Mohon tunggu...
Nabiel MuhammadSandyfulloh
Nabiel MuhammadSandyfulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo Saya Nabiel Muhammad Sandyfulloh bisa disebut nabiel atau nabil dengan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmoni Agama, Sosial, dan Budaya dengan Melihat dari Perspektif Interkoneksi dalam Konteks Kontemporer

18 Juni 2024   19:03 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:07 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p2/130/2024/02/05/001-Budaya-IISMA-1888132861.jpgsumber gambar

    

     Halo teman-teman! Dalam dunia yang semakin terhubung seperti sekarang, kita sering kali melihat bagaimana agama, sosial, dan budaya saling terkait satu sama lain. Keterkaitan ini tidak hanya memengaruhi cara kita beribadah atau merayakan tradisi, tetapi juga mempengaruhi cara kita berinteraksi satu sama lain di masyarakat.Di artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai tema perspektif interkoneksi ini, khususnya dalam konteks dunia kita yang modern ini. Agama, tentu saja, memiliki peran penting dalam kehidupan kita, tidak hanya sebagai panduan spiritual tetapi juga membentuk nilai-nilai yang membawa pengaruh dalam sosial dan budaya kita sehari-hari.

    Dunia globalisasi membawa tantangan dan peluang baru. Globalisasi memungkinkan kita untuk saling bertukar budaya, ide, dan pengalaman hidup. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa juga ada konflik dan ketegangan yang timbul dari perbedaan dalam pemahaman agama dan identitas. Dengan memahami bagaimana agama, sosial, dan budaya saling terkait, kita dapat lebih baik mengatasi tantangan ini dan mencari cara untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Artikel ini akan mengulas berbagai sudut pandang dan contoh konkret untuk mengilustrasikan bagaimana interkoneksi ini memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

     Perspektif interkoneksi dalam konteks kontemporer memungkinkan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya.  Dengan begitu dalam konteks pendidikan, perspektif interkoneksi sangat penting dalam mengembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik. Dengan menghubungkan berbagai subjek yang dikaji, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat. Perspektif interkoneksi juga memungkinkan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dengan melakukan:

  1. Pengembangan Kesadaran dan Kemampuan Peserta Didik:
    • Perspektif interkoneksi memungkinkan peserta didik untuk berpikir secara holistik dan menghubungkan berbagai subjek yang dikaji, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan global.
    • Dengan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat.
  2. Meningkatkan Kemampuan Menghadapi Tantangan Global:
    • Perspektif interkoneksi memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analisis, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan global dengan lebih baik.
    • Dengan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat.
  3. Meningkatkan Kemampuan Menghadapi Kompleksitas Masalah Sosial dan Budaya:
    • Perspektif interkoneksi memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analisis, sehingga mereka dapat menghadapi kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat dengan lebih baik.
    • Dengan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat.
  4. Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Nalar:
    • Perspektif interkoneksi memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan nalar dan menghubungkan berbagai subjek yang dikaji, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan global.
    • Dengan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat.
  5. Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Kesadaran:
    • Perspektif interkoneksi memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kesadaran dan menghubungkan berbagai subjek yang dikaji, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan global.
    • Dengan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat.

 


     Oleh karena itu dalam konteks pendidikan, perspektif interkoneksi sangat penting dalam mengembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik. Dengan menghubungkan berbagai subjek yang dikaji, peserta didik dapat memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat. Perspektif interkoneksi juga memungkinkan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan global.

     Sehingga dapat disimpulkan, perspektif interkoneksi dalam konteks kontemporer memungkinkan sintesis yang lebih luas antara ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan memahami kompleksitas masalah sosial dan budaya. Oleh karena itu, perspektif interkoneksi harus diprioritaskan dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan global. 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Aksiologi: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial. Volume 1, No. 2 (2021). E-ISSN: 2747-2752 / P-ISSN: 2774-5686.
  2. Sendjaja, Sasa Djuarsa. (2014). Pengantar Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.
  3. Abdullah, M. Amin et al. (2007). Islamic Studies, dalam Paradigma Integrasi Interkoneksi (Sebuah Antologi), diedit oleh Fachrudin Fais, Yogyakarta: SUKA Press.
  4. Assegaf, M. (2011). Filsafat Pendidikan Islam, Paradigma Baru Pendidikan Hadlari Berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun