Malaysia dan Singapura. Terlebih kedua negara tersebut merupakan negara pendiri ASEAN dan merupakan pendiri ASEAN termasuk Indonesia yang saat itu diwakili oleh Adam Malik begitupun Tun Abdul Razak dari Malaysia dan Sinnathamby Rajaratnam dari Singapura.
Sebagai negara Asia Tenggara tentunya kita memiliki tetangga yang sangat dekat yaitu negaraKetiga negara ASEAN ini memiliki tokoh-tokoh penting yang membuat negaranya menuju modernisasi. Yaitu Presiden Soeharto sebagai Presiden Indonesia, Tun Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri Malaysia, dan Lee Kuan Yew merupakan Perdana Menteri Singapura. Seperti yang kita ketahui negara Indonesia berbatasan dengan Singapura di wilayah Batam dan berbatasan laut dan darat dengan Malaysia seperti di Kalimantan Utara dan Sumatera yang berbatasan laut dengan Semenanjung Malaya.
Baik Mahathir, Lee, dan Soeharto ketiganya merupakan tokoh yang memimpin secara tegas. Mereka mengontrol politik secara ketat untuk menjaga kestabilan negara mereka. Namun, dengan ketatnya politik mereka disanalah banyak dilakukan pembangunan ekonomi yang terjadi diketiga negara tersebut. Soeharto dikenal sebagai 'Bapak Pembangunan', Lee dikenal 'Bapak Singapura Modern' dan Mahathir dikenal 'Bapak Pemodernan Malaysia'. Ketiga ini meninggalkan warisan modernisme yang dikenang.
Soeharto dan Lee Kuan Yew
Bila kita melihat kedekatan antara Soeharto dan Lee Kuan Yew tanpa ragu Lee menyebut Soeharto adalah sahabatnya. "Sepanjang Periode 1970-1980 kami bertemu setiap tahun, untuk terus membina hubungan, kami bertukar pandangan, dan mendiskusikan hal-hal penting" sebut Lee. Persahabatan keduanya semakin kuat ketika menjelang kejatuhan Orde Baru tahun 1997-1998. Lee menentang tekanan dana dari IMF yang meminta mereformasi struktural Pemerintah Indonesia.
Seperti yang kita ketahui hubungan Indonesia-Singapura sempat mengalami ketegangan pada tahun 1968. Dimana 2 anggota KKO yaitu Usman dan Harun di eksekusi mati oleh Pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968. Pada tahun 1971, Lee Kuan Yew mengunjungi Indonesia Soeharto memberikan syarat kepada Lee untuk menaburkan bunga pada makam Usman dan Harun. Syarat yang tidak lazim tersebut dipenuhi oleh Lee, entah apa yang menjadi pertimbangan saat itu.
Soeharto dan Mahathir Mohammad
Persahabatan antara Soeharto dengan Mahathir tidak dapat diragukan. Sejak terpilihnya Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia pada 1981 sampai lengsernya Soeharto banyak hal terjadi antara mereka berdua. "Saya selalu mengikuti perkembangan berbagai kebijakan yang dijalankan pemerintah beliau. Maka kunjungan luar negeri saya yang pertama kali setelah saya dilantik (Perdana Menteri) menggantikan Datuk Hussein Onn pada 1981 adalah kepada Presiden Soeharto," tutur Mahathir yang dikutip Mahpudi dkk dalam Pak Harto: The Untold Stories.
Mahathir mengenang Soeharto sebagai tokoh yang tidak ribet dalam menyelesaikan permasalahan. Terlebih dalam masalah hubungan Indonesia-Malaysia. Mahathir sendiri mengatakan bahwa Malaysia memiliki permasalahan dengan Thailand, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia, tetapi Indonesia yang paling mudah diselesaikan.
Malaysia meminta Indonesia untuk menolong dalam mengirim guru-guru ke Malaysia. Saat itu kondisi pendidikan Indonesia lebih baik daripada Malaysia. Maka dari itu Indonesia membantu dalam membangun infrastruktur pendidikan di Malaysia. Banyak pula  mahasiswa-mahasiswa Malaysia yang berkuliah di Indonesia pada 1970an-1980an.