tell me via Twitter @..... #eaaa gaul abis.

Balik lagi. Akhirnya pada hari itu saya belum juga menemukan solusi yang pas. Sampai mentok, akhirnya saya tinggal tidur. Baru keesokannya saya melanjutkan lagi. Padahal keesokan harinya itu adalah deadline untuk pengumpulan tugas tersebut. Hayo lo.

Sampai akhirnya 2 jam menjelang batas akhir pengumpulan esai, baru saya menemukan solusi yang menurut saya pas. Emang bener ya yang namanya The Power of Kepepet itu super banget. Tahu-tahu nemu aja gitu solusi yang (saya rasa) pas untuk masalah tersebut. Lancaaar aja gitu tangan ngetik terus pantang mundur sampai beberapa paragraf solusi.

Dan akhirnya, saya bisa mengumpulkan esai tersebut 30 menit sebelum batas akhir pengumpulan! *Kipas kipas* *Dadah dadah* *Nepokin diri sendiri.*

Jadi, pesan saya buat Adik-adik, Kakak-kakak, Masbro, Mbasis, Oom, Tante, Eyang, Mblo, sering-seringlah menulis dan membagi tulisan Kalian ke orang lain. Supaya gak kaget kalau misalnya ada suatu tugas atau keadaan yang mengharuskan Anda untuk menulis.

Dan saya akan sangat bahagia bila ada pembaca yang ingin memberi tips menulis yang baik untuk saya agar lebih percaya diri untuk menulis. Kritik dan saran yang membangun juga senang hati saya terima.

Terima kasih banyak!

Najma Nabila Savitri

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun