Mohon tunggu...
Nabiel Fakriyah
Nabiel Fakriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nabiel

Penulis Sejarah. Mahasiswa Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Sejarah. Spesialisasi Sejarah Perang Dingin dan Sejarah Diplomasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ratu Kalinyamat Penguasa Jepara yang Gigih Melawan Portugis

14 Maret 2022   14:40 Diperbarui: 14 Maret 2022   14:44 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://tirto.id/kegigihan-ratu-kalinyamat-mengusir-portugis-cwCW

Sebelum terdapat RA Kartini yang menjadi figur perempuan yang berasal dari kota Jepara, terdapat tokoh perempuan lainnya yang berasal dari Jepara pula yaitu, Ratu Kalinyamat. Ia merupakan putri dari Kesultanan Demak yang terus berupaya agar Portugis meninggalkan wilayah Nusantara. Ratu Kalinyamat sendiri merupakan anak dari Sultan Trenggono yang merupakan putra dari Raden Patah. Sultan Trenggono sendiri adalah penguasa ketiga dari Kesultanan Demak. 

Suami Ratu Kalinyamat sendiri dibunuh oleh Arya Penangsang. Dimana Arya membrontak kepada Sultan Trenggono akibat permasalahan takhta. Karena dibunuh tersebut Ratu Kalinyamat akhirnya menjanda dan bertapa didalam goa hingga terbunuhnya Arya Penangsang. Pasca terbunuhnya Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat kembali diangkat menjadi bupati Jepara. Ia membuat Jepara menjadi pusat Angkatan Laut. Saat itu Jepara merupakan Pangkalan Angkatan Laut Kesultanan Demak. Ia juga merupakan tokoh yang menggalakan semangat anti-kolonialisme, hal tersebut dapat dilihat dengan ekspedisi 1551 M dan 1574 M di Malaka. Pertama kali melakukan ekspedisi militer untuk bala bantuan Kesultanan Johor, dan yang kedua berdasarkan permohonan kerajaan Aceh Darussalam. Ratu Kalinyamat juga memberikan bantuan kepada wilayah Maluku yaitu Kerajaan Islam, Kerajaan Tanah Hitu. Dimana juga termasuk salah satu dari kerajaan Islam di Ambon yang dalam ancaman Portugis. 

Ratu sangat antusius membantu terhadap kerajaan-kerajaan lain yang berada di luar Jawa, dikarenakan faktor keturunan terhadap Arya Damar yang merupakan kakek dari Ratu Kalinyamat melalui jalur ibu istri Sultan Trenggono. Arya Damar merupakan adipati Palembang meskipun beliau bukan orang melayu dikarenakan saat itu Arya Damar ditempatkan di Palembang sebagai wakil dari Kerajaan Majapahti. Arya Damar sendiri juga dihormati banyak masyarakat Palembang. Saat Majapahit runtuh Arya Damar tidak kembali ke Jawa tetapi tetap berada di Palembang.

Selain dari faktor kakeknya, ternyata rasa persaudaraan Ratu Kalinyamat dengan orang melayu juga keterkaitan dengan suaminya. Dimana sang suami merupakan putra dari Sultan Ali Mughayat Syah, Raja dari Kesultanan Aceh Darussalam. Nama Kalinyamat sendiri merupakan pemberian dari Sultan Trenggono untuk suami dari Putrinya yang bernama asli Pangeran Thoyib. Sebelum menikah Ratu Kalinyamat bernama Retna Kencana.

Setahun pasca wafatnya sang suami Ratu Kalinyamat mendapatkan surat dari Kesultanan Johor untuk mengirimkan bala bantuan. Meskipun saat itu beliau sedang suasana berduka, tetapi Ratu Kalinyamat tetap mengirimkan bala bantuan kepada Sultan Johor untuk melawan Portugis. Hal ini didasari pula dengan semangat anti-kolonialisme dari Ratu Kalinyamat. Beliau mengirim 40 kapal perang dan juga 4.000 tentara ke Malaka. Dimana saat tiba di Malaka, kapal yang berasal dari Jepara bergabung bersama Persekutuan Melayu dengan kekuatan 150 kapal. 

Meskipun begitu kekuatan gabungan tersebut masih kalah dengan Portugis, hingga akhirnya merugikan Jepara. Saat itu 2.000 Prajurit dari Jepara gugur, selain itu juga terdapat terjangan badai hingga kapal-kapal Ratu Kalinyamat menjadi hancur. Meskipun pada percobaan yang pertama gagal, Ratu Kalinyamat tidak menyerah. Pada tahun 1573 terdapat permohonan bantuan kembali oleh Kerajaan Aceh Darussalam Ratu kembali mengirimkan bala bantuan pasukan. Yang dikirimkan jauh lebih besar dimana saat itu Ratu Kalinyamat meminta panglima perangnya yaitu, Ki Demang Laksamana, untuk memimpin 300 kapal dengan 15.000 tentara. Namun, karena jarak tempuh yang jauh, pada saat pasukan Jepara tiba di wilayah Semenanjung Melayu, pasukan Aceh telah dipukul mundur hingga akhirnya Armada Jepara kiriman Ratu Kalinyamat menyerang Portugis tanpa bantuan dari Kerajaan Aceh. 

Terdapat banyak kapal yang akhirnya rusak dan prajurit yang gugur akibat melawan Portugis. Yang dapat kembali ke Jepara hanya sepertiga dari pasukan Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat sendiri wafat pada tahun 1579 M, yang menguasai Jepara selama 30 tahun. 

Refrensi:

tirto.id

okezone.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun