Desember 2023 – Januari 2024 lalu terdapat berita mengenai kasus kekerasan seksual yang pelakunya adalah ketua BEM nonaktif UI, Melki Sedek Huang.Â
Berita ini cukup menggemparkan sosial media, yang akhirnya banyak memicu diskusi, apakah ini agenda politik?Â
Apakah ini setingan yang dibuat oleh yang berkepentingan untuk membungkam Melki?Â
Masih banyak diskusi dan dugaan yang dilontarkan publik di sosial media.
Selain itu diawal, banyak media yang membingkai bahwa berita dari kasus kekerasan seksual tersebut hanya tindakan yang berkepentingan untuk membungkam dan mempersempit gerakan Melki yang vokal pada masalah pemerintahan.Â
Sehingga, keberpihakan publik terhadap korban kekerasan seksual tersebut jadi hanyut, dan lucunya banyak yang mempertanyakan tindakan kekerasan seksual seperti apa yang dilakukan Melki, sehingga dia mendapat sanksi dari Rektor UI.Â
Lucu ya? Lucu menurut saya, karena kebenaran sudah diungkap bahwa pelaku benar melakukan kesalahan, ada surat keputusannya, dibeberkan pula apa apa saja yang dilakukan pelaku, tapi kenapa banyak yang masih merasa ragu?
Kasus tersebut sudah diusut oleh Satuan Petugas Pencegahan dan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Indonesia dan hasilnya juga sudah diberitakan, sehingga pelaku juga sudah mendapat sanksi.
Tapi masih saja banyak yang mempertanyakan bagaimana investigasi dari Petugas PPKS UI dalam mengusut kasus tersebut.Â
Sampai sekarang perhatian publik pada keadaan korban juga tidak masif, cenderung sepi malah. Banyak publik yang menaruh perhatian terhadap kejanggalan dari kasus kekerasan seksual yang menurut mereka "merugikan" Melki karena agenda politik tadi (agar membungkam dan mempersempit gerak Ketua BEM UI tersebut).
Jujur ini miris sekali, kasus dan berita seperti ini seharusnya bisa menaruh perhatian publik pada keselamatan dan keamanan korban, tetapi malah sebaliknya yang terjadi.Â