"Megengan merupakan tradisi dan adat Jawa yang dipercayai untuk mengirim doa pada para leluhur dan menurut sentuhan Islam megengan sebagai bentuk rasa syukur untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan"
Di daerah saya biasanya menginjak bulan Ruwah atau Sya'ban, para tetangga sudah mulai melakukan Megengan secara bergantian. Bahkan menginjak tanggal 1 Ruah atau Sya'ban para tetangga sudah mulai melakukan tradisi Megengan secara bergantian di rumah masing -masing, tujuannya melakukan Megengan bergantian adalah supaya makanan yang di hidangkan bisa di makan dan tidak terbuang sia-sia.Â
Apa itu Megengan?, tentu bagi yang ada di pulau Jawa mendengar kata Megengan sudah tidak asing lagi, karena setiap tahun di Jawa Megengan adalah tradisi yang selalu di lakukan. Megengan adalah bentuk rasa syukur karena telah di beri sehat dan keselamatan sehingga bisa bertemu lagi di bulan Ramadhan. Megengan dipercayai oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk pengiriman doa bagi para leluhur.Â
Megengan bisanya membuat makanan yang di dalamnya ada nasi putih dan nasi gurih, ada ayam ingkung, serundeng, apem, dan pelengkap lainnya. Menu megengan biasanya lengkap dengan adanya kue apem yang tujuannya untuk mengenag para leluhur. Dan tradisi ini sudah turun temurun dari nenek moyang dulu.Â
Namun kini megengan sudah mulai dipermudah di daerah saya, tidak harus melakukan di rumah masing-masing yang tentunya banyak mengeluarkan biaya, mengengan sekarang sudah bisa dilakukan di mushola atau di masjid di sekitar rumah dengan cukup membawa menu megengan secukupnya.Â
Rangkaian acara megengan biasanya, setelah masyarakat sudah berkumpul lalu dibacakan surat yasin dan tahlil untuk mengirim doa para leluhur, dan tentunya juga membaca doa keselamatan ,kesehtan dan kelimpahan rejeki karena bentuk rasa syukur masyarakat sekitar menyambut datangnya bulan Ramadhan.Â
Dengan di lakukan di mushola atau di Masjid kini megengan tidak terlalu membebani masyarakat sehingga megengan bisa terus terlaksana setiap tahunnya.Â
Megengan juga dimaknai sebagai bentuk sedekah yang ditujukan untuk diri sendiri dan para leluhur. Sehingga dengan masih adanya tradisi megengan ini, tentunya harapannya bisa membawa keberkahan dan juga dengan tradisi megengan , masyarakat bisa guyup rukun berkumpul bersama dan saling menjaga silaturahmi antar warga.Â
Demikian tradisi megengan di daerah saya selama ini. Semoga tradisi megengan menjadikan hal positif bagi diri yang selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah selama ini pada kita dan bermanfaat bagi masyarakat umumnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI