Â
Cara Memanen Ubi Jalar Pakai Tangan
Kadang kami menanam ubi jalar walau biasanya tidak banyak karena orang tuaku pada waktu belakangan ini lebih fokus menanam jahe, padi darat, sayuran seperti kol dan cabai. Di daerah kami tanaman ubi jalar dapat tumbuh dengan baik. Para tetangga di kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Simalungun banyak menanam ubi jalar. Salah satu penghasil ubi jalar yang bagus adalah daerah Seribu Dolog dan sekitarnya. Biasanya, ubi jalar dari sana rasanya enak dan manis.
Di ladang kami, saat padi sudah menguning dan tak lama lagi akan panen, ubi jalar juga sudah dapat dipanen. Jagung yang berada di dekat padi juga tak lama lagi akan dipanen karena sudah masak, kulit dan batangnya sudah berwarna coklat, biji-biji jagung sudah keras.
Kalau di ladang ada ubi jalar atau ubi kayu yang sewaktu-waktu dapat dipanen umbinya, atau jagung yang dapat dimakan buahnya setelah direbus atau dibakar, itu pertanda baik terutama bagi kami anak-anak yang sedang bekerja di ladang terutama kalau jenis pekerjaan itu adalah menjaga burung agar tidak memakani bulir-bulir padi kami.
Aku dengan mudah dapat memanen ubi jalar hanya dengan pakai tangan saja. Tanah tempat menanam ubi jalar termasuk gembur, jadi tidak apa-apa kalau hanya mempergunakan tangan saja untuk mengambil buahnya dari dalam tanah.
Seru dan menyenangkan tentu saja kalau menemukan umbi-umbi dari ubi jalar. Setiap kali menemukan umbi di dalam tanah adalah sebuah kejutan yang menyenangkan. Kadang, aku kira sudah tidak ada lagi umbi di dalam tanah, eh, setelah dikorek-korek, masih ada lagi. Kadang kukira, yang nampak itu akan besar, eh, ternyata kecil. Kadang kukira, umbi yang nampak itu mungkin kecil aja, eh, ternyata lumayan besar. Itulah, sangat menyenangkan saat memanen tananam seperti ubi jalar ini karena umbinya tersembunyi di dalam tanah, tidak kelihatan. Berbeda dengan jenis tanaman yang buahnya kelihatan seperti terong, tomat, atau cabe atau jelok (labu).
Sebagian dari umbi-umbi dari ubi jalar yang kupanen itu kami bakar di ladang sambil menjaga burung. Kulit ubi jalarnya berwarna merah. Bagian dalamnya, apalagi setelah dibakar pakai kayu, warnanya kuning cerah. Rasanya enak dan manis. Benar-benar nikmat makan ubi jalar bakar hangat-hangat di ladang, yang baru saja diambil dari dalam tanah.
Begitulah salah satu kegiatanku sebagai anak kampung, sepulang sekolah atau semasa libur sekolah.***